- Keguguran atau kematian janin
- Kelahiran prematur atau berat badan rendah
- Cacat lahir
- Autisme dan gangguan perkembangan
- Down syndrome
- Leukemia limfoblastik akut
- Diabetes tipe 1
Benarkah Usia Papa Bisa Memengaruhi Perkembangan Janin?

- Usia papa memengaruhi kesehatan janin dan risiko kehamilan
- Usia papa yang lebih tua berkaitan dengan masalah kesehatan pada bayi
- Tidak ada larangan memiliki anak di usia yang tidak muda, tetapi risikonya harus dipertimbangkan
Kehamilan dan janin yang sehat biasanya dikaitkan dengan usia seorang perempuan. Namun, faktanya kesuburan tidak hanya usia ibu hamil yang menentukan kesehatan janin dan kesuksesan kehamilan.
Dikutip dari website Stanford Medicine News Center, usia papa juga dinilai memengaruhi perkembangan janin di dalam kandungan dan kelahiran bayi. Sebagian besar orang beranggapan bahwa laki-laki masih terus subur karena sperma masih tetap diproduksi meski usia laki-laki telah menua.
Disebutkan bahwa laki-laki atau Papa dengan usia 35 tahun ke atas, berperan dan berkorelasi dengan perkembangan janin dan bayi yang dilahirkan oleh pasangannya.
Berikut Popmama.com rangkum informasi mengenai benarkah usia papa bisa memengaruhi perkembangan janin?
1. Hubungan usia Papa dan faktor risiko kesehatan janin

Jumlah sel papa pada usia 25 dan 50 tahun mungkin bisa serupa, tetapi kualitasnya berbeda. Seiring bertambahnya usia terutama setelah 40 tahun, kualitas sperma dan kadar testosteron menurun.
Ini menyebabkan aktivitas seksual bisa terganggu. Papa yang berusia 40 tahun ke atas memberikan risiko lebih tinggi janin yang dikandung pasangan mengalami komplikasi kehamilan dan gangguan, seperti:
Risiko ini meningkat karena mutasi genetik pada sperma pada papa yang lebih tua. Kesimpulannya, usia papa ternyata berpengaruh.
Tidak hanya untuk janin, juga terhadap kesehatan ibu hamil. Misalnya meningkatkan risiko diabetes gestasional dan preeklamsia, kemungkinan akibat kelainan plasenta dari sperma laki-laki lanjut usia.
2. Semakin tua bisa memengaruhi kesehatan janin yang dikandung

Michael Eisenberg dan timnya menganalisis data dari lebih dari 40 juta kelahiran di Amerika Serikat. Hasil penelitian yang dipublikasikan oleh Stanford Medicine News Center pada 2018 ini mengungkap bahwa usia papa yang lebih tua berkaitan dengan meningkatnya risiko masalah kesehatan pada bayi.
Menariknya, studi ini juga menemukan bahwa usia papa bisa memengaruhi kesehatan ibu selama kehamilan. Terutama risiko terkena diabetes saat hamil.
“Kita biasanya hanya fokus pada faktor dari mama saat menilai risiko kehamilan. Padahal, studi ini melihat bahwa memiliki bayi yang sehat adalah hasil kerja sama antara mama dan papa, termasuk peran usia sang papa sendiri,” jelas Michael Eisenberg, MD, Profesor Urologi.
Penelitian ini menunjukkan bahwa bayi dari papa yang berusia lebih dari 35 tahun lebih berisiko mengalami berbagai masalah. Misalnya berat badan lahir rendah, kejang, dan membutuhkan bantuan pernapasan segera setelah dilahirkan.
Secara keseluruhan, makin tua usia papa, makin tinggi pula risikonya. Misalnya, laki-laki berusia 45 tahun ke atas memiliki risiko 14% lebih tinggi memiliki bayi prematur. Sementara itu, laki-laki usia 50 tahun ke atas memiliki kemungkinan 28% lebih besar anaknya dirawat di ruang NICU setelah lahir.
3. Bolehkah punya anak ketika usia Papa tidak muda?

Dokter kandungan umumnya menyarankan agar usia diperhitungkan saat merencanakan kehamilan. Pasalnya risiko meningkat seiring bertambahnya usia.
Meski begitu, tidak ada aturan yang melarang memiliki anak di usia yang tidak lagi muda.
Bagi laki-laki, menjadi papa di usia lebih matang juga memiliki keuntungan. Misalnya untuk usia 40 tahunan cenderung punya lebih banyak waktu, kesabaran, dan kestabilan finansial dibanding yang lebih muda.
Berikut beberapa tips bagi laki-laki usia 35 tahun lebih yang ingin punya anak:
- Konsumsi makanan bergizi untuk menjaga kualitas sperma
- Hindari rokok karena asapnya bisa mengganggu kesuburan
- Jaga area organ vital tetap sejuk dan nyaman
- Rutin berolahraga untuk kebugaran dan meningkatkan jumlah sperma
Itulah tadi informasi mengenai usia papa bisa memengaruhi perkembangan janin. Semoga informasi ini bisa menambah wawasan, ya, Ma.



















