Generasi Beta Sebagian Besar Dilahirkan Orangtua Gen Milenial dan Gen Z

Cara orangtua membesarkan anak selalu berkembang dari waktu ke waktu, termasuk saat menyambut kehadiran Generasi Beta sebagai generasi terbaru. Istilah Generasi Beta merujuk pada anak-anak yang lahir antara tahun 2025 hingga sekitar 2039.
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Generasi Beta merupakan penerus Generasi Alpha dan akan dibesarkan oleh orangtua dari Generasi Milenial dan Gen Z. Dengan latar belakang tersebut, pola pengasuhan terhadap anak-anak Gen Beta diperkirakan akan lebih modern dan adaptif.
Yuk, simak informasi mengenai Generasi Beta sebagian besar dilahirkan orangtua Gen Milenial dan Gen Z yang sudah Popmama.com di bawah ini.
1. Generasi Beta sebagian besar dilahirkan orangtua Gen Milenial dan Gen Z

Menurut Mark McCrindle, seorang peneliti sosial asal Australia, anak-anak yang termasuk Generasi Beta lahir mulai tahun 2025 hingga 2039. Gen Beta merupakan penerus Generasi Alpha, mengikuti urutan abjad Yunani. Mayoritas anak dari Generasi Beta diprediksi akan dibesarkan oleh Generasi Milenial dan Generasi Z yang kini memasuki usia produktif dan menjadi orangtua.
Berdasarkan data McCrindle yang dikutip dari USA Today, pada tahun 2035 nanti, anak-anak Gen Beta diperkirakan akan mewakili setidaknya 16% dari total populasi dunia. Menariknya, sebagian besar dari mereka juga diprediksi akan hidup hingga abad ke-22. Bayi yang lahir di tahun 2025, misalnya, akan berusia 76 tahun saat memasuki tahun 2101.
2. Seperti apa masa depan Generasi Beta?

Hidup berdampingan dengan teknologi
Gen Beta akan dibesarkan di tengah teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI), otomatisasi, serta teknologi imersif seperti virtual reality (VR) dan augmented reality (AR). Bukan lagi sekadar alat bantu, teknologi menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka sehari-hari.
Tumbuh di lingkungan beragam dan inklusif
Dibesarkan dalam masyarakat yang semakin beratam, Generasi Beta akan menjunjung nilai keberagaman dan inklusivitas. Banyak orangtua dari Gen Z yang dikenal sebagai generasi paling beragam secara ras dan etnis, akan membawa nilai-nilai ini ke dalam keluarga mereka. Anak-anak Gen Beta pun akan dibesarkan dalam rumah yang menghargai berbagai identitas dan sudut pandang, menjadikan mereka lebih terbuka terhadap perbedaan.
Adaptif terhadap perubahan
Generasi Beta diperkirakan akan tumbuh menghadapi tantangan global seperti krisis iklim, perubahan sosial, dan ketidakpastian ekonomi. Namun, mereka diyakini akan memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi serta kesiapan mental dalam menghadapi berbagai perubahan.
Berdasarkan data dari Pew Research Center, sebanyak 71% Milenial dan 67% Gen Z percaya bahwa perubahan iklim harus menjadi prioritas utama demi menjaga keberlangsungan bumi. Sikap ini kemungkinan besar akan diwariskan kepada anak-anak mereka, menjadikan Gen Beta lebih tanggap terhadap isu-isu global sejak dini.
3. Generasi Beta menjadi generasi paling urban

Menurut informasi dikutip dari laman World Economic Forum, meskipun saat ini masih banyak bayi yang lahir di wilayah pedesaan, tren urbanisasi global menunjukkan bahwa Generasi Beta akan menjadi generasi paling urban sepanjang sejarah. Diperkirakan, sekitar separuh anak-anak Gen Beta saat ini lahir di kota.
Namun pada tahun 2040, jumlah tersebut akan meningkat signifikan hingga mencapai 58%. Angka ini bahkan melampaui persentase anak Gen Alpha (53%) dan Gen Z (45%) yang tinggal di perkotaan pada usia yang sama.
Hal ini berkaitan erat dengan kecenderungan populasi usia produktif dan kelompok ekonomi mapan untuk menetap di kota, karena akses terhadap pekerjaan, pendidikan, dan fasilitas hidup yang lebih baik.
4. Apa nama generasi setelah Generasi Beta?

Penamaan generasi merupakan bagian dari tren yang menggunakan urutan alfabet Yunani, dan diprediksi akan terus berlanjut. Menurut McCrindle, generasi setelah Generasi Beta kemungkinan besar akan dinamakan Generasi Gamma.
Generasi-generasi mendatang diperkirakan mencakup Generasi Alpha (lahir 2010–2024), Generasi Beta (lahir 2025–2039), Generasi Gamma (lahir 2040–2054), Generasi Delta (lahir 2055–2069), dan seterusnya.
5. Tantangan orangtua dalam mendidik Generasi Beta

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua saat mendampingi anak-anak Generasi Beta tumbuh di era digital:
Ketergantungan pada teknologi
Penggunaan perangkat digital berbasis AI yang semakin masif dapat membuat anak-anak Generasi Beta lebih rentan mengalami ketergantungan pada teknologi.
Orangtua perlu hadir secara aktif untuk membimbing anak dalam mengatur waktu penggunaan gadget, serta mengajarkan cara memanfaatkan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab.
Risiko paparan konten yang tidak pantas
Meski internet kaya akan informasi, tidak semua kontennya sesuai untuk anak-anak. Tanpa pengawasan, mereka dapat dengan mudah mengakses konten yang tidak pantas atau menjadi target kejahatan digital.
Maka, penting bagi orangtua untuk membekali diri dengan literasi digital dan rutin mengawasi aktivitas daring anak.
Meningkatnya ancaman cyberbullying
Perundungan digital menjadi masalah serius yang bisa mengganggu kesehatan mental anak.
Agar anak merasa aman, orangtua perlu menjalin komunikasi yang terbuka, memahami dinamika sosial anak di dunia maya, serta memberikan dukungan emosional secara konsisten.
Minimnya interaksi sosial secara langsung
Waktu berlebihan di depan layar berpotensi menghambat kemampuan sosial anak dalam kehidupan nyata. Padahal, interaksi langsung sangat penting untuk membentuk empati dan keterampilan komunikasi.
Orangtua bisa mengatasinya dengan mengajak anak beraktivitas di luar rumah dan mendorong interaksi dengan teman sebaya dan keluarga.
Nah, itu dia penjelasan mengenai Generasi Beta sebagian besar dilahirkan orangtua Gen Milenial dan Gen Z. Semoga informasinya dapat bermanfaat, ya, Ma!