Cara Mengajarkan Potty Training untuk Anak Perempuan

Sudah saatnya meninggalkan popok, yuk ajarkan potty training, Ma!

5 April 2020

Cara Mengajarkan Potty Training Anak Perempuan
Unsplash/David Zhou

Salah satu PR bagi Mama yang memiliki anak perempuan adalah mengajarkan potty training agar anak dapat buang air dengan mandiri.

Momen transisi antara penggunaan popok dan toilet ini tentunya memerlukan tenaga ekstra. Mama harus bisa mendampingi dan mengajarkan anak dalam proses adaptasi mereka.

Potty training untuk anak perempuan tidak bisa disamakan dengan anak laki-laki lho, Ma.

Secara fisik dan mental, anak perempuan cenderung mampu memulai potty training lebih cepat dari anak laki-laki. Agar potty training anak sukses, yuk, simak cara-cara berikut:

1. Mulai potty training di waktu yang tepat

1. Mulai potty training waktu tepat
Pexels/Tim Mossholder

Rata-rata anak perempuan akan siap memulai potty training pada umur 18 bulan. Tapi angka ini bukan patokan ya, Ma.

Tetap perhatikan kesiapan fisik dan mental anak terlebih dahulu sebelum melatihnya dengan potty training. Hal ini penting supaya potty training tersebut sukses.

Salah satu pertanda anak sudah siap secara fisik adalah dia sudah mampu bicara dan mengutarakan keinginannya untuk buang air kecil ataupun besar.

Jika anak belum bisa bicara, potty training tentunya akan terhambat masalah komunikasi.

Sedangkan tanda bahwa anak sudah siap secara mental adalah ia mengutarakan keinginannya untuk tidak lagi menggunakan popok.

Editors' Pick

2. Minta anak untuk mengontrol keinginan buang air

2. Minta anak mengontrol keinginan buang air
Pexels/Bich Tran

Tahap selanjutnya untuk memulai potty training ketika anak sudah siap adalah memintanya untuk mulai mengontrol keinginan buang air.

Sekarang, anak tidak lagi bisa buang air kapanpun ia mau. Mama bisa membantu dengan membuatkan jadwal untuk pergi ke toilet.

Minta anak untuk mengontrol keinginan buang air ketika belum jadwalnya.

Mama bisa menjadwalkan untuk buang air beberapa kali dalam sehari, misalnya saat bangun pagi, setelah makan, dan sebagainya.

Jadwalkan waktu-waktu ini dengan baik supaya Mama tidak mengubah-ngubahnya lagi. Jadwal yang berubah-ubah hanya akan membuat anak bingung.

3. Gunakan peralatan yang sesuai untuk anak

3. Gunakan peralatan sesuai anak

Jika Mama menggunakan toilet duduk di rumah, jangan biarkan anak buang air di toilet tersebut secara langsung.

Ukuran lubang yang besar dan ketinggian toilet bisa berbahaya untuk anak. Anak bisa jatuh terjerembab.

Pilihlah peralatan yang sesuai. Mama bisa membeli kursi toilet kecil ataupun menambahkan tempat duduk dan pijakan kaki tambahan di toilet Mama.

Saat ini, ada banyak jenis kursi toilet dan tempat duduk dengan gambar dan warna yang menarik. Ajak anak memilih sendiri agar mereka lebih bersemangat menggunakannya.

4. Berikan contoh secara langsung

4. Berikan contoh secara langsung
Pexels/Emma Bauso

Saat Mama ingin buang air kecil, coba ajak anak ikut masuk ke dalam dan memperhatikan caranya.

Anak adalah peniru ulung. Menunjukan secara langsung lebih efektif daripada hanya mengajarkan teori.

Berikan contoh cara duduk yang benar saat menggunakan toilet, cara membersihkan kemaluan setelah buang air, membilas toilet, hingga mencuci tangan.

Potty training juga merupakan waktu yang tepat untuk mengajarkan kebersihan lho, Ma.

5. Rayakan keberhasilan anak

5. Rayakan keberhasilan anak
Pexels/Singkham

Bagaimanapun potty training adalah proses belajar. Anak tidak akan langsung bisa dan terbiasa dalam waktu singkat.

Sabar adalah kunci keberhasilan. Jika anak melakukan kesalahan, jangan dimarahi. Anak hanya akan mengalami trauma dan potty training tidak akan berhasil dengan maksimal.

Sebaliknya, ketika anak berhasil melakukan sesuatu, berikan pujian padanya agar anak semakin semangat untuk meraih keberhasilan-keberhasilan lainnya. Walaupun hal kecil, tapi pujian ini berdampak besar bagi anak lho, Ma.

Itu di cara mengajarkan potty training untuk anak perempuan. Ingat Ma, tujuan potty training tidak hanya supaya anak dapat buang air secara mandiri, tapi juga agar anak mengerti dan lebih sadar tentang kebersihan diri. Yuk, mulai ajarkan mereka!

Baca juga: 

The Latest