Perkembangan Umum Anak Usia 4 Tahun: Makin Percaya Diri dan Aktif

Seperti apa perkembangan umum anak usia 4 tahun? Simak selengkapnya, di sini

24 Oktober 2019

Perkembangan Umum Anak Usia 4 Tahun Makin Percaya Diri Aktif
Freepik/Prostooleh

Selamat datang usia empat tahun! Pada usia ini, anak sedang giat-giatnya mengembangkan kemampuan fisik dan kognitifnya.

Tipikal anak usia empat tahun pada umumnya adalah energik dan sangat senang bersosialisasi. Tak heran, ia sangat bersemangat jika diajak ke pesta, ke acara playdate bahkan antusias menyambut masa pra-sekolahnya.

Percaya Diri dan Aktif

Percaya Diri Aktif
Pexels/BN

Anak usia empat tahun bisa diibaratkan sedang 'mekar-mekar'nya. Belajar dari sekitar dan apa yang sering dilihatnya, ia kini mulai percaya diri dan ekspresif.

Hal ini ditunjukkannya lewat cara bicara, gerak tubuh dan kemampuan artistiknya. Kemampuan bicara, berlari, menggambar dan membangun balok-balok permainan kini telah dikuasainya dengan baik.

Dari sisi sosialisasi, anak usia empat tahun kini dapat melebur bersama orang-orang dari berbagai usia. Mulai dari bayi hingga orang lanjut usia, anak usia empat tahun tidak lagi merasa canggung berada di sekitar mereka.

Semua orang yang ditemuinya tampak menarik, mulai dari kurir yang jarang ditemuinya, sepupu-sepupu hingga teman-teman baru di taman bermain.

Tak heran jika suatu saat Mama akan menemuinya mengajak bicara orang asing, karena bagi anak, mereka adalah hal baru yang mengundang rasa ingin tahu.

Peran Orangtua: Mengajarkan Pentingnya Privasi

Peran Orangtua Mengajarkan Penting Privasi
Freepik.com

Pada usia ini, anak sudah memiliki rasa keterikatan akan barang yang dimilikinya. Kado-kado yang diberikan padanya saat ulangtahun, akan diingatnya satu per satu. Oleh karenanya, orangtua perlu 'menghargai' hal ini dengan tidak sembarangan memberikan barang milik anak yang dirasa orangtua sudah tidak diinginkan lagi. 

Ajarkanlah anak pentingnya meminta izin terhadap privasi sejak dini. Pada awalnya anak tentu merasa keberatan jika barang miliknya diberikan pada orang lain.

Tetapi Mama bisa menjelaskan padanya, kepada siapa barangnya diberikan dan mengapa. Lambat laun, anak akan belajar tentang berbagi tanpa merasa haknya direnggut dan dipaksa.

Baca Juga:

The Latest