Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Stunting Bisa Dicegah dengan MPASI dari Bahan Pangan Lokal

Popmama.com/Nisrina Athira Fatin
Popmama.com/Nisrina Athira Fatin
Intinya sih...
  • Pentingnya pemberian MPASI pada bayi.
  • Prinsip pemberian MPASI.
  • Bahan makanan MPASI bisa menggunakan bahan pangan lokal.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024, prevalensi stunting di Indonesia masih berada di angka 19,8%. Sungguh memprihatinkan, kasus tertinggi justru ditemukan pada kelompok usia 24-35 bulan, yaitu fase di mana anak sepenuhnya bergantung pada Makanan Pendamping ASI (MPASI). Fakta ini mengonfirmasi bahwa kualitas MPASI memegang peran krusial dalam pencegahan stunting.

Dalam rangka ulang tahun LKC Dompet Dhuafa ke-24, LKC Dompet Dhuafa mengadakan seminar bertema “Optimalisasi Bahan Pangan Lokal, MPASI Bergizi, untuk Tumbuh Kembang Anak” pada Rabu (12/11/2025) di Sasana Budaya Rumah Kita Gedung Philanthropy. Kegiatan ini merupakan respons atas tantangan pemenuhan gizi anak dan upaya mendukung target pemerintah menurunkan angka stunting. 

Seminar ini dihadiri oleh sejumlah dokter dan konsultan laktasi, yaitu dr. Ika Nurillah Satriana, IBCLC sebagai Dokter Umum & Konsultan Laktasi Internasional dan dr. Hani Purnamasari MsiMed, SpA, IBCLC selaku Dokter Spesialis Anak & Konsultan Laktasi Internasional. 

Kedua narasumber membahas pentingnya pemberian MPASI dan pemantauan gizi selama pemberian MPASI. Harapannya, dapat memperkuat pemahaman mengenai prinsip pemberian MPASI dan mendorong terciptanya MPASI berbasis pangan lokal yang bergizi, sehat, dan terjangkau.

Berikut Popmama.com telah merangkum mengenai stunting bisa dicegah dengan MPASI dari bahan pangan lokal.

1. Pentingnya pemberian MPASI pada bayi

Popmama.com/Nisrina Athira Fatin
Popmama.com/Nisrina Athira Fatin

MPASI merupakan makanan pendamping ASI yang dibutuhkan bayi sejak kurang lebih usia 6 bulan. dr. Ika Nurillah Satriana, IBCLC menegaskan bahwa saat bayi memasuki usia 6 bulan, kebutuhan kalori dan zat besi bayi bertambah.

“Saat bayi memasuki usia 6 bulan, pemenuhan kalori harus dibantu dengan makanan. Nah, yang tidak kalah penting, adanya kekurangan zat besi, yang dipenuhi dari MPASI. Jadi, banyak sekali kebutuhan bayi yang dipenuhi oleh MPASI,” ujar dr. Ika dalam sesi seminar. 

Bayi berusia 6-8 bulan memerlukan 30% kalori tambahan, usia 9-11 bulan memerlukan 50% tambahan, dan usia 12-23 bulan memerlukan 70% kalori tambahan dari MPASI.

2. Prinsip pemberian MPASI

Popmama.com/Nisrina Athira Fatin
Popmama.com/Nisrina Athira Fatin

Dalam pemberian MPASI, terdapat beberapa prinsip yang harus dilakukan  agar makanan yang dikonsumsi tetap kaya nutrisi dan membentuk pola makan yang benar. Menurut dr. Ika, MPASI harus diberikan di waktu yang tepat saat bayi sudah menunjukkan kesiapan. 

Selain itu, proses pembuatan MPASI juga harus aman dan higienis. Jangan lupa untuk mencuci tangan, peralatan masak, hingga bahan makanan yang akan diolah menjadi MPASI. Makanan yang diberikan untuk bayi juga mengandung zat gizi yang lengkap dan teksturnya sesuai dengan usia bayi. 

Tidak kalah penting, dr. Ika menegaskan bahwa harus memberi MPASI secara responsif. 

“Responsif itu artinya sama seperti ketika menyusui. Kita harus melihat sinyal lapar dan kenyang bayi. MPASI tidak boleh dipaksa diberikan kepada bayi. Hal ini akan menimbulkan trauma pada bayi yang menyebabkan masalah, seperti GTM hingga menangis saat melihat sendok,” jelas dr. Ika. 

Selain itu, dr. Hani Purnamasari MsiMed, SpA, IBCLC juga menambahkan bahwa pemberian MPASI harus dengan frekuensi sering, tapi dalam porsi sedikit. Lambung bayi yang masih kecil tidak dapat menampung makanan dalam porsi besar.

3. Bahan makanan MPASI bisa menggunakan bahan pangan lokal

Popmama.com/Nisrina Athira Fatin
Popmama.com/Nisrina Athira Fatin

MPASI harus mengandung zat gizi yang lengkap, mulai dari karbohidrat, protein, sayur dan buah, lemak, hingga air. Dalam memilih karbohidrat, bisa menggunakan bahan-bahan pangan lokal atau bahan makanan yang biasa ditemui di sekitar tempat tinggal. 

“Karbohidrat bisa bahan makanan lokal yang ada di daerah tersebut. Misalnya, di Jakarta menggunakan nasi, lalu di Papua menggunakan sagu atau singkong, itu boleh,” kata dr. Ika.

Protein juga tidak kalah penting dalam asupan MPASI. Bayi boleh mengonsumsi seluruh protein hewani, seperti ayam, daging, hati bebek, dan seafood. Jika ingin melaksanakan program kenaikan berat badan, boleh menggandakan protein dengan protein hewani dan protein hewani atau protein hewani dan protein nabati. 

Selanjutnya, dr. Ika menyebutkan bahwa seluruh sayur dan buah bagus untuk bayi. Namun, perlu diingat bahwa penyajian buah harus dalam keadaan matang tanpa dikukus atau direbus. 

“Semua sayur dan buah apa saja boleh. Tapi, kalau buah jangan disajikan dikukus. Ini dapat mengurangi vitamin dan zat gizi. Namun, jika buah dijadikan sebagai campuran makanan seperti puding mangga, buah boleh dimasak," katanya.

4. Bahan pangan lokal lebih unggul dari bahan instan

Popmama.com/Nisrina Athira Fatin
Popmama.com/Nisrina Athira Fatin

Menggunakan bahan pangan lokal untuk MPASI memiliki banyak keuntungan. Bahan pangan lokal mudah dijangkau sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk membuat MPASI. Selain itu, dr. Ika juga menyebutkan keunggulan bahan pangan lokal untuk variasi makanan.

“Kalau menggunakan bahan pangan lokal kita dapat membuat banyak variasi makanan dibandingkan makanan instan. Makanan instan sebenarnya hanya menyajikan tekstur dan rasa yang sempit, tidak beragam,” jelasnya.

Bahan pangan lokal juga memiliki komposisi nutrisi yang lebih lengkap dibandingkan makanan instan.

5. Masalah saat pemberian MPASI

Popmama.com/Nisrina Athira Fatin
Popmama.com/Nisrina Athira Fatin

Dalam pemberian MPASI, terdapat kemungkinan masalah-masalah yang terjadi pada bayi. Mulai dari bayi tidak mau makan, makanan dimuntahkan, sering tersedak, bayi tidak bisa menelan makanan padat, hingga berat badan tidak naik. Jika ini terjadi, diperlukan evaluasi terhadap masalah-masalah yang terjadi.

“Jika terjadi masalah MPASI, perlu dilakukan evaluasi atau mencari akar masalah tersebut. Apakah bayi sedang tidak mood, mengantuk, atau masih ingin menyusu. Jangan lupa untuk mencicipi MPASI sebelum diberikan pada bayi, apakah rasanya sudah sesuai selera bayi atau belum,” ungkap dr. Ika.

Untuk masalah berat badan, jika berat badan di bawah angka normal sejak sebelum MPASI, harus dikonsultasikan dengan dokter.

6. Pentingnya pemantauan status gizi anak selama MPASI

Popmama.com/Nisrina Athira Fatin
Popmama.com/Nisrina Athira Fatin

Pemantauan status gizi selama MPASI merupakan hal yang sangat penting. dr. Hani menjelaskan bahwa masa pemberian MPASI adalah masa kritis bayi, sehingga diperlukan pemantauan untuk mendeteksi masalah gizi, intervensi cepat dan tepat, serta mengoptimalkan tumbuh kembang bayi. 

“Kalau ada pemenuhan gizi yang kurang, dapat mengakibatkan pertumbuhan bayi terganggu. Kalau ditemukan gizi buruk pada bayi, jangan menunda penanganan. Akan terlambat dan sulit ditangani jika sudah lewat usia 2 tahun,” jelas dr. Hani menjelaskan dalam sesi seminar. 

Kekurangan gizi dapat terjadi akibat kurangnya pemantauan gizi. Hal ini dapat menyebabkan masalah serius, seperti rentan terkena penyakit, perkembangan otak yang lambat, gangguan pertumbuhan, hingga penyakit kronis di masa mendatang.

7. Faktor yang memengaruhi status gizi selama pemberian MPASI

Popmama.com/Nisrina Athira Fatin
Popmama.com/Nisrina Athira Fatin

Status gizi pada anak ditentukan oleh beberapa faktor, seperti kualitas dan kuantitas MPASI, lingkungan, ketersediaan bahan pangan dan ekonomi keluarga, serta infeksi yang berulang. dr. Hani menjelaskan, bahwa keluarga dengan ekonomi rendah akan sulit memberikan MPASI dengan bahan bergizi. 

“Jika ekonomi keluarga rendah, sulit untuk memberikan protein hewani, sehingga memungkinkan terkena gizi buruk. Berbeda dengan ekonomi keluarga yang berkecukupan, yang mampu memberikan bahan makanan bergizi lengkap pada bayi,” ungkap dr. Hani.

Peran bahan pangan lokal sangat penting. Untuk mengganti protein hewani yang mahal, dapat menggunakan berbagai protein hewani yang mudah dijangkau dengan harga murah. 

Itulah penjelasan mengenai stunting bisa dicegah dengan MPASI dari bahan pangan lokal.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyuni Sahara
EditorWahyuni Sahara
Follow Us

Latest in Baby

See More

Ini Arti Nama Anak Egy Maulana dan Adiba Khanza

12 Des 2025, 18:33 WIBBaby