Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Nggak Perlu Teriak, Ini Cara Jitu Bikin Anak Langsung Mendengarkan

parents playing with their daughter
Freepik/tirachardz

Mengajak si Kecil mendengarkan orangtua seringkali seperti berbicara dengan tembok ya, Ma. Sering kali mereka asyik dengan dunianya sendiri, sementara permintaan kita menguap begitu saja.

Tenang, ini fase normal dalam tumbuh kembang anak kok! Biar nggak ikut frustasi, Mama dan Papa perlu memahami terlebih dahulu cara kerja otak balita yang masih berkembang.

Dengan pendekatan tepat, kita bisa "menyela" fokus mereka tanpa drama anak tantrum atau orangtua frustasi. Melansir dari berbagai sumber, berikut Popmama.com rangkum cara jitu bikin anak langsung mendengarkan orangtua.

1. Lakukan Pattern Interrupter untuk menarik perhatian anak

mom playing with her kid
Freepik.com

Dunia anak itu dipenuhi dengan permainan. Jadi, wajar jika mereka akan asyik sendiri dengan dunianya sampai sering kali membuat orangtua merasa geram karena nggak mau mendengarkan.

Studi Journal of Experimental Child Psychology membuktikan, balita butuh 8-10 detik untuk memindahkan perhatiannya. Itulah mengapa teriak dari jauh jarang berhasil, Ma.

Alih-alih meneriaki anak untuk memberikan perintah pada mereka, cobalah melakukan Pattern Interrupter atau trik menghentikan kebiasaan/lama anak sejenak bisa jadi cara jitu saat anak asyik bermain atau cuek.

Misalnya, dengan membisikan sesuatu pada anak untuk menarik perhatiannya, "Psstt... Mama punya rahasia nih!" Cara lain selain berbisik adalah berjongkok setinggi mata anak atau tepuk tangan 1x dengan ritme unik, yang mana cara-cara sederhana ini justru akan mengalihkan perhatian anak.

2. Berikan instruksi singkat

stunting
Freepik/jcomp

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa anak di bawah 5 tahun hanya bisa memproses 5-7 kata sekaligus. Lebih dari itu, informasi yang mereka terima akan "terbuang" dan membuatnya mengabaikan pesan tersebut.

Alih-alih Mama dan Papa memerintah anak seperti kalimat "Ayo cepat pakai baju, nanti kita jalan-jalan ke taman, jangan lupa bawa topi!" coba deh ganti kalimat yang lebih sederhana menjadi "Nak, pakai bajunya yuk!"

Jadi, ketika anak sudah melakukan apa yang diperintahkan, barulah Mama bisa menambahkan informasi lainnya secara perlahan pada mereka.

3. Bermain peran

kid tidy up her toys
Freepik.com

Bermain peran terbukti memberikan banyak manfaat dalam tumbuh kembang si Kecil, Ma.

Dalam Aulad: Journal on Early Childhood, terbukti bahwa metode ini mampu berkontribusi positif pada perkembangan sosial emosional anak, ditandai dengan kemampuan bermain kooperatif, memahami karakter, dan mengikuti alur permainan sesuai peran.

Metode ini efektif untuk membantu anak memahami kemampuan bekerja sama, mengelola emosi, menunjukkan empati, dan berkomunikasi. Pun saat orangtua ingin memerintahkan anak mengerjakan sesuatu, bermain peran bisa jadi cara yang tepat.

Jadi, daripada kita susah-susah berteriak yang jarang didengarkan anak, coba deh ganti dengan permainan peran. Otak anak merespons cerita lebih baik daripada perintah, Ma.

Jika Mama ingin memerintahkan anak untuk merapikan mainannya tapi tak kunjung didengar, coba ajak anak dengan cara seperti ini:

  • "Ayo jadi excavator yang mengangkat mainan!"
  • "Kita kayak putri di dongeng yang merapikan istana, ya!"

4. Berikan kontak fisik lembut

mom playing with her kid
Freepik.com

Selain berbisik atau melakukan pendekatan yang menarik perhatian anak, Mama juga bisa menerapkan cara jitu lainnya dengan memberikan kontak fisik lembut seperti sentuhan.

Studi menunjukkan bahwa sentuhan lembut di bahu bisa mengaktifkan sistem saraf parasimpatis yang menenangkan. Ini membantu anak beralih dari "zona bermain" ke "zona mendengar".

Tekniknya pun mudah, Ma. Mulailah dengan mendekati anak, jangan langsung berteriak dari jauh, ya. Kemudian, sentuh bahu anak secara perlahan selama beberapa detik dan tunggu sampai kontak mata dengannya.

Jika anak sudah teralihkan ke zona mendengar, baru deh perintah yang Mama instruksi pada mereka akan lebih mudah ditangkap olehnya.

5. Ajarkan sebab-akibat

mom playing with her kid
Freepik.com

Di usianya yang masih belia, inilah waktu yang tepat untuk orangtua menanamkan hal-hal penting sebagai pengalaman baginya.

Seperti diketahui bersama bahwa anak belajar terbaik dari pengalaman. Jadi, daripada mengancam, biarkan logika alamiah yang bekerja.

Misalnya, ketika Mama ingin memerintahkan anak untuk mandi, coba hentikan kebiasaan berteriak "Ayo mandi atau Mama marah!"

Sebagai gantinya, Mama bisa mengajarkan konsekuensi alami atau sebab-akibat yang membuat anak lebih mudah melakukan instruksi, seperti misalnya "Kamu mau mandi sekarang atau 5 menit lagi? Kalau telat, nggak sempat nonton kartun, lho."

Dari beberapa cara jitu di atas, memang nggak semua bisa langsung diterima dengan baik oleh anak, karena setiap anak memiliki keunikan tersendiri sehingga perlu menemukan trik yang paling cocok.

Yang terpenting, tetap tenang dan konsisten ya, Ma, Pa. Perlahan tapi pasti, si Kecil akan belajar menjadi pendengar yang lebih baik. Semangat!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Kid

See More

10 Rekomendasi Merek Suplemen Zat Besi Anak

18 Des 2025, 17:29 WIBKid