Mengenal Gianotti Crosti, Sindrom Kulit Langka pada Anak Mirip Cacar

Seorang dokter spesialis anak, dr. Ian Suryadi Suteja, M.Med Sc, Sp.A, baru-baru ini membagikan sebuah video unik di akun Instagram pribadinya, @iansuteja. Video tersebut memerlihatkan seorang pasien anak laki-laki dengan bintil-bintil kemerahan yang hanya terkonsentrasi di area kaki, tangan, dan wajah.
Hampir mirip seperti cacar air, dr. Ian dengan tegas menjelaskan menurut diagnosisnya bahwa ruam merah tersebut muncul sebagai gejala dari sebuah kondisi kulit langka yang disebut Gianotti Crosti Syndrome (GCS).
Sindrom ini tidak seumum penyakit cacar dan mungkin masih asing di telinga banyak orang. Lalu, apa sebenarnya yang menyebabkan Gianotti Crosti Syndrome dan bagaimana penanganannya?
Melansir dari berbagai sumber, berikut Popmama.com rangkumkan informasi selengkapnya.
1. Apa itu Gianotti Crosti Syndrome?
Dalam unggahan video terbarunya tersebut, dr. Ian menegaskan bahwa kondisi yang dialami pasiennya ini bukanlah scabies maupun cacar.
Meski gejalanya serupa, yakni muncul ruam merah, tapi kondisi ini perlu diperhatikan karena menjadi suatu kondisi kulit langka yang ternyata disebabkan oleh infeksi virus.
Mengutip dari jurnal online yang diunggah di laman National Library of Medicine berjudul Papular Acrodermatitis, Gianotti Crosti Syndrome sebuah ruam kulit yang jinak dan bisa sembuh dengan sendirinya yang umumnya menyerang anak-anak.
Ruamnya memiliki ciri khas, yaitu berupa bintil-bintil kecil berwarna seperti kulit atau kemerahan yang ukurannya seragam. Bintil-bintil ini muncul secara khusus di area wajah, bokong, serta bagian luar lengan dan kaki.
Nah, yang membedakannya dari cacar air adalah ruam ini biasanya tidak muncul pada bagian perut, sebagaimana yang diperlihatkan dr. Ian pada pasiennya.
2. Penyebab Gianotti Crosti Syndrome

Dalam keterangan unggahannya, dr. Ian menjelaskan bahwa salah satu penyebab kondisi ini terjadi kemungkinan akibat kena virus, seperti virus Ebstein Barr, Hepatitis B, atau bisa juga virus lain seperti Influenza.
Penjelasan dr. Ian ini juga dibenarkan dalam jurnal online di laman National Library of Medicine, bahwa bintil merah akibat GCS ini umumnya terjadi karena reaksi tubuh terhadap infeksi virus maupun sebagai efek samping setelah imunisasi.
Menurut penjelasan jurnal tersebut, kondisi ini terjadi karena tubuh anak sedang melawan virus sehingga bintil ruam yang muncul menjadi salah satu bentuk respons pertahanan tubuhnya.
Namun, yang perlu diingat oleh orangtua adalah, kondisi ini bukanlah penyakit yang menular dan dalam kebanyakan kasus akan hilang tanpa pengobatan khusus.
3. Perawatan untuk Gianotti Crosti Syndrome pada anak

Kalau anak mama mengalami kondisi serupa seperti pada pasien anak yang dibagikan dr. Ian, jangan buru-buru panik ya, Ma.
Mengutip dari laman WebMD, kondisi ini umumnya bisa mereda dengan sendirinya seiring waktu. Namun, yang diperlukan adalah fokus pada perawatan untuk meredakan gejalanya.
Jika bintil-bintil yang muncul pada kulit anak terasa gatal, Mama bisa mengoleskan krim anti-gatal yang dijual bebas atau memberikan kompres dingin.
Namun, jika kondisi gatalnya sangat parah sampai membuat anak demam hingga mengganggu aktivitasnya, cobalah periksakan ke dokter spesialis anak untuk diberikan reseo obat minum anti-alergi dan obat penurun panas.
Saat kondisi ini dialami si Kecil, pastikan tubuhnya tetap terhidrasi dengan baik ya, Ma. Karena kondisi ini bukan penyakit menular, anak pun bisa tetap melakukan aktivitas normal seperti biasa, termasuk bermain
Namun, untuk menghindari kekhawatiran dari lingkungan sekitar, Mama bisa meminta surat keterangan dari dokter untuk menjelaskan kondisi yang dialami si Kecil.
Meski tampilannya mengkhawatirkan, Gianotti Crosti Syndrome umumnya bersifat ringan dan akan menghilang tanpa bekas.
Kunci utamanya adalah menangani gejala yang muncul dan memahami bahwa anak tetap dapat beraktivitas seperti biasa, serta selalu konsultasikan dengan dokter anak untuk diagnosis yang tepat dan penanganan terbaik untuk si Kecil.



















