Awas! Salah Membersihkan Kotoran Telinga si Kecil Bisa Berakibat Fatal

Cari tahu cara terbaik membersihkan telinga si Kecil yuk, Ma

3 Desember 2021

Awas Salah Membersihkan Kotoran Telinga si Kecil Bisa Berakibat Fatal
Pixabay/freestocks-photos

Telinga, bagian yang satu ini kadang luput dari perhatian. Padahal, telinga tak hanya memegang peranan penting sebagai indera pendengaran, melainkan juga berperan penting dalam kesimbangan tubuh.

Kebiasaan Mama membersihkan telinga menggunakan cotton buds, nampaknya juga Mama lakukan saat membersihkan telinga si Kecil.

Padahal, Mama mungkin sudah pernah mendengar kalau kebiasaan membersihkan telinga menggunakan cotton buds justru membahayakan telinga. Artinya, alih-alih mau mengeluarkan kotoran telinga malah mendorong kotoran telinga lebih dalam.

Namun, sebenarnya membersihkan telinga dengan cotton buds tidak sepenuhnya salah kok, Ma. Yang terpenting Mama tahu caranya yang benar yakni harus orang lain yang membersihkannya nggak bisa melakukannya sendiri.

Jadi, saat giliran si Kecil telinganya yang harus dibersihkan, Mama lah yang bertugas membersihkan telinganyas sedangkan Papa bertugas yang memberikan penerangan.

Hal itu tidak hanya berlaku pada si Kecil Ma, melainkan juga berlaku pada kita orang dewasa. Simak penjelasan Popmama.com berikut, Ma.

1. Frekuensi membersihkan telinga si Kecil

1. Frekuensi membersihkan telinga si Kecil
olcdn.com

Sama halnya seperti perawatan gigi, Mama juga perlu membawa si Kecil setidaknya 6 bulan sekali ke dokter THT anak, Ma.

Khusus untuk pemeriksaan telinga, hal itu wajib dilakukan untuk menghindari kotoran yang menumpuk di dalam telinga yang bisa membahayakan si Kecil.

Namun, yang perlu Mama ketahui setiap anak akan berbeda penanganannya saat kotoran telinga dibersihkan.

Ada yang setelah setahun dari terakhir kali diperiksa telinganya masih bersih. Tapi ada juga yang hanya dalam jangka waktu singkat dari waktu kontrol terakhir kontrol kotorannya sudah menumpuk.

Kalau Anak Mama masuk dalam kasus ini, agaknya Mama harus lebih sering mengontrol Si Kecil 2 atau 3 bulan sekali. Jadi, sebenarnya frekuensi membersihkan telinga tergantung dari keaktifan kelenjar kotorannya.

Tambahan informasi yang perlu Mama ketahui, di dalam telinga ada beberapa organ telinga yaitu kelenjar kotoran bernama serumen, kelenjar rambut dan kelenjar keringat.

Nah, kelenjar keringat yang aktif dan mudah keluar keringat, biasanya kelenjar serumennya juga akan aktif.

Tapi ada juga anak yang kelenjar serumennya nggak aktif. Sehingga ada kemungkinan seumur hidup mereka nggak perlu membersihkan telinga, lho.  

Tapi Mama nggak perlu khawatir, hal itu tidak berbahaya dan itu bukanlah faktor keturunan. Bahkan sebenarnya keadaan banyak atau sedikitnya kotoran di telinga kanan dan telinga kiri juga suka berbeda, Ma.

Editors' Pick

2. Cara membersihkan telinga yang benar

2. Cara membersihkan telinga benar
materielmedical.fr

Jika Mama ingin membersihkan telinga si Kecil sendiri, disarankan saat membersihkannya hanya bagian luarnya saja. Gunakan penerangan tambahan berupa senter dan minta bantuan Papa untuk membantu penerangannya.

Gunanya memakai senter saat ingin membersihkan telinga, agar kotorannya bisa terlihat. Kalau Mama melihat ada warna cokelat atau hitam yang menggumpal di telinga itu adalah kotorannya.

Tapi kalau Mama melihat bentuknya seperti mutiara berkilau dan cahaya yang memantul, itu adalah gendang teling. Jadi, jangan sampai Mama kutak katik ya!

Begini cara yang benar memberiskan telinga si Kecil

  • Jangan lakukan pada saat tidur ya, Ma. Karena pada saat tidur, manusia secara otomatis akan reflek ketika ada benda asing yang masuk ke telinga. Begitupun dengan si Kecil, anak akan reflek bergerak saat Mama memasukkan cotton bud ke telinga, saat anak reflek bisa menusuk liang telinga si Kecil. Jadi, sebaiknya Mama membersihkan saat anak dalam keadaan sadar, berikan pengertian jangan sampai buat si Kecil takut.
  • Jangan bersihkan telinga saat si Kecil sedang ada kegiatan. Jika Mama membersihkannya sat Si Kecil bermain, situasi bermain yang tidak kondusif bisa membuat tersenggol dengan yang lain saat Mama membersihkan telinga hingga melukai liang telinga anak. Selain itu, jangan taruh cotton buds sembarangan ya, Ma, takut ai Kecil membersihkan telinganya sendiri.

Mama tidak perlu membersihkan telinga anak setiap hari, Ma. Terlebih jika Mama membersihkannya menggunakan cotton bud. Karena akan berisiko membuat liang telinga menjadi merah, lecet bahkan hingga bengkak.

Jika anak mengalami iritasi telinga, lebih baik Mama memeriksakan anak ke dokter THT secepatnya ya. Selalu kontrol kesehatan telinga ke dokter THT untuk memastikan kondisi kesehatan telinga dalam keadaan baik-baik saja.

Baca juga: 5 Fakta tentang Kelainan Bentuk Telinga Bayi Baru Lahir

3. Telinga si Kecil bermasalah karena kotoran telinga

3. Telinga si Kecil bermasalah karena kotoran telinga
sott.net

Pertama-tama Mama harus mengamati lebih dulu beberapa tanda di bawah ini, si Kecil kemungkinan besar mengalami gangguan telinga karena kotoran yang sudah menumpuk.

  • Telinga si Kecil yang bau
  • Pada bayi hal ini ditandai dengan gerakan tangannya yang sibuk menggaruk-garuk dan memegang telinganya terus menerus. Hal itu menandai dua kemungkinan yakni anak merasakan gatal atau merasakan sakit.
  • Kalau anak mama sudah bisa bicara, biasanya ia akan mengeluhkan gatal. Atau jika ia tidak secara langsung memberitahu Mama, Mama bisa perhatikan kalau dipanggil suka nggak dengar atau  kalau menyalakan TV volumenya harus kencang. Kalau sudah begitu Mama harus curiga kemungkinan telinga si Kecil kotor.

Kalau Mama menemukan ciri-ciri di atas sebaiknya Mama segera konsultasikan ke dokter ya. Nantinya dokter yang akan menentukan treatment pengobatan apa yang cocok diberikan pada si Kecil.

Baca juga: Kenali Gejala Infeksi Pada Telinga si Kecil

4. Ketahui jenis kotoran telinga yang mengganggu

4. Ketahui jenis kotoran telinga mengganggu
theguardian.com

Jika kotoran telinga anak mama itu lembek, penanganannya biasanya akan disedot dengan alat khusus. Atau diirigasi, dicuci dengan memasukkan air hangat suam kuku.

Berbeda penanganannya jika kotoran telinga anak mama sudah mengeras. Jika anak mama tergolong sudah cukup besar dan kooperatif bisa menahan sakit, penanganan pada kotoran yang mengeras, kotoran tersebut akan diangkat dengan alat khusus yang agak tajam.

Nggak usah takut hal itu akan melukai si Kecil, Ma. Karena dokter lebih tahu dan lebih ahli dalam membersihkan kotoran telinga. Percayakan saja pada dokter ya, Ma.

Semoga informasi yang Popmama.combagikan bisa bermanfaat ya, Ma. Jadi, mulai sekarang jangan lupa membawa si Kecil ke dokter spesialis THT dalam kurun waktu 6 bulan sekali ya, Ma.

The Latest