Main Perang Sarung, Seorang Anak di Balikpapan Kehilangan Bola Mata

Saat bulan Ramadan, permainan perang sarung kerap kali dimainkan oleh anak-anak ketika akan menuju masjid maupun ketika selesai beribadah dari masjid. Namun, kegiatan yang sering kali dilakukan untuk bersenang-senang ini justru bisa membawa malapetaka bagi anak.
Seperti yang terjadi pada seorang anak di Balikpapan yang harus kehilangan bola matanya karena terkena sarung yang dilakukan dua kelompok anak-anak yang masih di bawah umur.
Karena tak sengaja terkena sarung dibagian mata kirinya, mata korban yang diduga masih berusia 9 tahun itu pun langsung mengalami perdarahan dan harus kehilangan bola matanya.
Untuk mengetahui lebih jelasnya, berikut Popmama.com rangkumkan informasinya sebagai berikut. Bisa jadi peringatan bagi para orangtua untuk memberi tahu anak akan bahaya permainan perang sarung.
1. Kronologi kejadian

Korban yang diketahui berinisial AH dilaporkan harus kehilangan bola matanya lantaran terkena sabetan sarung akibat aksi perang sarung dua kelompok anak di sekitaran rumahnya, di Jalan Prapatan Dalam, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Peristiwa naas tersebut bermula ketika dirinya berpamitan dengan orangtuanya untuk pergi salat tarawih pada Sabtu malam (1/4/2023) lalu. Sepulang tarawih, korban melihat perang sarung yang dilakukan dua kelompok remaja di sekitaran masjid.
Namun, sayangnya, situasi permainan perang sarung tersebut sempat tak kondusif dan membuat korban harus terkena sabetan dari salah satu sarung milik salah satu kelompok. Akibatnya, bola mata kiri korban yang terkena sabetan sarung pun mengalami perdarahan.
2. Bola matanya harus diangkat

Karena peristiwa tersebut, korban pun langsung dilarikan ke rumah sakit Bayangkara Balikpapan untuk mendapat perawatan intensif akibat luka serius di bola mata sebelah kirinya.
Dari laporan yang beredar, korban diketahui harus kehilangan bola matanya setelah tim medis terpaksa melakukan operasi pengangkatan biji mata karena mengalami kerusakan yang cukup serius.
Atas peristiwa yang menimpa AH, Kapolresta Balikpapan AKBP Anton Firmanto pun mengatakan bahwa fenomena perang sarung di Kota Beriman ini telah menjadi perhatian khusus bagi pihak kepolisian untuk bersiaga agar tidak ada korban selanjutnya.
Menurut keterangannya, para terduga pelaku yang diketahui masih anak di bawah umur akan tetap diproses oleh pihaknya sesuai hukum yang berlaku.
Namun, pihak kepolisian setempat masih menunggu laporan dari keluarga korban sebelum mulai melakukan penyelidikan untuk menangkap para pelaku yang telah melukai korban.
3. Peringatan bagi seluruh orangtua

Menyikapi maraknya fenomena perang sarung selama bulan Ramadan, pihak kepolisian pun kembali mengimbau seluruh orangtua untuk mengawasi anak-anaknya, khususnya pada jam-jam rawan selepas salat tarawih maupun menjelang subuh.
Pasalnya, di waktu-waktu tersebut biasanya anak-anak marak berkumpul di sekitaran masjid untuk bermain, salah satunya perang sarung menggunakan sarung yang akan mereka kenakan untuk salat.
Meskipun mungkin anak-anak berniatan untuk sekadar menghibur diri mereka, nyatanya fenomena perang sarung ini justru bisa membahayakan bagi mereka maupun orang sekitar, Ma.
Untuk itu, orangtua sebaiknya memberi pengertian pada anak agar langsung kembali ke rumah selepas mereka menjalani ibadah di masjid. Pasalnya, kita sebagai orangtua memiliki peran penting dalam upaya pencegahan kenakalan remaja yang bisa membahayakan dirinya maupun orang lain.
Semoga kejadian yang menimpa seorang anak di Balikpapan bisa jadi pembelajaran bagi kita semua agar selalu waspada dan memberi peringatan pada anak akan bahaya peran sarung ya, Ma.



















