Ini yang Harus Mama Pertimbangkan sebelum Membeli Baby Bouncer

Penting untuk mempertimbangkan dengan matang sebelum membelinya, Ma

15 April 2021

Ini Harus Mama Pertimbangkan sebelum Membeli Baby Bouncer
Flickr/Donnie Ray Jones

Minggu-minggu awal pasca melahirkan, si Kecil seringkali membuat mama merasa sangat kelelahan. Selain harus beradaptasi dengan rutinitas baru, Mama juga perlu menyesuaikan jam tidur bayi yang masih tak menentu.

Belum lagi jika bayi mama termasuk tipe bayi yang senang digendong dan diayun-ayun sebelum tidur. Wah, kebayang ya bagaimana lelahnya. Untungnya saat ini semakin banyak alat bantu yang bisa Mama gunakan untuk menidurkan bayi. Salah satunya adalah baby bouncer.

Baby bouncer merupakan salah satu perlengkapan bayi berupa tempat duduk yang bisa diatur posisi sandarannya serta dapat diayun-ayun.

Prinsip kerja alat ini sebenarnya dibuat menyerupai kondisi rahim mama di mana bayi merasa nyaman dengan mode ayunan pelan.

Banyak orangtua yang menganggap baby bouncer sangat berguna untuk membantu meringankan tugas mama dalam merawat bayi. Namun ada pula yang justru berpendapat bahwa alat ini memiliki risiko cedera yang tinggi pada bayi.

Nah, sebelum Mama memutuskan untuk membeli baby bouncer, sebaiknya pertimbangkan dulu untung dan rugi dari alat ini ya, Ma. Berikut ini Popmama.com akan mengulas pertimbangan sebelum membeli baby bouncer yang patut Mama simak.

1. Keuntungan baby bouncer bagi bayi dan Mama

1. Keuntungan baby bouncer bagi bayi Mama
Pexels/Laura Garcia

Menurut sejumlah penelitian, baby bouncer efektif membuat bayi lebih tenang dan bahkan membantu bayi tidur lebih cepat. Hal ini disebabkan gerakan mengayun pelan yang membuat bayi seolah-olah berada di dalam dekapan mama.

Bayi mama akan merasa lebih tenang saat menatap wajah mama ketika mengayun pelan kursinya. Ajak si Kecil bicara, bernyanyi, atau sekedar tersenyum padanya, sebab bayi senang mengamati perubahan ekspresi pada wajah mama.

Ketika bayi mama menginjak usia tiga bulan di mana ia lebih aktif dan senang mengamati benda-benda di sekitarnya, saatnya Mama menggunakan mainan atau musik yang tersedia pada beberapa model bouncer.

Ajak bayi mama bermain dengan boneka atau rattle yang tergantung pada bouncer untuk menstimulasi mata dan motoriknya.

Adapun manfaat baby bouncer bagi Mama tentunya meringankan tugas mama dalam merawat si Kecil. Dengan meletakkan bayi di bouncer, Mama bisa melakukan aktivitas lain seperti membereskan rumah, memasak, makan, atau mandi.

2. Kerugian meletakkan bayi di bouncer

2. Kerugian meletakkan bayi bouncer
rirh.net

Meskipun banyak manfaatnya, baby bouncer ternyata juga memiliki risiko lho, Ma. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Pediatrics menyebutkan bahwa baby bouncer bisa berakibat fatal untuk bayi. Bayi yang tertidur dalam bouncer tanpa pengawasan berisiko tercekik atau mengalami sesak napas.

Sementara itu meletakkan bayi yang berusia di atas tiga bulan di bouncer, berisiko membuat bayi terjatuh, sekalipun Mama sudah memasangkan sabuk pengaman.

Pasalnya, di usia tiga bulan ke atas bayi cenderung lebih aktif dan senang mengeksplor benda-benda sekitarnya.

Dikhawatirkan gerakannya dapat membuat bouncer terguling ke depan atau ke samping, dan membuat bayi mama terjatuh atau terbentur.

Harga baby bouncer yang tergolong cukup mahal juga membuat sebagian mama berpikir ulang saat hendak membelinya. Pasalnya, alat ini efektif digunakan hanya pada saat bulan-bulan awal pasca kelahiran bayi.

Namun setelah bayi mama mulai aktif dan tidak betah duduk berlama-lama, alat ini akan jarang sekali digunakan.

3. Tips memilih bouncer yang tepat untuk bayi

3. Tips memilih bouncer tepat bayi
Freepik

Nah, Mama sudah tau kan pro dan kontra seputar pemakaian baby bouncer? Pada prinsipnya, kerugian atau risiko dari pemakaian baby bouncer bisa diminimalkan dengan berbagai cara.

Misalnya, mencegah risiko bayi terjatuh dengan cara memastikan bayi selalu berada dalam pengawasan saat berada di bouncer.

Sedangkan untuk jangka waktu pemakaian bouncer, Mama bisa memilih tipe baby bouncer yang memiliki fitur tertentu sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang. Nah, berikut ini tips memilih bouncer yang tepat untuk si Kecil:

  • Pilih bouncer dengan rangka atau penyangga yang kokoh dan kuat. Mama bisa memastikannya dengan meletakkan bouncer di lantai. Jika bouncer tidak bergeser saat mode ayun atau getar dinyalakan, artinya bouncer tersebut aman digunakan.
  • Ada dua jenis bouncer yang bisa Mama pilih, yakni bouncer elektrik dan bouncer manual. Masing-masing memiliki keunggulan masing-masing. Bouncer elektrik lebih praktis, sebab dapat mengayun secara otomatis dengan menggunakan listrik atau baterai. Sementara pada bouncer manual, Mama harus menggoyangkan bouncer dengan tangan agar si Kecil merasa sedang diayun. Meski demikian, bouncer manual cenderung lebih ringan sehingga mudah dipindahkan serta harganya yang jauh lebih murah dibandingkan tipe bouncer elektrik.
  • Cek posisi sandaran bouncer. Jika bouncer akan digunakan untuk bayi mama yang baru lahir, maka pastikan sandaran bouncer dapat diatur hingga posisi rebahan seperti tempat tidur. Paling tidak posisi sandaran bouncer tidak terlalu tegak atau kaku sehingga beresiko mengganggu pertumbuhan tulang belakang si Kecil.
  • Pastikan bouncer pilihan mama memiliki sabuk pengaman yang kuat dan mampu mengunci dua bagian tubuh bayi, yakni pinggang dan area selangkangan. Model bouncer tertentu bahkan melengkapi sabuk pengaman di bagian bahu. Sabuk pengaman merupakan elemen penting yang harus Mama perhatikan demi keamanan si Kecil.
  • Pastikan Mama memilih tempat duduk bouncer yang empuk dan terbuat dari bahan yang tidak panas dan mudah menyerap keringat. Sebab kualitas bahan cover bouncer yang buruk dapat menyebabkan iritasi pada kulit bayi saat ia berkeringat.
  • Pilih bouncer yang memiliki fitur tambahan. Misalnya seperti mainan berupa boneka atau rattle yang digantung, musik, atau mode getaran.

Itulah beberapa hal yang bisa Mama pertimbangkan sebelum membeli baby bouncer untuk bayi. Semoga Mama mendapatkan pilihan yang tepat, ya.

Baca juga:

The Latest