- Gigi retak atau patah
- Rasa ngilu dan sensitivitas tinggi terhadap dingin
- Kerusakan enamel yang tidak terlihat tapi bisa membesar
- Tambalan atau crown gigi rusak
Hati-Hati Kalau Anak Punya Kebiasaan Mengunyah Es Batu, Ini Bahayanya!

- Es batu tidak mengandung nutrisi, bisa menyebabkan kekurangan zat besi dan anemia.
- Mengunyah es dapat merusak gigi, enamel, tambalan gigi, dan menyebabkan infeksi gigi dan gusi.
- Kebiasaan mengunyah es bisa menjadi tanda anak anemia.
Banyak anak suka makan es batu karena sensasi dingin dan renyahnya terasa menyegarkan. Namun, jika kebiasaan ini dilakukan berulang-ulang dan sulit dihentikan, orang tua perlu waspada.
Dalam dunia medis, kebiasaan mengunyah es batu secara kompulsif disebut pagophagia, yaitu dorongan kuat untuk terus mengunyah es. Kondisi ini merupakan bagian dari pica, yakni keinginan makan benda atau bahan yang tidak bernilai gizi seperti kertas, tanah, atau kapur.
Jika dibiarkan, kebiasaan ini tidak hanya merusak kesehatan gigi, tetapi juga bisa menjadi tanda masalah medis yang lebih serius. Makanya, Mama perlu hati-Hati kalau anak punya kebiasaan mengunyah es batu, berikut Popmama.com berikan alasannya!
1. Masalah gizi

Secara teknis, es batu hanya air dalam bentuk beku yang mungkin menghidrasi, tetapi tidak mengandung nutrisi sama sekali.
Jika anak terlalu sering mengonsumsi es batu hingga mengabaikan makanan atau minuman bergizi, mereka berisiko mengalami kekurangan nutrisi.
Lebih jauh lagi, pada sebagian orang, dorongan kuat untuk mengunyah es bisa menjadi tanda tubuh kekurangan zat besi. Pada kasus tertentu, pagophagia bahkan menghilang setelah anemia defisiensi besi ditangani.
2. Masalah ggi dan mulut

Mengunyah es mungkin terlihat sepele, tetapi dampaknya pada gigi bisa cukup serius. Tekstur keras es batu dapat membuat:
Jika enamel melemah atau tambalan terbuka, bakteri akan lebih mudah masuk dan menyebabkan infeksi gigi dan gusi.
3. Komplikasi anemia

Pagophagia sering muncul pada anemia defisiensi zat besi. Banyak penelitian menemukan bahwa orang yang kekurangan zat besi merasakan keinginan mengunyah es untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengurangi gejala lemas.
Namun jika anemia tidak ditangani, risikonya bisa berkembang menjadi:
- masalah jantung (karena jantung bekerja lebih keras)
- kelelahan ekstrem
- komplikasi kehamilan
- gangguan konsentrasi
- hambatan tumbuh kembang pada anak
Karena itu, kebiasaan mengunyah es bisa menjadi “alarm” tubuh bahwa anak membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
4. Iritasi tenggorokan dan kerongkongan

Paparan suhu yang sangat dingin secara terus-menerus dapat membuat tenggorokan dan kerongkongan teriritasi.
Jika berulang, kondisi ini dapat memicu:
- peradangan
- rasa tidak nyaman saat menelan
- nyeri berkepanjangan
Pada beberapa kasus, jaringan halus bisa mengalami kerusakan mikro akibat suhu ekstrem.
5. Risiko tersedak

Mengunyah es batu berukuran besar atau tidak mengunyahnya dengan benar dapat meningkatkan risiko tersedak. Jika es menyumbat saluran napas, situasinya dapat berubah menjadi kondisi darurat yang mengancam jiwa.
6. Masalah pencernaan

Terlalu banyak mengonsumsi es batu, terutama dalam waktu singkat, dapat memengaruhi sistem pencernaan. Suhu dingin dapat:
- memicu kram perut
- membuat perut begah dan berangin
- menyebabkan kembung
- memicu rasa tidak nyaman atau mual
Anak dengan lambung sensitif biasanya akan lebih mudah merasakan efeknya. Itulah mengapa Mama perlu hati-Hati kalau anak punya kebiasaan mengunyah es batu,


















