7 Cara Toddler Mengungkapkan Perasaannya Ketika Merasa Tersakiti

Masa toddler adalah periode yang penuh warna, di mana Si Kecil mulai belajar mengenali dan mengungkapkan perasaannya.
Namun, karena keterbatasan kemampuan bicara, anak-anak usia ini seringkali kesulitan menyampaikan apa yang mereka rasakan, terutama saat sedang tersakiti atau kecewa.
Sebagai Mama, memahami cara-cara unik toddler mengungkapkan perasaan sangat penting agar kita bisa merespons dengan tepat dan memberikan dukungan yang mereka butuhkan.
Popmama.com telah merangkum 7 cara toddler mengungkapkan perasaannya ketika tersakiti, supaya Mama bisa lebih sabar dan peka dalam menemani tumbuh kembang Si Kecil!
1. Tantrum

Anak usia dini, khususnya anak berusia 1-3 tahun sering kali melakukan tantrum ketika perasaan mereka tidak tersampaikan atau ketika perasannya merasa tersakiti.
Hal ini sering terjadi karena anak usia tersebut masih memiliki keterbatasan berbahasa untuk mengungkapkan perasaan dan keinginan mereka secara verbal dengan jelas.
Beberapa tantrum juga bisa menjadi cara untuk mencari perhatian dari orangtua atau pengasuh. Tantrum adalah bagian dari perkembangan emosional anak.
Mereka belajar bagaimana mengelola emosi dan mengekspresikannya secara lebih tepat seiring bertambahnya usia.
2. Mengeluh

Mengeluh menjadi bentuk ekspresi emosional yang mudah dilakukan untuk menarik perhatian orangtua atau pengasuh agar segera mendapatkan respons dan rasa aman.
Selain itu, mengeluh juga merupakan cara anak mengomunikasikan ketidaknyamanan atau rasa sakit yang mereka alami, sekaligus mencari penghiburan dan dukungan dari orang dewasa di sekitarnya.
Karena toddler masih belajar mengenali dan mengelola emosinya, mengeluh membantu mereka mengekspresikan perasaan sedih, kecewa, atau frustasi yang sulit mereka ungkapkan dengan kata-kata.
3. Melemparkan mainan

Melemparkan mainan ketika merasa tersakiti merupakan salah satu cara toddler untuk mengekspresikan emosi yang belum bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Menggunakan perilaku fisik, seperti melempar barang adalah salah satu cara untuk menunjukkan rasa frustrasi, marah, atau sedih yang mereka rasakan.
Melempar mainan sebenarnya merupakan cara anak mencari perhatian dari orangtua atau pengasuh agar masalah atau perasaan mereka diperhatikan dan segera direspons.
4. Memukul saudaranya

Kemampuan bicara dan pengendalian diri anak usia dini masih dalam tahap perkembangan, sehingga memukul menjadi salah satu bentuk komunikasi fisik untuk mengekspresikan frustrasi, marah, atau ketidaknyamanan yang dirasakan.
Selain itu, memukul juga bisa terjadi karena toddler ingin mempertahankan sesuatu yang dianggap miliknya, seperti mainan atau perhatian dari orangtua, terutama jika merasa saudaranya mengambil atau mengganggu hal tersebut.
5. Meminta untuk dijemput

Toddler meminta untuk dijemput ketika merasa tersakiti karena tindakan ini merupakan cara mereka mencari rasa aman dan perlindungan dari orangtua atau pengasuh.
Meminta dijemput juga menandakan bahwa si Kecil sedang merasa cemas, takut, atau tidak nyaman dengan situasi yang sedang dialaminya.
Saat berada dekat atau digendong oleh orangtua, anak merasa lebih terlindungi dan emosinya lebih mudah diatur.
Ini adalah bentuk komunikasi nonverbal yang penting bagi toddler untuk mengekspresikan perasaan mereka dan mendapatkan dukungan emosional yang sangat dibutuhkan pada masa pertumbuhan dan perkembangan emosionalnya.
6. Meminta pelukan

Meminta peluk merupakan cara toddler untuk menemukan rasa aman. Ketika anak merasa tersakiti, dirinya membutuhkan rasa nyaman karena emosinya sedang terguncang.
Dipeluk oleh orangtua atau pengasuh berfungsi sebagai "lingkaran keamanan" yang membuat si Kecil merasa terlindungi dan dicintai, sehingga emosinya lebih mudah stabil kembali.
Selain itu, meminta dipeluk juga bisa menjadi cara anak untuk mendapatkan perhatian dan kehangatan saat mereka merasa takut, lelah, atau sedih.
Kondisi seperti perubahan lingkungan, kelelahan, atau rasa tidak nyaman fisik bisa membuat anak lebih sering ingin dipeluk sebagai bentuk pelarian dari ketidaknyamanan tersebut.
7. Menangis

Bagi Mama, menangis adalah sinyal penting bahwa si Kecil membutuhkan perhatian, penghiburan, dan perlindungan.
Melalui tangisan, toddler mencari respons dari orangtua atau pengasuh agar segera mendapatkan rasa aman dan kenyamanan.
Selain itu, menangis juga membantu anak melepaskan emosi yang menumpuk sehingga mereka bisa lebih tenang setelahnya.
Memahami berbagai cara toddler mengungkapkan perasaannya ketika merasa tersakiti adalah kunci penting bagi Mama untuk memberikan respon yang tepat dan penuh kasih sayang.
Memberikan perhatian, penghiburan, dan pengertian pada momen-momen seperti ini tidak hanya menenangkan si Kecil, tetapi juga memperkuat ikatan emosional antara Mama dan anak.
Yuk Ma, perhatikan emosional si Kecil agar mereka tumbuh dengan lebih baik lagi!