Bahaya Membonceng Anak pada Posisi Depan di Motor

Mengendarai motor bersama anak memang sering menjadi pilihan praktis bagi banyak orangtua. Tak jarang, demi alasan kenyamanan atau kemudahan mengawasi, anak dibonceng di posisi depan motor. Padahal, kebiasaan ini bisa membahayakan keselamatan si Kecil, lho.
Tanpa disadari, membonceng anak di posisi depan meningkatkan risiko cedera serius jika terjadi kecelakaan. Selain itu, posisi ini juga bisa mengganggu konsentrasi orangtua dalam mengemudi. Agar perjalanan tetap aman, penting untuk memahami mengapa membonceng anak di depan sebaiknya dihindari dan apa saja risiko yang mengintai.
Kali ini Popmama.com akan memberikan informasi mengenai bahaya membonceng anak pada posisi depan di motor yang dikutip dari akun Instagram dr. Made Wirabhawa, M. Biomed, Sp.OT, AIFO-K @orthopedi_bogor. Simak informasinya di bawah ini.
1. Anak berpotensi terpental ketika rem mendadak

Dalam sebuah unggahan video di Instagram pribadinya tersebut, dr. Made mengatakan bahwa ia baru saja selesai mengoperasi seorang anak yang tangannya terlindas mobil angkot. Ia mengatakan bahwa anak tersebut terpental saat sedang naik motor bersama Papanya.
Saat itu, di depan motor sang Papa terdapat sebuah mobil yang mengerem mendadak dan kebetulan anak tersebut sedang duduk di posisi depan, sehingga ia pun terpental ke depan. Beruntungnya, anak tersebut tidak memiliki cedera serius dan dalam kondisi yang stabil, serta tidak terdapat organ vitalnya yang terluka.
2. Jangan menormalisasi membonceng anak di depan

Sering kali, membonceng anak di depan dianggap hal biasa, apalagi jika melihat banyak orang di sekitar melakukan hal yang sama. Padahal, normalisasi ini sangat berbahaya. Hanya karena sesuatu sering dilakukan, bukan berarti itu aman atau benar. dr. Made juga sangat tidak menyarankan membonceng anak di depan, apalagi tidak memakai helm, atau memakainya hanya untuk sekadar formalitas saja.
Jika terus-menerus membiasakan anak naik motor di depan, bukan hanya membahayakan fisik mereka, tapi juga menanamkan persepsi keliru tentang keselamatan berkendara. Anak bisa menganggap bahwa keselamatan bukan prioritas utama, dan kelak saat mereka dewasa, mereka mungkin meniru kebiasaan yang sama tanpa menyadari risikonya.
Sebagai orangtua, kita bertanggung jawab untuk memberikan contoh yang baik dalam hal keselamatan berkendara. Salah satunya dengan menunjukkan bahwa menggunakan motor harus mematuhi aturan keselamatan, termasuk posisi duduk anak yang benar dan aman.
3. Ikuti aturan mengendara yang benar

Banyak lembaga keselamatan lalu lintas dan pakar kesehatan anak menghimbau agar orangtua tidak membonceng anak di posisi depan motor. Sebagai gantinya, anak sebaiknya duduk di belakang dengan menggunakan perlengkapan keselamatan yang sesuai, seperti helm berstandar SNI dan pegangan yang kuat.
Jika anak masih terlalu kecil untuk duduk di belakang dengan aman, disarankan untuk mencari alternatif transportasi lain, seperti mobil atau layanan ojek online yang menyediakan perlindungan khusus untuk anak-anak.
Selain itu, pastikan juga usia dan postur anak sudah memenuhi syarat untuk dibonceng motor. Anak yang terlalu kecil berisiko tidak mampu menjaga keseimbangan dan mempertahankan posisi duduk, meskipun sudah duduk di belakang.
Dengan mengikuti himbauan ini, Mama dan Papa tidak hanya melindungi keselamatan anak, tetapi juga membantu membangun budaya berkendara yang lebih aman untuk semua pengguna jalan.
Itulah informasi mengenai bahaya membonceng anak pada posisi depan di motor. Keselamatan anak harus menjadi prioritas utama saat berkendara. Membonceng anak di depan motor memang terlihat praktis, tapi risiko yang ditimbulkan jauh lebih besar daripada kenyamanan sesaat.