Alasan Orangtua Perlu Hindari Mengucap Kata "Jangan" pada Anak

Mama bisa mengganti dengan kata lain yang sederhana sehingga mudah dipahami, ini penjelasannya

18 Juni 2021

Alasan Orangtua Perlu Hindari Mengucap Kata "Jangan" Anak
Unsplash/Liana Mikah

Proses mendidik anak menjadi pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan sehingga perlu dilakukan secara terus-menerus seiring perkembangan dan pertumbuhan anak.

Apalagi sebagai orangtua, Mama dan Papa memiliki peran penting sebagai tempat pertama anak belajar.

Berbagai rintangan bisa saja ditemui ya, Ma. Hingga terkadang mungkin Mama dan Papa mengeluarkan kata-kata tertentu untuk membuat anak bersikap lebih kondusif.

Salah satu yang sering diucap adalah kata "jangan" ketika anak cukup sulit untuk diberitahu. Ketika anak sulit untuk diarahkan. 

Dalam beberapa hal, kata ini membatasi gerak-gerik anak, tapi di sisi lain memang tidak semua hal boleh dilakukan oleh anak, artinya perlu memikirkan cara berkomunikasi efektif agar anak tahu bahwa sesuatu itu dilarang karena berbahaya untuk dirinya.

Namun, penggunaan kata "jangan" ini sebaiknya dihindari lho, Ma.

Pasti Mama masih bertanya-tanya, kenapa tidak boleh bilang jangan ke anak?

Secara lebih lanjut, berikut Popmama.com berikan alasan mengenai penggunaan kata "jangan" pada anak.

1. Bisa membingungkan si Kecil

1. Bisa membingungkan si Kecil
Unsplash/Jordan Whitt

Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Popmama.com dari Dompet Dhuafa, penggunaan kata "jangan" ini bisa saja membingungkan anak saat mendengar perintah dari orangtua.

"Sangat sederhana mengapa kata “jangan” baiknya dihindari. Pertama, biasanya setelah kata jangan muncul kata berlawanan yang dimaksudkan oleh si pelarang (orangtua). Sebagai contoh, “jangan berdiri!” (artinya: anak diminta untuk duduk). Anak pasti bingung, karena bisa jadi tidak memahami apa arti dari “jangan” sehingga ia akan melakukan sesuatu yang dia pahami yaitu “berdiri", bukan duduk seperti apa yang dimaksud," jelas Nurul Aeni, sebagai Founder Komunitas Media Pembelajaran (KOMED).

Sebaiknya, Mama menggunakan kata sederhana sehingga mudah dipahami si Kecil. Mengingat anak-anak masih belum bisa berpikir layaknya orang dewasa. 

2. Penggunaannya kurang efektif

2. Penggunaan kurang efektif
Unsplash/Bruno Nascimento

Penggunaan kata "jangan" dalam mengasuh buah hati juga dinilai kurang efektif karena anak sering kali belum mampu menyerap apa yang dimaksud orangtua secara utuh.

"Kata apa yang biasanya anak ucapkan ketika kita mengajarinya sebuah kalimat? Sering kali untuk anak yang baru belajar bicara, ia hanya akan mengulangi kata terakhir dari kalimat yang ia dengar. Sebagai contoh, kita minta mereka mengulangi kalimat ini “jangan makan sambil berdiri!”, seorang anak cenderung mudah mengingat akhir kata dari kalimat tersebut, yaitu “berdiri” dan itulah yang akan ia lakukan”, lanjut Nurul Aeni.

Maka, sebaiknya Mama dan Papa memberitahu atau berbicara dengan maksud yang jelas. Jika ingin anak makan tidak sambil berdiri, sampaikan saja pada si Kecil dengan kalimat, "Kalau sedang makan kamu harus duduk, ya." 

3. Gunakan bahasa yang mudah dipahami

3. Gunakan bahasa mudah dipahami
Unsplash/Xavier Mouton Photographie

Penggunaan kata "jangan" pada si Kecil sebaiknya diganti dengan kata lain dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Meskipun sepertinya cukup sulit sehingga Mama perlu kesabaran. 

"Anak sangatlah cerdas, masa golden age itu tentu harus kita manfaatkan dengan stimulus yang tepat, artinya sesuai porsinya. Bisa jadi di usia itu, kemampuan mengulang kembali belum bisa mengulang sebuah kalimat, apalagi kalimat kompleks. Sehingga jika ingin memberikan intruksi, maka gunakan bahasa yang sederhana dan langsung dipahami, kita bisa mengubah kata “jangan berdiri!” dengan kata “yuk duduk!”, begitupun dengan kata atau kalimat lainnya”, tutup Nurul Aeni.

Itulah alasan orangtua perlu hindari mengucap kata "jangan" ketika berbicara atau memberi arahan kepada anak. Terutama berlaku bagi anak yang masih berusia 1-3 tahun, mereka juga masih belajar arti kata yang didengarnya. Jadi, mulai sekarang, yuk kurangi penggunaan "jangan" pada buah hati. Pasti bisa kok, Ma!  

Baca juga:

The Latest