3 Upaya Preventif Melindungi Kesehatan Anak, Jangan Sampai Lengah!

Menjaga kesehatan anak bukanlah sesuatu yang hanya dilakukan saat anak sakit atau di 1000 hari pertama kehidupan anak saja, melainkan sebuah proses berkelanjutan yang dimulai sejak dini.
Di tengah tantangan zaman yang terus berubah, semakin banyak bahaya yang mengintai si Kecil. Mulai dari paparan virus di lingkungan sekolah hingga pola hidup serba instan.
Perhatian terhadap tumbuh kembang anak seharusnya tidak berhenti setelah anak melewati fase 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Anak usia sekolah masih menghadapi berbagai risiko, terutama penyakit menular dan tantangan perkembangan yang kompleks.
Peran Mama sebagai orangtua menjadi semakin penting dalam menjaga daya tahan tubuh anak secara proaktif.
Sayangnya, tidak sedikit orang tua yang masih mengabaikan langkah-langkah ini karena kurangnya informasi dan kesadaran mengenai pentingnya pencegahan jangka panjang.
Berangkat dari urgensi tersebut, Halodoc sebagai pelopor layanan kesehatan digital, dalam rangka Hari Anak Nasional menginisiasi webinar Health Talk by Halodoc spesial Hari Anak Nasional pada Selasa (22/7/2025).
Sebuah kampanye yang membahas berbagai aspek menjaga kesehatan anak, terutama langkah pencegahan penyakit yang bisa orangtua lakukan.
Melalui webinar ini, dr. Jessica Sugiharto, Sp.A, selaku Mitra Dokter Spesialis Anak Halodoc menjelaskan tiga fondasi kesehatan anak. Yaitu vaksinasi rutin; asupan gizi, suplemen dan vitamin; serta pemeriksaan kesehatan menyeluruh.
Di artikel ini, Popmama.com akan membahas tentang 3 upaya preventif melindungi kesehatan anak. Langkah proaktif yang Mama ambil untuk menjaga kesehatan si Kecil harus berorientasi pada tiga fondasi kesehatan anak. Simak informasi berikut, ya, Ma!
1. Berikan vaksinasi booster pada anak usia sekolah

Vaksinasi adalah cara efektif untuk melindungi anak dari penyakit menular. Dengan memberikan virus atau bakteri yang telah dilemahkan, tubuh anak dilatih mengenali dan melawan infeksi, sehingga sistem imun menjadi lebih kuat dan siap menghadapi paparan di masa depan.
Pemberian vaksin yang lengkap dan tepat waktu mencegah komplikasi serius seperti kecacatan dan kematian, serta menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity) yang melindungi orang-orang di sekitar anak.
Selain itu, vaksinasi membantu mengurangi biaya pengobatan dan waktu belajar atau bekerja yang terpaksa hilang akibat sakit.
Sebagai dokter spesialis anak, dr. Jessica Sugiharto mengungkap tantangan terbesar vaksinasi anak di atas usia 2 tahun dalam webinar Health Talk by Halodoc spesial Hari Anak Nasional.
“Saya banyak menemukan orang tua beranggapan vaksinasi hanya penting sampai anak berusia 2 tahun, sehingga ketika jarak antar vaksin semakin jarang, vaksinasi lanjutan sering terlupakan. Padahal, setelah anak melewati 1.000 HPK, mereka tetap membutuhkan vaksin booster dan lanjutan untuk melindungi dari penyakit yang dapat dicegah.” jelas dr. Jessica Sugiharto pada Selasa (22/7/2025).
Jadi, setelah anak mama melewati usia 2 tahun, Mama perlu memberikan dosis lanjutan atau vaksin booster untuk memperbaharui kekebalan si Kecil terhadap penyakit tersebut.
Mama bisa memanfaatkan fitur layanan kesehatan digital seperti Halodoc yang menyediakan kartu vaksin, agar Mama bisa dengan konsisten menjaga kesehatan si Kecil dengan memenuhi kebutuhan vaksinasinya.
2. Penuhi asupan gizi, suplemen dan vitamin anak sesuai panduan medis

Selain vaksinasi, pemenuhan gizi seimbang memegang peran penting dalam menjaga daya tahan tubuh anak agar tidak mudah sakit.
Asupan makanan bergizi seperti protein, karbohidrat, lemak sehat, vitamin, dan mineral harus diberikan secara proporsional sesuai usia dan kebutuhan tumbuh kembangnya. Anak yang tercukupi gizinya akan memiliki sistem imun yang lebih kuat dalam melawan infeksi.
Melalui webinar Health Talk by Halodoc spesial Hari Anak Nasional, dr. Jessica Sugiharto menjelaskan secara rinci panduan kebutuhan gizi dan suplementasi anak sebagai berikut:
Usia 0–2 Tahun
Vitamin D
Dosis: 400 IU/hari
Keterangan: Mulai dari bayi baru lahir, terutama bila ASI eksklusif.
Zat Besi
Dosis: 1–2 mg/kgBB/hari
Keterangan: Mulai usia 4–6 bulan jika ASI eksklusif.
Vitamin K (khusus bayi baru lahir)
Dosis: 1 mg
Keterangan: Injeksi IM saat lahir.
Usia 2–5 Tahun
Vitamin D
Dosis: 600 IU/hari
Keterangan: Memenuhi kebutuhan vitamin D dan membantu penyerapan kalsium optimal.
Zat Besi
Dosis: 1 mg/kgBB/hari
Keterangan: Diberikan bila terjadi tanda anemia.
Kalsium
Dosis: 700 mg/hari
Keterangan: Diberikan jika asupan susu/sumber kalsium rendah.
Vitamin A
Dosis: 2x setahun (program pemerintah)
100.000 IU usia 6–11 bulan
200.000 IU usia >12 bulan
Usia 6–12 Tahun
Zat Besi
Dosis: 10 mg/hari
Keterangan: Suplemen bila diet tidak mencukupi atau ada tanda anemia.
Vitamin D
Dosis: 600–1000 IU/hari
Keterangan: Memenuhi kebutuhan vitamin D dan membantu penyerapan kalsium optimal.
Kalsium
Dosis: 1.000 mg/hari
Keterangan: Suplemen bila asupan susu/sumber kalsium rendah.
Usia 13–18 Tahun
Zat Besi
Dosis:
Laki-laki: 11 mg/hari
Perempuan: 15 mg/hari (menstruasi)
Keterangan: Suplemen berupa tablet tambah darah, terutama untuk remaja putri.
Kalsium
Dosis: 1.300 mg/hari
Keterangan: Masa puncak pertumbuhan tulang.
Vitamin D
Dosis: 600–1000 IU/hari
Keterangan: Memenuhi kebutuhan vitamin D dan membantu penyerapan kalsium optimal.
Asam Folat
Dosis: 400 mcg/hari
Keterangan: Diutamakan untuk remaja putri sebagai persiapan kesehatan reproduksi sejak dini.
Mama bisa mulai dengan menanamkan kebiasaan konsumsi buah, sayur, dan air putih yang cukup, sekaligus membatasi makanan tinggi gula dan pengawet.
Dengan begitu, si Kecil tidak hanya terhindar dari penyakit, tetapi juga tumbuh menjadi pribadi yang aktif, bugar, dan siap menjalani masa depan yang produktif.
3. Periksa kesehatan anak ke dokter secara berkala

Pemeriksaan kesehatan secara berkala pada anak adalah langkah preventif yang sering kali diabaikan oleh orangtua.
Padahal, melalui kunjungan rutin ke dokter, berbagai potensi gangguan kesehatan bisa dideteksi lebih awal, bahkan sebelum gejalanya muncul.
Misalnya, masalah pertumbuhan, gangguan perkembangan, defisiensi nutrisi, hingga kondisi kesehatan kronis dapat diketahui lebih cepat sehingga penanganannya pun lebih efektif dan tidak terlambat.
Melalui webinar Health Talk by Halodoc spesial Hari Anak Nasional, dr. Jessica Sugiharto menjelaskan secara rinci panduan pemeriksaan kesehatan anak sebagai berikut:
Sejak Bayi Lahir – 2 Tahun
Pemeriksaan rutin tiap 1 bulan:
Memeriksa kesehatan umum
Memantau pertumbuhan dan perkembangan anak
Pemberian vaksinasi sesuai jadwal
Usia 2–5 Tahun
Pemeriksaan setiap 6 bulan:
Pemeriksaan fisik dan mental
Pemeriksaan tumbuh kembang
Vaksinasi lanjutan
Usia 6–12 Tahun
Pemeriksaan setiap 1 tahun:
Pemeriksaan fisik dan mental
Pemeriksaan tumbuh kembang
Vaksinasi lanjutan
Usia di atas 12 Tahun
Pemeriksaan setiap 1 tahun:
Pemeriksaan fisik dan mental
Pemantauan pubertas
Vaksinasi booster
Itulah informasi mengenai 3 upaya preventif melindungi kesehatan anak. Sedia payung sebelum hujan, ingat bahwa lebih baik untuk mencegah daripada mengobati, ya, Ma!