Bisa Mengatasi Demam pada Anak, Apa Bedanya Paracetamol dan Ibuprofen?

- Perbedaan bentuk paracetamol dan ibuprofenParacetamol memiliki lebih banyak variasi bentuk, sementara ibuprofen lebih terbatas.
- Perbedaan fungsi penggunaan paracetamol dan ibuprofenIbuprofen cocok untuk nyeri dengan peradangan, sedangkan paracetamol cocok untuk demam tanpa peradangan.
- Perbedaan dosis konsumsi paracetamol dan ibuprofenAturan keamanan dan usia pemberian keduanya berbeda, serta dosis harus disesuaikan dengan berat badan anak.
Ketika si Kecil mengalami demam, Mama biasanya ingin segera memberikan obat agar si Kecil merasa lebih nyaman. Dua obat yang paling sering direkomendasikan adalah paracetamol dan ibuprofen. Keduanya sama-sama mampu menurunkan demam dan meredakan nyeri, tapi memiliki cara kerja dan penggunaan yang tidak sepenuhnya sama.
Beberapa mama mungkin masih bingung kapan harus memberikan paracetamol dan kapan sebaiknya memilih ibuprofen. Untuk itu, penting untuk memahami perbedaan kedua obat ini agar pengobatan bisa lebih tepat, aman, dan sesuai dengan kondisi si Kecil.
Berikut Popmama.com sudah siapkan rangkuman bedanya paracetamol dan ibuprofen.
1. Perbedaan bentuk paracetamol dan ibuprofen

Paracetamol dan ibuprofen sama-sama tersedia dalam bentuk cair dan suspensi yang perlu dikocok, tapi paracetamol menawarkan pilihan yang lebih beragam. Selain bentuk cair, paracetamol juga hadir sebagai eliksir sirup yang rasanya lebih manis, tablet kunyah, dan suppositoria yang bermanfaat untuk anak yang sulit menelan obat.
Sementara itu, ibuprofen memiliki bentuk sediaan yang lebih terbatas, yaitu cair, suspensi, dan kapsul kunyah. Perbedaan variasi bentuk ini membuat paracetamol lebih fleksibel untuk disesuaikan dengan kebutuhan anak, terutama bagi yang memerlukan pilihan alternatif selain obat minum biasa.
2. Perbedaan fungsi penggunaan paracetamol dan ibuprofen

Paracetamol dan ibuprofen sama-sama sering diberikan untuk meredakan demam dan nyeri pada anak, tapi fungsinya tidak sepenuhnya sama. Ibuprofen lebih tepat digunakan ketika si Kecil mengalami nyeri yang disertai peradangan, seperti sakit gigi, radang sendi, nyeri otot, bengkak, atau demam akibat infeksi.
Sedangkan paracetamol lebih cocok untuk keluhan nyeri dan demam tanpa peradangan, seperti sakit kepala, pilek, sakit tenggorokan ringan, atau nyeri umum lainnya. Paracetamol juga sering dijadikan pilihan pertama untuk anak karena lebih ramah di perut dibandingkan ibuprofen.
Keduanya juga dapat membantu meredakan nyeri dan demam akibat gondongan pada anak, sehingga penggunaannya bisa disesuaikan dengan gejala yang muncul.
3. Perbedaan dosis konsumsi paracetamol dan ibuprofen

Paracetamol dan ibuprofen sama-sama perlu diberikan sesuai berat badan anak, tapi aturan keamanannya berbeda. Paracetamol dapat diberikan pada anak dari usia berapa pun, tapi jika bayi berusia di bawah satu bulan, Mama perlu konsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Dosis penggunaan paracetamol harus disesuaikan dengan berat badan anak sesuai petunjuk kemasan. Mama juga perlu memastikan bahwa obat lain yang sedang dikonsumsi anak tidak mengandung paracetamol, agar tidak terjadi overdosis.
Sementara itu, ibuprofen hanya aman diberikan pada bayi di atas usia enam bulan. Sama seperti paracetamol, dosis ibuprofen juga harus mengikuti berat badan dan petunjuk yang tertera pada kemasan, kecuali bila dokter atau apoteker memberikan instruksi khusus.
4. Perbedaan cara kerja paracetamol dan ibuprofen

Meskipun keduanya meredakan demam dan nyeri, cara kerja ibuprofen dan paracetamol berbeda. Ibuprofen menurunkan kadar prostaglandin, yaitu zat yang memicu nyeri, demam, dan peradangan. Sehingga, ibuprofen lebih efektif untuk kondisi yang melibatkan inflamasi.
Sementara itu, paracetamol meredakan nyeri dengan menurunkan sinyal rasa sakit di sistem saraf dan menurunkan demam melalui efek antipiretik. Namun, obat ini tidak memiliki kemampuan untuk mengatasi peradangan seperti ibuprofen.
5. Efek samping paracetamol dan ibuprofen

Paracetamol dan ibuprofen memiliki efek samping yang mirip pada si Kecil, seperti sakit perut, mual, muntah, atau sakit kepala. Karena itu, keduanya harus diberikan dengan hati-hati, terutama bila anak memiliki kondisi kesehatan tertentu.
Penggunaan paracetamol dalam jangka pendek biasanya aman, tapi jika overdosis dapat menyebabkan gangguan hati. Tanda-tandanya meliputi mual, muntah, hilang nafsu makan, diare, keringat berlebih, hingga nyeri pada perut kanan atas.
Sementara itu, ibuprofen lebih berisiko mengiritasi lambung, sehingga kurang tepat diberikan pada anak yang punya masalah pencernaan seperti maag. Ibuprofen juga perlu dihindari jika anak memiliki riwayat masalah jantung, stroke, atau asma karena dapat memperburuk kondisi tersebut.
Itulah penjelasan mengenai bedanya paracetamol dan ibuprofen untuk mengatasi demam pada anak. Semoga Mama tidak bingung lagi akan perbedaan keduanya, ya!


















