5 Dampak Bernapas dengan Mulut bagi Anak, Bisa Jadi Tongue Thrusting

Bernapas lewat mulut membuat iritan dan polutan tidak tersaring dan masuk ke saluran pernapasan

4 September 2022

5 Dampak Bernapas Mulut bagi Anak, Bisa Jadi Tongue Thrusting
Freepik

Sebagian dari kita mungkin tidak menyadari bagaimana cara kita bernapas karena itu adalah hal alami yang terjadi dengan sendirinya. Bernapas yang normal adalah lewat hidung, alih-alih bernapas lewat mulut. Namun, tahukah mama, jika anak bernapas dengan mulut, itu menandakan ada gangguan yang terjadi padanya?

Meskipun wajar jika anak bernapas dengan mulut sebagian saat berbicara atau berolahraga, tetapi pernapasan lewat mulut sendiri merupakan pola pernapasan abnormal yang diketahui berdampak serius pada kesehatan anak. 

Berikut ini Popmama.com merangkum dampak bernapas dengan mulut bagi anak yang penting Mama ketahui, dilansir dari Hill District Mums:

1. Mulut dan bibir kering

1. Mulut bibir kering
Freepik/Karlyukav

Dampak anak bernapas dengan mulut yang paling jelas terhilang adalah mulut yang kering dan bibir kering pecah-peeccah. Bernapas lewat mulut mengurangi produksi air liur dan meningkatkan penguapan air liur. Apabila mulut kering, maka meningkatkan risiko kerusakan gigi, radang gusi, dan menyebabkan bau mulut pada anak.

Editors' Pick

2. Asma memburuk

2. Asma memburuk
Freepik/prostooleh

Dampak anak bernapas dengan mulut apabila anak memiliki penyakit asma sebelumnya adalah kondisi yang semakin memburuk. Hal ini dikarenakan tidak ada sistem filter udara ketika anak bernapas lewat mulut, tidak seperti jika bernapas lewat hidung. 

Bernapas lewat hidung memungkinkan sistem filter udara yang menyaring iritan, polutan, dan alergen. Sementara bernapas lewat mulut sama dengan menghirup udara langsung yang kering, dingin, dan mengandung alergen.

3. Perubahan gigi dan langit-langit

3. Perubahan gigi langit-langit
hse.ie

Saat bernapas dengan mulut, lidah anak cendeurng mendorong. Saat lidah mendorong, lidah bersandar pada posisi maju dan turun. Adanya tekanan yang konstan pada gigi dan tulang rahang, dapat memengaruhi keselarasan gigi dan perkembangan rahang.

4. Menjulurkan lidah (tongue thrusting)

4. Menjulurkan lidah (tongue thrusting)
Freepik/cookie-studio

Untuk membantu menciptakan jalan napas, lidah bergerak maju. Hal ini mengembangkan kelainan yang disebut dengan tongue thrust swallow yang tidak normal. 

Tongue thrusting adalah kebiasaan menjulurkan lidah dan menekan gigi anterior pada waktu istirahat, selama berbicara, atau menelan. Akibat kebiasaan tersebut akan terjadi maloklusi. Untuk mengatasi kebiasaan ini dapat menggunakan peranti tongue crib lepasan atau cekat, demikian disebutkan dalam Journal of vocational Health Studies.

Mereka yang menderita kelainan ini mengalami gangguan bicara, seperti cadel pada suara "s" dan "z", di mana lidah menonjol di antara gigi depan. Sebagian juga mengalami gigi terdorong sehingga bentuknya agak maju ke depan.

5. Perubahan bentuk wajah

5. Perubahan bentuk wajah
Unsplash/Caroline Hernandez

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, bernapas lewat mulut dapat memengaruhi perkembangan rahang.

Dampak bernapas lewat mulut dalam jangka panjang yang dialami anak adalah efek serius pada pertumbuhan dan perkembangan rahang yang sempit, dengan dagu yang kecil.

Dampak bernapas dengan mulut ternyata serius ya, Ma. Sebaiknya jangan biarkan anak bernapas dengan mulut tanpa pengobatan yang tepat. Apabila mama melihat salah satu dari dampak ini pada anak, segera konsultasikan dengan dokter anak. 

Perawatan sejak dini dapat meminimalisir potensi risiko dan bahaya terkait dengan dampak anak bernapas dengan mulut sehingga memungkinkan anak menjalani hidup sehat dan normal.

Baca juga:

The Latest