- Sayatan lebih kecil (minimal invasif), sehingga bekas luka lebih kecil dan lebih rapi
- Nyeri pasca operasi lebih ringan dibandingkan operasi terbuka
- Waktu operasi relatif lebih singkat
- Pemulihan lebih cepat, anak bisa kembali beraktivitas lebih awal
- Risiko infeksi lebih rendah karena luka operasi minimal
- Dapat mendeteksi hernia di sisi kanan dan kiri sekaligus hanya melalui satu sayatan
- Visualisasi organ lebih jelas karena menggunakan kamera laparoskopi
- Waktu rawat inap lebih singkat, umumnya hanya 24–48 jam
- Angka kekambuhan rendah bila dilakukan dengan teknik yang tepat
- Lebih nyaman untuk anak, terutama dari sisi kosmetik dan psikologis
Operasi Hernia pada Anak dengan Laparoskopi, Apa Saja Kelebihannya?

- Hernia pada anak ditandai benjolan hilang timbul di lipatan paha atau pusar. Meski sering tanpa nyeri, kondisi ini perlu diwaspadai karena bisa menimbulkan komplikasi serius bila terjepit.
- Penanganan hernia bergantung pada jenisnya. Hernia umbilikal bisa dipantau hingga usia tertentu, sementara hernia inguinal memerlukan tindakan operasi karena tidak dapat sembuh sendiri.
- Operasi laparoskopi menjadi pilihan modern karena minim sayatan, nyeri lebih ringan, pemulihan cepat, serta memungkinkan deteksi hernia kanan dan kiri sekaligus.
Hernia pada anak sering kali tidak disadari karena gejalanya tampak ringan, seperti benjolan yang muncul dan menghilang. Padahal, kondisi ini tidak boleh dianggap sepele karena bisa saja menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan tepat.
Seiring perkembangan teknologi medis, penanganan hernia pada anak kini semakin aman dan nyaman, salah satunya melalui prosedur operasi laparoskopi yang minim sayatan dan mempercepat pemulihan.
Untuk membantu orangtua lebih memahami kondisi ini, penting mengenali jenis hernia, gejala yang perlu diwaspadai, hingga pilihan penanganannya sejak dini.
Berikut Popmama.com rangkum informasi selengkapnya!
1. Hernia pada anak cukup sering terjadi dan perlu diwaspadai

Hernia merupakan kondisi yang cukup banyak ditemukan pada bayi dan anak. Kondisi ini terjadi akibat adanya kelemahan atau kegagalan penutupan dinding rongga tubuh, sehingga organ atau jaringan menonjol keluar dari tempat seharusnya.
Benjolan ini umumnya muncul di area lipatan paha, kantung kemaluan, atau pusar. Menurut dr. Karmile, Sp.B.A, dokter spesialis bedah anak RS Pondok Indah – Pondok Indah, hernia pada anak memiliki beberapa jenis.
"Jenis hernia yang paling sering ditemukan pada anak adalah hernia inguinal dan hernia umbilikal," jelasnya.
2. Kenali jenis hernia yang paling sering dialami anak

Hernia inguinal umumnya terjadi akibat kegagalan penutupan saluran alami di area selangkangan. Kondisi ini lebih sering ditemukan pada bayi dan anak laki-laki. Sementara itu, hernia umbilikal muncul di area pusar karena dinding perut tidak menutup sempurna sejak lahir.
“Hernia inguinal tidak bisa sembuh sendiri, sedangkan hernia umbilikal pada sebagian anak dapat menutup spontan seiring pertumbuhan,” ujar dr. Karmile.
Meski begitu, kedua kondisi tetap perlu dipantau secara rutin oleh tenaga medis. Misalnya untuk hernia umbilikal dokter dan tim akan memantau kurang lebih 2-4 tahun untuk progres dan kondisi dari hernia itu sendiri.
3. Benjolan hilang timbul jadi gejala awal hernia

Gejala hernia pada anak biasanya berupa benjolan yang muncul dan menghilang, serta tidak menimbulkan nyeri. Benjolan sering terlihat saat anak menangis, batuk, atau mengejan. Meski tampak ringan, kondisi ini tidak boleh diabaikan.
dr. Karmile mengingatkan bahwa hernia bisa menjadi berbahaya jika terjadi penjepitan. Pada kondisi berat, bahkan bisa muncul perut kembung dan BAB berdarah.
“Saat hernia terjepit, anak bisa rewel, muntah, nyeri hebat, dan benjolan tampak kemerahan serta menetap,” jelasnya.
4. Penanganan hernia disesuaikan dengan jenis dan kondisi anak

Sudah dijelaskan mengenai hernia umbilikal, dokter umumnya melakukan observasi hingga anak 4 tahun. Operasi baru dipertimbangkan jika benjolan tidak menutup, ukurannya membesar, atau muncul komplikasi tertentu.
Berbeda dengan hernia inguinal yang memerlukan tindakan operasi. Operasi bisa dilakukan secara terencana jika kondisi anak stabil, atau darurat bila hernia terjepit.
"Hernia inguinal tidak bisa sembuh dengan obat atau pijat, sehingga pembedahan menjadi satu-satunya pilihan," tutur dr. Karmile.
5. Operasi laparoskopi jadi pilihan modern yang minim sayatan

Seiring perkembangan teknologi medis, operasi hernia pada anak kini bisa dilakukan dengan metode laparoskopi. Teknik ini menggunakan kamera dengan sayatan sangat kecil, sehingga bersifat minimal invasif dan mempercepat pemulihan.
Ia menambahkan, pasien biasanya hanya perlu observasi 24-48 jam setelah operasi dengan risiko komplikasi yang sangat rendah jika dilakukan dengan persiapan yang tepat.
“Laparoskopi memungkinkan kami mendeteksi hernia kanan dan kiri sekaligus hanya lewat satu sayatan kecil di pusar,” kata dr. Karmile.
Berikut kelebihan operasi laparoskopi untuk hernia pada anak:
Itulah tadi informasi mengenai operasi hernia pada anak dengan laparoskopi. Semoga membantu ya!



-1wsWdZd1rcbwN90evtaWGFfo5d3OKThF.png)





-grpYhEkGs1iTG1WiSVjPaZvzDX5ENyXJ.png)








