Perkembangan Sosial Anak Umur 1 Tahun: Kehadiran Orang Baru

Bisakah anak usia 1 tahun mulai berteman dan berinteraksi dengan orang lain? Ini jawabannya

27 Juni 2019

Perkembangan Sosial Anak Umur 1 Tahun Kehadiran Orang Baru
Pixabay.com/skalekar1992

Mungkin Mama bertanya-tanya, "Kapan ya anakku mulai berkomunikasi dengan orang lain? Kapan ya anakku mulai berteman?" Sebetulnya, hal ini tergantung dari orangtua si Anak lho, Ma.

Semakin orangtua aktif mengajak anak mengoceh (sekalipun ia belum mengerti betul maknanya) dan merespon ocehan-ocehannya, tanpa disadari anak akan belajar berinteraksi dengan orang lain.

Anak akan menemukan sesuatu yang menyenangkan dari interaksi dan komunikasi dengan orang lain di luar dirinya. Bahwa dengan melakukan sesuatu (menunjuk, berbicara, atau gestur tubuh lainnya), orang lain akan meresponnya, bahkan mau melakukan apa yang ia minta. 

Kehadiran Orang Baru Selain Mama-Papa

Kehadiran Orang Baru Selain Mama-Papa
atlantisthepalm.com

Di usia 1 tahun ini, anak akan lebih banyak fokus ke bagaimana meningkatkan kemampuan fisiknya, misalnya berjalan dan mengambil barang.

Mama bisa jadikan momen ini untuknya berinteraksi dengan orang lain, misalnya kakek-nenek atau paman-bibinya. Ia akan sangat senang dengan keriaan keluarga, karena pada fase ini ia sedang banyak belajar memahami dunia di sekitarnya.

Sekarang, anak Mama mulai menikmati kehadiran anak kecil lain, baik itu yang seusianya atau yang lebih tua. Mama akan melihat ia mulai berani duduk mendekati anak lain, meski pada akhirnya mereka bermain sendiri-sendiri.

Hal ini dinamakan "parallel play". Nantinya di usia 18 bulan, anak akan mulai berinteraksi dengan teman mainnya meskipun berusaha melindungi mainan kesayangannya sendiri dari 'invasi' teman mainnya.

Si Drakula Kecil

Si Drakula Kecil
pixabay/Public Domain Pictures

Satu hal yang mungkin Mama temui adalah si Kecil yang tiba-tiba suka menggigit, entah itu orangtuanya atau bahkan orang baru yang ditemuinya. Hal ini terjadi karena si Drakula Kecil sedang mengeksplorasi apa yang bisa dilakukannya dengan giginya. 

Di sisi lain, si Kecil yang suka menggigit sebetulnya ini menyampaikan apa yang ingin dikatakan, tapi ia belum mampu. Menggigit merupakan bentuk lain dari tindakan yang agresif. Tetapi tenang, Ma, lambat-laun anak akan mengurangi tindakan agresif saat ia bisa mengungkapkan perasaannya lewat kata-kata.

Namun, jika anak Mama tampak begitu agresif dan sering menyerang orang lain (entah itu mendorong, menggigit atau memukul), Mama mungkin bisa mempertimbangkan mengobrol dengan dokter anak atau psikolog. Perilaku ini bisa jadi caranya menerjemahkan ketakutan atau kecemasan, misalnya takut ditinggalkan orangtuanya. 

Baca Juga:

The Latest