Kenali 5 Penyebab si Kecil Terlambat Bicara

Sudah umur 2 tahun kok belum bisa bicara, kenapa ya?

5 November 2021

Kenali 5 Penyebab si Kecil Terlambat Bicara
Pixabay/timkraaijvanger

Keterlambatan bicara pada anak menjadi masalah serius yang kini makin banyak terjadi. Para orangtua resah mendapati anak mereka lebih asyik bermain gadget dan menonton televisi, sementara respon verbalnya minim.

Meski ada mitos menyebutkan bahwa anak yang lebih dulu bisa berjalan wajar jika telat belajar bicara, tapi rasanya anggapan itu kini tak berlaku lagi. Orangtua mana yang tidak cemas jika tumbuh kembang anaknya terganggu?

Sebenarnya apa yang menjadi penyebab anak terlambat bicara? Dan mengapa keluhan itu kini makin banyak terjadi? Simak yuk, Ma penjelasannya di bawah ini.

Semakin dini mengetahui penyebabnya, Mama bisa mengantisipasi agar si Kecil tidak mengalaminya.

1. Kurang perhatian dari orangtua

1. Kurang perhatian dari orangtua
orkingmother.com

Perkembangan zaman juga berdampak pesat pada kenaikan harga barang. Sehingga banyak Mama yang memutuskan bekerja untuk membantu perekonomian keluarga.

Dampak yang tak bisa dihindari adalah kurangnya waktu bersama anak. Ia jadi lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain bersama pengasuh atau saudara yang menjaga di rumah.

Meski dititipkan di daycare yang berkualitas, bonding dengan Mama tetap tidak bisa digantikan oleh apapun.

Mama, jangan dikira memperhatikan anak itu hanya soal memastikannya sudah makan, membelikan mainan, dan menemaninya tidur.

Perhatian yang dibutuhkan anak usia di bawah 3 tahun lebih banyak ketimbang yang sudah mulai bersekolah atau tumbuh remaja.

Mereka butuh pendamping dan sosok teladan yang bisa ditiru, termasuk belajar berbicara dari cara orang-orang di sekitarnya mengatakan sesuatu.

Editors' Pick

2. Minimnya komunikasi dengan orang terdekat

2. Minim komunikasi orang terdekat
parents.com

Sebagai dampak lanjutan dari poin pertama, suasana di sekitar si Kecil ketika Mama dan Papa bekerja tentu sangat ‘sepi’.

Mungkin ada pengasuh atau saudara, ada suara televisi, dan tentu saja gadget. Semua sumber kesenangan yang kiranya bisa menghibur si Kecil sembari menunggu orangtuanya pulang dari kantor.

Ia jadi asyik sendiri dengan benda-benda mati yang tidak mengajarinya mengucapkan kata-kata.

Kalau sudah begini, dari mana ia bisa mendapat contoh cara berbicara? Si Kecil membutuhkan interaksi langsung.

Ketika ia mulai menggumam dan berusaha mengucapkan sesuatu namun belum jelas, Mama bisa menanggapi. Sehingga ia akan terus berusaha mengucapkan sampai terdengar jelas.

3. Kurang interaksi sosial

3. Kurang interaksi sosial
Pixabay/AdinaVoicu

Selain interaksi langsung dengan orang rumah, si Kecil juga butuh stimulus dari luar. Ia perlu berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan bertemu lebih banyak orang.

Mendengarkan obrolan mereka, dan mengamati ekspresi wajah. Anak yang lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah, akan mengalami kesulitan bicara saat bertemu orang lain.

Selain karena minim kosa kata, ada sedikit perasaan takut karena tidak terbiasa bertemu orang selain yang ada di rumah.

4. Gangguan medis

4. Gangguan medis
maxpixel.freegreatpicture

Jika ketiga penyebab di atas bisa diatasi dengan membenahi pola asuh, keterlambatan bicara yang disebabkan gangguan medis harus ditangani oleh pakarnya.

Amati tanda-tanda yang muncul bersamaan dengan gangguan bicara pada anak. Apakah ia sering mengeluhkan sakit jika bagian tubuh tertentu disentuh, atau muncul perubahan fisik yang tidak wajar.

Gangguan medis yang menyebabkan keterlambatan bicara juga ada yang terjadi di bagian dalam.

Seperti gangguan otak, sistem neurologis, atau organ pendengaran. Jika Mama sudah memperbaiki pola asuh tapi tidak membuahkan hasil, waspadai adanya gangguan medis dengan mengkonsultasikannya ke dokter anak.

5. Gejala autisme

5. Gejala autisme
blogcdn.com

Tak hanya gangguan fisik, retardasi mental atau gangguan kecerdasan juga bisa menyebabkan seorang anak menjadi terlambat bicara.

Gangguan seperti ini masuk dalam kategori non-fungsional, di mana organ pendukung motoriknya menunjukkan gejala aneh.

Cara identifikasi awalnya adalah dengan memperhatikan gerak mata Si Kecil ketika diajak berbicara.

Jika ia tidak menatap lawan bicara atau bahkan tidak peka terhadap gerakan, bisa jadi ia mengidap gejala awal autisme.

Gangguan bicara akibat gejala autisme bisa diminalisir bahayanya dengan melakukan terapi.

Pertama tentu Mama harus mengkonsultasikan dengan dokter anak dan psikiater. Kenali dulu jenis retardasi mental yang diidap si Kecil, baru bisa ditentukan tindakan selanjutnya.

Lima hal di atas penting untuk Mama waspadai, agar si Kecil tidak mengalami gangguan dalam tumbuh kembang. Semangat Mama!

Baca juga:

The Latest