Dampak yang Terjadi bila Orangtua Terlalu Protektif pada Anak

Inilah yang akan terjadi bila terlalu protektif pada anak, Ma!

13 November 2021

Dampak Terjadi bila Orangtua Terlalu Protektif Anak
Pexels/Gustavo Fring

Orangtua tentunya ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai dengan harapan kedua orangtua.

Tidak jarang orangtua menjadi protektif terhadap anak karena khawatir anak-anak akan menjalani hidupan yang melenceng dari yang diharapkan orangtuanya.

Orangtua pun biasanya juga akan selalu memberikan sesuatu pada anak sehingga anak hanya perlu menjalankannya saja.

Namun, tahukah Mama bila sikap tersebut dapat menjadi berlebihan? Sikap over protektif merupakan tindakan yang tidak baik. Pola asuh seperti ini sangat tidak tepat diberikan pada anak.

Hal ini karena sikap seperti ini sebenarnya dapat memberikan dampak yang tidak baik bagi perkembangan anak.

Selain itu, dengan memiliki sifat terlalu protektif juga dapat berpengaruh buruk pada kesehatan baik psikis ataupun fisik anak. Biasanya orangtua yang terlalu protektif akan ikut campur dengan seluruh masalah dan kehidupan anak.

Salah satunya seperti orangtua yang membatasi pergerakan anak atau aktivitas anak di sekolah, melarang anak bermain, tidak boleh menentukan pilihan anak sendiri, dan membuat peraturan yang terlalu berlebihan sehingga anak merasa terkekang.

Berikut ini Popmama.com sudah merangkum dampak yang terjadi bila orangtua terlalu protektif pada anak yang perlu Mama ketahui.

1. Anak menjadi penakut dan tidak percaya diri

1. Anak menjadi penakut tidak percaya diri
Pexels/RODNAE Productions

Orangtua yang terlalu protektif dapat berdampak buruk pada anak kedepannya. Salah satunya adalah membuat anak menjadi penakut. Anak memiliki ketakutan secara berlebihan terutama bila hal tersebut berhubungan dengan keinginan orangtuanya.

Selain itu, anak juga dapat merasa takut apabila suatu saat tidak lagi berada di bawah bayang-bayang orangtuanya. Hal ini karena selama ini anak selalu berada di bawah pengaruh orangtua, yang akhirnya ketika ia dewasa ia pun tidak berani untuk memilih dan mengambil resiko.

Tentunya hal ini merupakan salah satu tanda anak menjadi kurang percaya diri. Pada masa kanak-kanak, adanya proses tumbuh dan kembang anak sangat penting dalam membentuk kepribadian setiap individunya. 

Apabila saat kecil ia tidak dibiasakan menghadapi masalahnya sendiri maka ketika dewasa ia pun akan sulit mengambil keputusan dalam hal apapun. Hal ini terjadi karena ketika kecil orangtua selalu memberikan hasil dan pilihan yang sudah di atur oleh orangtuanya.

Menurut studi oleh Cambridge University Press, menjelaskan bahwa anak yang dibesarkan oleh orangtua yang terlalu protektif dapat membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang berkecil hati, tidak percaya diri, tidak memiliki inisiatif dan takut untuk mengambil resiko.

Editors' Pick

2. Selalu bergantung kepada orang lain

2. Selalu bergantung kepada orang lain
Pexels/RODNAE Productions

Dampak negatif lainnya dari orangtua yang terlalu protektif adalah membuat anak menjadi tidak mandiri dan selalu bergantung dengan orang lain. Hal ini terjadi karena semasa kecil orangtua selalu memberikan bantuan pada anak sehingga ia tidak mau berusaha sendiri.

Tindakan ini tentunya berdampak pada anak ketika ia mulai dewasa. Ia pun akhirnya memiliki ketergantungan dan tidak bisa lepas dari orangtuanya.

Selain itu, anak pun menjadi tidak dewasa karena ia tidak dilatih untuk menjadi pribadi yang lebih mandiri. Bahkan, ketika ada masalah anak pun kerap tidak mau menyelesaikan masalahnya sendiri.

Hal ini biasanya terjadi karena dulunya orangtua selalu mencampuri segala urusan anak, sehingga ia pun tidak dapat terlatih dalam mengambil keputusan dan menentukan solusi sendiri karena terlalu mengandalkan orangtuanya.

3. Lebih mudah berbohong

3. Lebih mudah berbohong
Pexels.com/Skitterphoto

Adanya keterlibatan orangtua dalam setiap permasalahan dan kehidupan anak terkadang membuat anak menjadi tidak suka dan muak terhadap dirinya. Hal ini terjadi karena ia yang selalu merasa ditekan dan diberi terlalu banyak aturan oleh orangtua.

Apabila sifat anak yang seperti ini timbul, maka ia pun akan menjadi pribadi yang berbohong. Hal ini terjadi karena ia tidak mau orangtuanya menjadi ikut campur terhadap urusan pribadi mereka.

Adanya pola asuh seperti ini membuat anak akhirnya memilih untuk berbohong. Maka akan lebih baik bila orangtua memberi kebebasan dengan batasan yang masih normal pada anak. Hal ini tentunya berguna agar anak pun dapat berkembang dan dapat menentukan keinginannya sendiri.

Anak yang bohong pada orangtua biasanya karena ingin membuatnya merasa aman ketika ia melakukan sesuatu hal yang tidak sesuai dengan kehendak orangtua. Sehingga ia pun akan terhindar dari amarah orangtua.

4. Mudah merasa cemas dan stres

4. Mudah merasa cemas stres
Pexels/Mikhail Nilov

Berdasarkan penelitian dari Center for Collegiate Mental Health Pennsylvania State University, menjelaskan bahwa adanya kesalahan pola asuh pada anak seperti mengekang dan terlalu bersikap over protektif akan membuat anak menjadi mengalami gangguan kecemasan dan mengalami stres.

Hal ini terbukti dari survey yang dilakukan oleh Center for Collegiate Mental Health di Amerika Serikat, yang menunjukkan hasil bahwa adanya masalah kejiwaan lebih banyak terjadi pada mahasiswa.

Ini terjadi karena adanya ketakutan yang terlalu besar akibat pola asuh orangtua yang terlalu protektif sehingga membuat anak menjadi mudah cemas dan stres, bahkan ada yang membuat anak sampai mengalami depresi.

Hal seperti ini menjadi penyebab utama karena pengawasan orangtua yang terlalu berlebihan, baik dari segi akademis maupun segi non akademis.

Anak pada umumnya akan selalu merasa takut bila melakukan kesalahan sehingga hal ini lah yang menjadi faktor awal anak mengalami gangguan kecemasan dan menjadi stres.

5. Dapat beresiko menjadi korban bullying

5. Dapat beresiko menjadi korban bullying
Pexels/Mikhail Nilov

Berdasarkan penelitian dari ahli psikologi dari University of Warwick, menjelaskan bahwa anak-anak yang memiliki pola asuh keliru seperti terlalu mengekang atau over protektif dapata membuat anak menjadi korban perudungan di sekolah.

Hal ini biasanya terjadi karena anak yang selalu diberi batasan dalam berbagai hal, termasuk bermain.

Sehingga terkadang membuat teman-temannya menjadi tidak suka dan melakukan tindakan perudungan atau bullying kepada sang anak.

Untuk menghindari hal ini pun orangtua seharusnya dapat memperbaiki pola asuhnya terhadap anak, serta cobalah untuk berbicara dan menjalin komunikasi dengan anak.

Hal ini tentu untuk mengurangi anak mengalami perudungan di lingkungan sekolahnya.

Nah, itulah dampak yang akan terjadi bila orangtua terlalu proktektif pada anak. Walaupun protektif merupakan salah satu bentuk tanda Mama pedui pada anak, namun jangan dilakukan secara berlebihan ya, Ma!

Baca juga:

The Latest