Mengatasi Anak Tantrum Sebelum Tidur, Bagaimana Caranya?

Biarkan anak mengungkapkan perasaannya sampai lega ya, Ma.

6 September 2022

Mengatasi Anak Tantrum Sebelum Tidur, Bagaimana Caranya
Pexels/EKATERINA BOLOVTSOVA

Mengatasi anak tantrum sebelum tidur memang bukanlah hal yang mudah bagi orangtua. Seperti yang baru-baru diunggah di akun Tiktok @abang_corinth.

Dalam video yang diunggah sang Mama, Corinthians Manogari, seorang anak laki-laki tampak kesal terhadap sang Mama. Ia menumpahkan rasa kesalnya sembari menangis. Sang Mama menenangkan Corinth yang sedang emosi hingga akhirnya dapat menguasai emosinya. 

Lalu, bagaimana jika Mama yang menghadapi situasi seperti ini? Berikut ini Popmama.com merangkum tips mengatasi anak tantrum sebelum tidur yang dapat Mama terapkan:

1. Apa itu tantrum?

1. Apa itu tantrum
Freepik/Odua

Tantrum adalah situasi di mana terjadi ledakan emosi pada anak. Biasanya tantrum ditandai dengan sikap anak yang menangis, menjerit, marah, membangkang, merengek, menendang, memukul, dan keras kepala. Tantrum adalah bentuk rasa frustrasi anak terhadap emosinya yang terlalu besar sehingga ia tidak dapat mengelola emosinya secara tepat. 

Editors' Pick

2. Usia berapakah tantrum biasanya terjadi pada anak?

2. Usia berapakah tantrum biasa terjadi anak
Pexels/Tran Long

Umumnya, anak mengalami tantrum pada usia dua tahun. Pada usia ini, perkembangan bahasa anak mulai berkembang. Ia merasakan emosi yang besar, tetapi belum bisa mengatakan dengan jelas apa yang mereka rasakan dan butuhkan. Akhirnya, ledakan emosi dan tindakan agresif pun terjadi. 

Seiring dengan berkembangnya kemampuan berbahasa anak, biasanya tantrum anak akan mulai berkurang. 

3. Apakah tantrum hal yang normal?

3. Apakah tantrum hal normal
Freepik/Creativebird

Pada dasarnya, tantrum adalah kondisi yang normal pada anak. Meski membuat orangtua kewalahan, tetapi tantrum adalah bagian dari proses perkembangan yang dilalui hampir sebagian besar anak. Tantrum yang normal muncul karena anak merasa tidak nyaman, lelah, atau pun lapar. 

4. Seperti apakah tantrum yang tidak normal pada anak?

4. Seperti apakah tantrum tidak normal anak
Pixabay/dimitrisvetsikas1969

Ada tantrum yang normal, tetapi ada tantrum yang tidak normal pada anak. Ciri-cirinya antara lain:

  • Frekuensi mengamuk yang sering (dalam sehari bisa lebih dari sekali bahkan setiap hari)
  • Durasi mengamuk yang lama
  • Tindakan agresif saat tantrum yang melukai orang lain dan diri sendiri.

Apabila anak mengalami ciri-ciri seperti di atas, tantrum yang dialami anak bisa menjadi pertanda adanya gangguan emosional pada anak. Konsultasikan pada dokter apabila si Kecil menunjukkan ciri-ciri di atas ya, Ma.

5. Bagaimana mengatasi anak tantrum sebelum tidur?

5. Bagaimana mengatasi anak tantrum sebelum tidur
Freepik/liuntova

Tantrum bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Seringkali anak mengamuk tanpa alasan yang jelas atau mengamuk di malam hari. 

Mengatasi anak tantrum sebelum tidur memang membutuhkan kesabaran ekstra. Berikut ini beberapa cara yang dapat Mama lakukan:

  • Biarkan anak mengungkapkan apa yang dirasakannya. Jangan dihentikan, ditahan, atau pun dilarang menangis. 
  • Tawarkan pelukan pada anak. Pelukan dapat meredam amarah si Kecil karena ia tahu bahwa ia aman dan orangtuanya memedulikannya. 
  • Ketika anak sudah selesai mengungkapkan emosinya, lakukan komunikasi dua arah yang baik. Tak perlu terlalu banyak bicara. Tahan diri agar tidak ikut emosi ya, Ma. 
  • Bersikap tegas tentang batasan-batasan perilaku yang harus diikutinya.
  • Tantrum yang terjadi di malam hari biasanya terjadi karena anak mengalami kelelahan. Setelah anak tenang, pastikan anak segera beristirahat. Mama boleh membuatkan minuman hangat agar anak merasa lebih baik. 

Walaupun tampak melelahkan, bagi anak maupun orangtua, dengan cara yang tepat anak dapat belajar bagaimana mengelola emosinya. Ia akan tahu bagaimana melewati gejolak perasaannya dan mengenali label perasaannya. 

Semoga informasi ini bermanfaat untuk Mama dalam mengatasi anak tantrum sebelum tidur. Apabila Mama merasa kewalahan, tak masalah jika ingin berkonsultasi kepada dokter agar hubungan Mama dan si Kecil tetap harmonis.

Baca juga:

The Latest