Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Rangkuman Kasus Anak SD Bunuh Ibunya di Medan dengan 26 Tusukan

police line
Freepik/standret
Intinya sih...
  • Anak SD di Medan bunuh ibu kandungnya dengan 26 tusukan menggunakan pisau dapur.
  • Penikaman yang dilakukan terduga pelaku dilakukan saat subuh saat ibunya tertidur.
  • Kasus ini jadi pengingat pentingnya mental anak di rumah.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kasus pembunuhan yang melibatkan anak di bawah umur menggemparkan publik di akhir 2025 ini. Seorang anak kelas 6 SD berinisial A (12) diduga menghabisi nyawa ibu kandungnya sendiri di Kota Medan. 

Ibu kandung A, berinisial FS (42) ditusuk oleh pisau sebanyak 26 kali saat sedang tidur. Polisi baru mengungkap motif dan alasan dari terduga pelaku A memilih untuk menghabisi nyawa ibunya pada 10 Desember 2025.

Perkembangan kasus ini pun terus berlanjut. Tentunya dengan mempertimbangkan kondisi fisik dan psikologi dari A yang merupakan anak di bawah umur. Ini menjadi kasus ABH (Anak yang Berhadapan dengan Hukum) yang sudah beberapa kali terjadi dengan beragam kasus.

Berikut Popmama.com berikan informasi mengenai rangkuman kasus anak SD bunuh ibunya di Medan, lengkap fakta dan motifnya. 

1. Anak SD di Medan bunuh ibu kandungnya dengan 26 tusukan

ilustrasi pisau dapur
Unsplash/Savernake Knives

Polrestabes Medan mengungkap kasus pembunuhan yang dilakukan oleh seorang anak SD kelas 6 berinisial A yang berusia 12 tahun terhadap ibu kandungnya, FS. Peristiwa ini terjadi di rumah mereka yang berlokasi di Jalan Dwi Kora, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, pada Rabu, 10 Desember 2025.

Berdasarkan hasil penyelidikan, korban meninggal dunia akibat 26 luka tusukan yang dilakukan menggunakan pisau dapur. Kasus ini langsung ditangani Polsek Sunggal setelah mendapat laporan dari pihak lingkungan setempat.

2. Penikaman yang dilakukan terduga pelaku dilakukan saat subuh

ilustrasi pisau dapur
Unsplash/takeshi2

Kejadian bermula sekitar pukul 04.00 WIB. Saat itu, korban, pelaku, dan kakaknya tidur di lantai bawah, sedangkan ayah mereka berada di lantai dua. Terduga pelaku terbangun lebih dulu dan memandangi ibunya yang tidur di sampingnya. 

Menurut penyelidikan polisi, A saat itu punya kemarahan yang sudah lama terpendam. A lalu menuju dapur untuk mengambil pisau. Dari keterangan polisi juga menyebut kalau A sempat membuka bajunya sebelum menikam ibunya, dengan alasan agar bajunya tidak terkena noda darah saat melakukan penusukan.

3. Kakak dari A sempat berusaha menghentikan

ilustrasi pisau dapur
Pexels/Kat Wilcox

Saat A melakukan aksinya, sang Kakak sempat terbangun dan berusaha merebut pisau dari tangan adiknya. Pisau tersebut dibuang ke dalam kamar, namun A diduga kembali ke dapur untuk mengambil pisau lain yang lebih kecil.

Terjadi tarik-menarik antara pelaku dan kakaknya hingga pisau terjatuh. Sang Kakak kemudian berlari ke lantai dua untuk memanggil ayah mereka. Saat kembali ke lantai bawah, korban masih sempat hidup dan bahkan meminta minum serta ingin didudukkan.

4. Korban meninggal dunia sebelum ambulans datang

ilustrasi ambulance
Unsplash/JonnicaHill

Sekitar pukul 05.04 WIB, keluarga menghubungi ambulans dan mencoba memberikan pertolongan pertama. Korban sempat dibaringkan di tempat tidur sambil menunggu bantuan medis.

Namun, pukul 05.40 WIB, ambulans yang datang menyatakan korban telah meninggal dunia. Kepala lingkungan setempat langsung melapor ke pihak kepolisian, dan Polsek Sunggal segera mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP.

5. Motif A dipicu rasa sakit hati, sempat terjadi penyiksaan

ilustrasi kekerasan
Pexels/RDNE Stock project

Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Jean Calvijn Simanjuntak dikutip dari IDN Times, menjelaskan bahwa motif pembunuhan dipicu oleh rasa sakit hati yang sudah lama dipendam oleh pelaku.

Korban disebut kerap memarahi seluruh anggota keluarga, termasuk suami dan anak-anaknya. Bahkan, kakak pelaku disebut sering mendapat kekerasan fisik seperti dipukul menggunakan sapu dan ikat pinggang, sementara pelaku sendiri kerap dimarahi dan dicubit.

Motif kemarahan lainnya, korban menghapus game online milik terduga pelaku. Calvijn mengatakan terduga pelaku anak sakit hati karena hal itu kepada ibunya.

"Ya, si adik sakit hati karena game online-nya dihapus," tutur Calvijn.

6. Pelaku diduga terinspirasi game online dan anime

ilustrasi bermain online game
Unsplash/Pandhuya Niking

Polisi menuturkan obsesi terduga pelaku anak A untuk membunuh juga dipicu usai ia menonton serial anime DC episode 271. Dalam serial itu juga terdapat adegan pembunuhan menggunakan pisau.

"Bagaimana obsesi si adik dalam hal melakukan tindak pidananya? Dia melihat game Murder Mystery pada Season Kills Others menggunakan pisau. Makanya, si adik pada saat itu menggunakan pisau dalam melakukan (dugaan pembunuhan)," rinci Calvijn. 

7. Kasus ini jadi pengingat pentingnya mental anak di rumah

mental health
Pexels/Kampus Production

Polisi memastikan bahwa A akan diproses sesuai dengan Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA). Penanganan kasus ini dilakukan dengan pendekatan khusus karena terduga pelaku masih berusia 12 tahun.

Selain pemeriksaan hukum, A juga akan menjalani asesmen psikologis untuk mengetahui kondisi mental, tingkat trauma, serta faktor lingkungan yang memengaruhi tindakannya. Pendampingan dari orang tua, psikolog, dan pekerja sosial akan menjadi bagian penting dalam proses hukum yang dijalani.

Munculnya kasus ABH kembali menyoroti pentingnya komunikasi sehat dalam keluarga. Kekerasan verbal maupun fisik yang berulang dapat berdampak serius pada kondisi psikologis anak dan memicu perilaku ekstrem. 

Itulah tadi rangkuman kasus anak SD bunuh ibunya di Medan dengan 26 tusukan pisau dapur. Kasus ini masih terus didalami pihak kepolisian dengan pendekatan hukum dan perlindungan khusus bagi anak.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Big Kid

See More

Rangkuman Kasus Anak SD Bunuh Ibunya di Medan dengan 26 Tusukan

31 Des 2025, 13:05 WIBBig Kid