7 Tanda Anak Balita Manipulatif, Hati-Hati Orangtua Terjebak Drama

Lebih dari yang kita pikirkan, anak pintar dan cerdas dalam mengamati celah orangtuanya

18 Februari 2022

7 Tanda Anak Balita Manipulatif, Hati-Hati Orangtua Terjebak Drama
Freepik/user3222645

Anak mulai belajar bagaimana memanipulasi orangtua mereka sejak masih bayi. Ketika mereka masih kecil, mereka dengan cepat belajar bahwa menangis adalah cara untuk mendapat perhatian dari orangtuanya. Dari situ anak belajar cara untuk memalsukan tangisan agar mendapat lebih banyak perhatian. 

Seiring pertumbuhannya, anak ingin membangun kendali atas orangtua dan orang di sekitarnya. Sikap manipulatif ini jika tidak ditangani dengan baik, maka bisa membuat anak lepas kendali.

Begitu anak mengetahui cara memanipulasi orangtua dan dengan mudah mengelabui orangtuanya, mereka bisa bertindak semena-mena.

Berikut ini Popmama.com merangkum tanda anak balita manipulatif yang perlu orangtua ketahui secara jeli:

1. Emosi yang meledak-ledak

1. Emosi meledak-ledak
Freepik/liuntova

Sebagian anak tidak bisa menerima jawaban "tidak". Ketika orangtua tidak mengabulkan permintaan mereka, hal ini membuat mereka menjadi marah. Mereka menjadi tidak terkendali dan terwujud lewat emosi yang meledak-ledak, agresi, kekerasan, kekasaran, dan tangisan.

Perilaku emosional yang intens ini dapat membuat orangtua panik sehingga akhirnya menurut permintaan sang Anak.

2. Tantrum

2. Tantrum
Pexels/Anna Shvets

Tanda umum lain dari anak yang manipulatif adalah tantrum. Ledakan kemarahan ini sangat intens untuk waktu yang singkat sampai mereka berhasil mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka berusaha untuk mempermalukan orangtuanya, terutama saat di depan umum, agar orangtuanya menyerah dan menurut permintaannya.

Editors' Pick

3. Tangisan palsu

3. Tangisan palsu
Freepik/Kuprevich

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tangisan palsu adalah metode pertama yang digunakan anak untuk memanipulasi orangtuanya. Pada saat mereka masih balita, orangtua harus mengetahui perbedaan antara tangisan sungguhan dengan tangisan manipulatif. 

Jika anak mulai menangis atau merengek hanya ketika mereka tahu orangtuanya berada dalam jangkauan pendengarannya, itu artinya mereka sedang mencoba memanipulasi orangtuanya. 

4. Berbohong

4. Berbohong
Freepik.com/@user18526052

Untuk mendapatkan sesuatu yang lebih dari orangtuanya, anak mungkin akan berbohong atau berlagak menjadi korban untuk menunjukkan bahwa orangtua mereka tidak cukup baik. Hal ini membuat orangtua terpaksa memberikan lebih dari yang diperlukan sang Anak. 

5. Mengadu domba

5. Mengadu domba
Freepik/freepik

Teknik manipulasi lain yang harus diwaspadai orangtua adalah mengadu domba orangtua yang satu dengan yang lain.

Jika Mama mengatakan tidak, mereka akan mencoba membujuk ayah untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. 

Untuk menghadapi ini, orangtua harus tetap konsisten satu sama lain. Jika tidak, anak akan segera mengetahui siapa orangtua yang mudah menyerah dan jatuh ke dalam jebakan manipulasinya.

6. Anak memiliki target yang jelas

6. Anak memiliki target jelas
Freepik/user12952888

Karena usianya masih kecil, anak belum tahu caranya bertindak manipulatif di hadapan semua orang secara konsisten. Bisa dibilang, ia memilih siapa targetnya.

Anak hanya bertindak manipulatif saat ada targetnya (misalnya: orangtua, kakek-nenek, guru, bukan pada sembarang orang). Ia bertindak seperti itu supaya sang Target mau menuruti permintaannya.

7. Sengaja melakukan kenakalan

7. Sengaja melakukan kenakalan
Pexels/anete-lusina

Jika anak melakukan suatu kenakalan yang dilarang orangtua, kemungkinan anak mencoba memanipulasi orangtuanya. Ketika orangtua mengatakan 'tidak' dan dia justru melakukan hal yang dilarang, dia melakukan balas dendam. 

Dengan sengaja melakukan kenakalan, anak berharap orangtuanya hidup dalam ketakutan sehingga menuruti apa yang mereka minta agar mereka tidak melakukan kenakalan itu lagi.

Hal penting yang harus diketahui orangtua tentang anak yang manipulatif adalah jangan pernah membiarkan anak membuat mama marah. Anak akan terus mencoba berbagai cara untuk mengetahui titik lemah Mama.

Ingatlah bahwa orangtua adalah orang dewasa yang punya kekuatan lebih besar untuk mengendalikan situasi. Boleh saja mendengar pendapat si Kecil, tapi rasionalkan dengan baik. Dengan konsisten mempertahankan ketegasan, anak akan belajar bahwa mereka tidak bisa memanipulasi Mama.

Baca juga:

Topic:

The Latest