Kasus HFMD di Malaysia Naik, Ini Langkah Preventif untuk Jaga Anak

Meski musim kemarau biasanya identik dengan berkurangnya penyebaran penyakit seperti flu, orangtua tetap perlu waspada terhadap berbagai virus yang masih bisa menyebar, terutama di kalangan anak-anak. Salah satu penyakit yang tengah meningkat kasusnya di negara tetangga kita, Malaysia, adalah flu Singapura atau Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD).
HFMD merupakan infeksi virus yang umum menyerang anak-anak, terutama usia di bawah 7 tahun, meskipun orang dewasa juga bisa tertular. Penyakit ini ditandai dengan ruam merah di tangan dan kaki, serta sariawan di mulut.
HFMD disebabkan oleh virus enterovirus, terutama coxsackievirus A16 dan enterovirus 71, dan sangat mudah menular melalui berbagai cara, seperti melalui percikan air liur saat batuk atau bersin, kontak langsung dengan ruam kulit, menyentuh benda yang terkontaminasi, serta berbagi alat makan atau pakaian dengan penderita.
Kontak dengan tinja penderita, misalnya saat mengganti popok, juga menjadi salah satu sumber penularan.
Meski gejala pada orang dewasa sering kali ringan atau bahkan tidak terlihat, mereka tetap bisa menjadi pembawa virus yang menularkan kepada anak-anak atau orang lain di sekitarnya. Oleh karena itu, menjaga kebersihan tangan, tidak berbagi barang pribadi, dan membatasi kontak dengan penderita menjadi langkah penting dalam mencegah penyebaran penyakit ini.
Melihat peningkatan kasus HFMD di sekitar kita, penting bagi orangtua untuk memahami cara penularan dan melakukan tindakan pencegahan yang tepat agar anak-anak tidak mudah ketularan.
Dalam artikel ini, Popmama.com akan mengulas lebih lanjut mengenai lonjakan kasus HFMD dan berbagai langkah preventif yang bisa dilakukan.
Waspada! HFMD Meningkat 266% di Malaysia

Kasus Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) di Malaysia mengalami lonjakan drastis, dengan jumlah kasus mencapai 99.601 per tanggal 2 Juni 2025.
Berdasarkan laporan resmi dari Kementerian Kesehatan Malaysia, angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 266% dibandingkan tahun lalu, yang hanya mencatat 27.236 kasus.
Kenaikan tajam ini menjadi pengingat penting bahwa kawasan Asia Tenggara masih sangat rentan terhadap penyebaran HFMD.
Ketua Komite Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Negara Bagian Selangor, Jamaliah Jamaluddin, melaporkan bahwa Selangor menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi, mencatat 39.233 kasus hingga pekan epidemiologi ke-19 (EW19/2025), yang berakhir pada 10 Mei.
Ia mencatat lonjakan signifikan terutama sejak pekan ke-15 hingga ke-19, khususnya setelah pekan pertama perayaan Idulfitri.
Jamaliah menjelaskan bahwa peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya mobilitas masyarakat, kunjungan sosial, serta interaksi dekat antaranak di lingkungan padat seperti rumah sanak saudara, termasuk kebiasaan berbagi makanan dan mainan.
Selain itu, lemahnya sistem skrining di fasilitas penitipan anak turut mempersulit upaya mendeteksi dan mengisolasi anak-anak yang menunjukkan gejala.
Pernah Marak di Indonesia pada 2024

Indonesia juga pernah mengalami lonjakan kasus HFMD yang signifikan pada tahun 2024. Berdasarkan data yang tercatat, jumlah kasus meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dari 11.651 kasus pada 2023 menjadi 27.414 kasus pada 2024.
Meskipun lonjakannya tidak sebesar yang terjadi di Malaysia, peningkatan ini tetap menjadi peringatan serius bahwa HFMD berpotensi menjadi ancaman kesehatan masyarakat jika tidak ditangani secara tepat dan cepat.
Anak-anak, terutama balita, merupakan kelompok paling rentan terhadap penyakit ini karena sistem kekebalan tubuh mereka yang belum sepenuhnya berkembang. Selain itu, aktivitas mereka di lingkungan yang kurang higienis dibersihkannya, seperti di tempat umum, turut memperbesar risiko penularan.
Kurangnya kesadaran akan pentingnya kebersihan tangan dan etika batuk atau bersin juga menjadi faktor yang turut mempercepat penyebaran virus.
Karena itu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk tetap waspada. Upaya pencegahan seperti menjaga kebersihan lingkungan, mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat kepada anak-anak, serta melakukan skrining gejala secara berkala di fasilitas umum anak-anak, sangat diperlukan untuk mencegah terulangnya lonjakan kasus di masa mendatang.
Anak-anak Lebih Rentan

Melihat kasus yang terjadi di Malaysia, sebagian besar penyebaran HFMD ditemukan di lingkungan yang menjadi tempat berkumpulnya anak-anak, seperti pusat penitipan anak dan tempat bermain.
Jamaluddin juga melanjutkan bahwa sebagian besar klaster HFMD terjadi di pusat pengasuhan dan pendidikan anak usia dini, termasuk nursery, taman kanak-kanak, prasekolah/playgroup, dan tempat les (42,8%). Disusul oleh sekolah dasar (5%), daycare (3%), dan sekolah menengah (0,2%). Sementara itu, 49% sisanya terjadi di lingkungan rumah.
Tingginya angka kasus di kalangan anak-anak sangat masuk akal, mengingat sistem imun mereka yang masih dalam tahap perkembangan, sehingga membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi virus. Selain itu, anak-anak cenderung memiliki kebiasaan menyentuh berbagai benda bersama, berbagi mainan, atau bahkan menyentuh wajah temannya tanpa mencuci tangan lebih dulu. Saling kontak ini adalah hal yang paling memperbesar potensi penularan.
Oleh karena itu, lingkungan yang dipenuhi anak-anak, seperti daycare dan sekolah, seharusnya memiliki standar kebersihan yang ketat serta program edukasi pencegahan penyakit yang lebih rutin.
Langkah Preventif untuk Mencegahnya

Untuk mencegah penularan HFMD, penting bagi orangtua untuk menerapkan langkah-langkah preventif dalam kehidupan sehari-hari anak.
Jika anak sedang sakit, biasakan untuk mengenakan masker agar tidak menularkan virus kepada orang lain. Selain itu, jaga kebersihan lingkungan, terutama benda-benda yang sering disentuh anak, agar bebas dari virus dan bakteri.
Pastikan anak mendapat asupan nutrisi yang cukup dari makanan bergizi seimbang, serta tambahan vitamin dari sumber alami (real food) guna memperkuat daya tahan tubuh.
Ajak anak untuk lebih sering bermain di luar rumah dan terpapar sinar matahari pagi, agar kebutuhan vitamin D tercukupi. Vitamin D ini juga berperan penting dalam menjaga sistem imun.
Kini juga sudah ada vaksinasi Enterovirus 71 yang spesifik dapat mencegah potensi HFMD.
Dengan rutinitas sehat seperti ini, anak akan lebih terlindungi dari berbagai penyakit terkait.
Ma, itulah sekilas berita mengenai lonjakan kasus HFMD dan apa yang bisa dilakukan untuk mencegahnya. Sekarang, mulai perhatikan aktivitas si Kecil dengan lebih teliti lagi, yuk, Ma!