Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

8 Fase Perkembangan Bayi yang Terkadang Membuat Orangtua Frustasi

Freepik
Freepik
Intinya sih...
  • Bayi menjatuhkan barang berulang kali, menandakan fase kekekalan benda. Orangtua sebaiknya tetap merespons agar anak merasa berdaya.
  • Bayi berantakan saat makan karena sedang menjelajahi tekstur makanan. Mama dan Papa dapat membuka pakaian bayi hingga hanya tersisa popok saat makan agar tidak mengotori pakaian.
  • Bayi menangis saat digendong orang baru karena cemas terhadap orang asing. Orangtua dapat membiarkan bayi untuk beradaptasi dengan cara pangku atau gendong bayi dengan posisi membelakangi orangtua.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menjadi orangtua merupakan perjalanan menyenangkan yang penuh cinta, juga tantangan. Setiap harinya terasa seperti petualangan baru bersama si Kecil. Ada kalanya bayi tampak begitu tenang dan mudah diatur, tapi esok hari, mendadak rewel tanpa alasan yang jelas. Hal ini sering kali membuat Mama dan Papa bertanya-tanya.

Tenang saja, perubahan suasana hati dan perilaku bayi bisa menjadi tanda bahwa ia sedang melalui fase perkembangan penting. Selama fase ini, si Kecil mungkin jadi lebih menuntut perhatian, sulit tidur, atau sering menangis.

Berikut Popmama.com rangkum delapan fase perkembangan bayi yang terkadang membuat orangtua frustasi, serta cara mengatasinya. Yuk, disimak!

1. Menjatuhkan barang berulang kali

Freepik
Freepik

Ketika bayi menjatuhkan sesuatu yang tak terlihat, mereka berasumsi benda itu hilang. Namun kemudian, sekitar usia 8 hingga 12 bulan, mereka menyadari bahwa benda itu ada meskipun mereka tidak dapat melihatnya. Konsep ini dikenal sebagai kekekalan benda.

Meskipun melelahkan untuk terus-menerus mengambil benda-benda yang dapat dijatuhkan, orangtua sebaiknya tetap merespons, karena anak akan merasa berdaya. Respons yang diberikan dapat berupa kata-kata atau tindakan, seperti menghentikan makan jika anak menjatuhkan mangkuk makanan, hindari mengambil benda yang jatuh. 

Kebiasaan ini akan hilang pada sekitar usia 15 bulan. Jika terus-menerus memunguti barang yang jatuh membuat kesal, cobalah beberapa trik berikut:

  • Ciptakan ruang bermain di mana bayi tidak masalah menjatuhkan barang sepanjang hari.

  • Menyingkirkan benda-benda yang dapat dijangkau bayi.

  • Jangan menjadikannya permainan dengan mengambil benda tersebut.

2. Berantakan saat makan

Pexels/Karola G
Pexels/Karola G

Sekitar usia 7 hingga 9 bulan, makanan akan menjadi media yang menarik untuk dijelajahi si Kecil. Dr. Klein, direktur Barnard Center for Toddler Development di New York City mengatakan bahwa makanan adalah satu-satunya hal yang dapat dikontrol bayi, seperti dengan menyentuh atau meremas teksturnya. Fase ini menunjukkan kemandirian si Kecil.

Tenang saja, Mama dan Papa dapat mencoba beberapa tips berikut dalam menangani si Kecil yang makan berantakan:

  • Buka pakaian bayi hingga hanya tersisa popok saat makan agar tidak mengotori pakaian.

  • Letakkan handuk di lantai di bawah kursi makan bayi untuk membantu menangkap tumpahan.

  • Tawarkan berbagai tekstur, warna, dan rasa untuk dijelajahi bayi.

  • Merencanakan waktu mandi tepat setelah sesi makan yang berantakan.

  • Tahan keinginan untuk mengambil sendok agar tidak berantakan. Membiarkan si Kecil untuk makan sendiri, meskipun berantakan, akan melatih kemandiriannya. 

3. Berteriak atau menangis saat digendong orang baru

Pexels/William Furtunato
Pexels/William Furtunato

Sekitar usia 7 bulan, terdapat kemungkinan bayi akan merasa cemas terhadap orang asing. Kesadaran inilah yang menyebabkan bayi mungkin panik ketika digendong oleh orang lain yang belum familiar. 

Jika bayi menangis ketika digendong orang asing, terapkan beberapa hal berikut agar si Kecil dapat beradaptasi:

  • Pangku atau gendong bayi dengan posisi membelakangi orangtua. 

  • Ajak orang lain berinteraksi dengan bayi saat bayi masih dalam gendongan atau pangkuan.

  • Membuat aktivitas yang bisa dimainkan bayi bersama orang lain, dengan orangtua tetap berada di dekat bayi.

  • Bertemu teman dan keluarga secara teratur untuk membantu bayi terbiasa dengan kehadiran mereka. Hal ini dapat mempercepat proses adaptasi bayi.

Hal yang normal jika bayi tetap menangis saat digendong orang asing. Disarankan agar orangtua menahan diri untuk menggendong bayi jika menangis dalam gendongan orang lain. 

4. Mengalami regresi tidur

Freepik/krakenimages.com
Freepik/krakenimages.com

Sungguh melelahkan saat sudah melatih si Kecil untuk tidur sesuai jadwal, tapi sekarang mereka tiba-tiba mulai terbangun di malam hari. Situasi ini menandakan bahwa kemungkinan bayi mengalami regresi tidur. Hal ini wajar terjadi saat masa pertumbuhan bayi. 

Berikut adalah beberapa pemicu umum regresi tidur:

  • Tonggak baru

  • Stres

  • Kecemasan akan perpisahan

  • Perubahan rutinitas

  • Meneguhkan kemandirian

  • Bayi mungkin akan mencapai tonggak penting, seperti berdiri atau merangkak, yang telah menyita imajinasi dan fokus mereka. 

Jika bayi memasuki fase ini, biarkan mereka tetap tidur sendiri. Hindari menemani terlalu lama karena hanya akan memicu stimulasi bayi.

5. Pilih-pilih antara mama atau papa

Freepik/v.ivash
Freepik/v.ivash

Bayi akan menyadari bahwa kedua orangtua memiliki gaya pengasuhan yang berbeda, dan mereka cenderung memilih salah satu orangtua yang paling sering menghabiskan waktu bersama. Namun, jika salah satu orangtua sering menjadikan segala hal sebagai permainan yang menarik bagi bayi, bayi akan memilih orang tersebut.

Jangan memaksakan diri pada si Kecil jika ditolak, karena hal tersebut akan menimbulkan penolakan selanjutnya. Secara bertahap, orangtua yang dipilih harus menarik diri agar mama atau papa yang merasa diabaikan dapat lebih terlibat.

Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan saat bayi memasuki fase ini:

  • Jangan terlalu membesar-besarkannya.

  • Jangan biarkan diri merasa bersalah karenanya.

  • Jangan menjelek-jelekkan mama atau papa.

6. Menolak berbaring saat berganti popok

Freepik
Freepik

Bayi akan semakin menguasai tubuhnya, sehingga alih-alih hanya bermalas-malasan saat dipakaikan popok, mereka sibuk menguji kemampuan menendang dan berputar yang baru. Meskipun hal tersebut menggemaskan, tapi akan melelahkan bagi orangtua dalam menghadapinya saat mengganti popok. 

Untuk membantu mengurangi kekacauan saat mengganti popok, cobalah beberapa tips berikut:

  • Alihkan perhatian bayi dengan benda seperti buku atau mainan kecil.

  • Bernyanyi atau gunakan suara-suara lucu untuk menarik perhatian bayi.

  • Ganti popok bayi di lantai yang lebih luas.

  • Menggunakan satu tangan untuk menahan bayi agar diam dengan lembut dan tangan lainnya untuk mengganti popok.

7. Bayi menangis saat ditinggal

Pexels/Sarah Chai
Pexels/Sarah Chai

Menurut American Academy of Pediatrics, bayi mulai rewel sekitar usia 9 bulan ketika mereka melihat orangtua meninggalkannya. Hal ini terjadi karena bayi baru mencapai tonggak baru yang disebut kecemasan perpisahan. Kecemasan akan perpisahan muncul ketika si Kecil dapat membayangkan orangtua dalam pikirannya, bahkan ketika orangtua tidak ada.

Untuk membantu mengatasi rasa takut bayi ditinggal sendirian, cobalah beberapa tips berikut:

  • Buat rutinitas perpisahan sebelum pergi.

  • Berlatihlah dengan menjadikan pergi dan kembali sebagai permainan.

  • Tetap tenang saat bayi mulai rewel.

8. Memasukkan segala hal ke mulut

Pexels/Gustavo ring
Pexels/Gustavo ring

Cara utama bayi belajar tentang dunia adalah melalui indera. Salah satu cara adalah dengan memasukkan benda-benda, atau jari-jarinya, ke dalam mulut.

Alasan lain bayi memasukkan segala hal ke mulut adalah tumbuh gigi. Gusi bayi akan tumbuh gigi baru segera setelah usia 4 hingga 6 bulan, sehingga dorongan untuk mengunyah menjadi sangat kuat.

Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan saat bayi memasuki fase ini:

  • Jauhkan barang-barang berbahaya dari jangkauan bayi, seperti  tisu, gunting, benda tajam lainnya, serta zat beracun. 

  • Jika bayi memasukkan benda kecil ke dalam mulutnya, segera keluarkan dan berikan sesuatu yang aman untuk digigit, seperti teether

Nah, itu tadi 8 fase perkembangan bayi yang terkadang membuat orangtua frustasi. Si Kecil sudah di fase apa nih, Ma, Pa?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyuni Sahara
EditorWahyuni Sahara
Follow Us

Latest in Baby

See More

Dongeng untuk Bayi: Kisah Beruang Madu yang Mencuri Makanan

05 Des 2025, 19:20 WIBBaby