Berdasarkan Jenis Cacingnya, Ini Ciri-Ciri Balita Cacingan

Cacing dapat menyerap nutrisi penting yang diperlukan si Kecil untuk tumbuh kembang

14 April 2022

Berdasarkan Jenis Cacingnya, Ini Ciri-Ciri Balita Cacingan
Freepik/Pvproduction

Setiap orangtua tentu ingin anak-anaknya selalu sehat dan bahagia. Namun tak dapat dimungkiri bahwa anak-anak dapat rentan terhadap penyakit. Salah satu penyakit yang rentan terjadi pada balita adalah cacingan.

Meski cukup umum, jika cacingan dibiarkan terlalu lama, maka bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan balita.

Pasalnya, cacing yang ada di dalam tubuh akan menyerap nutrisi makanan anak yang penting dalam sel-sel darah dan usus.

Agar dapat menangani kondisi ini secepatnya, penting bagi Mama untuk mengetahui tanda atau ciri-ciri cacingan pada balita.

Berdasarkan jenis cacingnya, berikut ini Popmama.com telah merangkum ciri-ciri balita cacingan.

Baca di bawah ini ya!

1. Cacing kremi (Enterobius vermicularis)

1. Cacing kremi (Enterobius vermicularis)
cdc.gov

Dilansir dari dari Kids Health, jenis yang satu ini adalah infeksi usus pada anak yang disebabkan oleh cacing parasit kecil, sehingga tidak memiliki ciri yang terlihat.

Proses penularan parasit dari cacing kremi hingga masuk ke dalam tubuh, adalah ketika si Kecil menelan atau menghirup cacing kremi yang sangat kecil.

Setelah puas bermain, umumnya balita tidak cuci tangan dan langsung mengambil makanan. Hal tersebut membuat telur cacing yang menempel pada jari tangan dan ikut masuk ke dalam mulut. Lalu telur tersebut menetas di usus kecil dan masuk ke usus besar.

Di dalam usus besar tersebut cacing kremi menempel dan akan mengambil makanan. Kemudian jika sudah dewasa, cacing kremi betina akan menuju ke anus untuk mengeluarkan telur.

Inilah yang juga jadi penyebab mengapa banyak anak-anak yang terkena cacing kremi akan merasakan gatal-gatal di sekitar anus.

Berikut ciri-ciri balita yang terinfeksi cacing kremi:

  • Gatal yang terus menerus di sekitar anus
  • Susah tidur karena merasakan gatal di sekitar anus
  • Sekitar anus terasa nyeri dan terjadi iritasi
  • Terdapat cacing kremi pada tinja
  • Anak kurang nafsu makan

Mama mungkin bisa melihat cacing di area anus setelah anak tertidur dua sampai tiga jam. Mama juga bisa melihat cacing di toilet setelah si kecil selesai dari kamar mandi.

Ciri-ciri cacing kremi yang menyebabkan cacingan pada anak yaitu wujudnya seperti potongan benang kecil berwarna putih. Mama juga bisa melihatnya di permukaan pakaian dalam anak saat memandikannya.

Editors' Pick

2. Cacing gelang (Ascariasis lumbricoides)

2. Cacing gelang (Ascariasis lumbricoides)
medicalnewstoday.com

Selanjutnya adalah cacingan yang disebabkan oleh Ascariasis Lumbricoides, kondisi yang disebabkan oleh infeksi cacing gelang. Cacing jenis ini bisa menyebar melalui makanan dan minuman yang sebelumnya sudah terkontaminasi.

Ascariasis adalah cacing yang sering berada di lingkungan yang kurang bersih dan tinggal di daerah dengan suhu hangat. Berbeda dengan cacing kremi, cacing gelang dewasa yang berkembang biak di usus memiliki ciri-ciri tubuh panjang, melebihi 30 cm.

Namun, tidak ada gejala khusus yang ditimbulkan cacing ini. Sehingga Mama mungkin baru menyadari setelah melihat cacing yang keluar bersamaan dengan balita ketika buang air besar. Cacing gelang juga bisa masuk ke dalam paru-paru dan menyebabkan anak batuk-batuk.

Berikut ciri-ciri balita yang terinfeksi cacing gelang:

  • Batuk
  • Nyeri perut
  • Mual bahkan kadang sampai muntah
  • Berat badan turun
  • Tampak cacing pada tinja
  • Lesu
  • Demam

Bila tidak segera ditangani, cacingan bisa menyebabkan masalah kesehatan serius, seperti anemia dan kurang gizi.

3. Cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale)

3. Cacing tambang (Necator americanus Ancylostoma duodenale)
En.wikipedia.org

Cacing tambang memiliki ciri-ciri melekat pada usus dengan mulut mereka dan akan menghisap darah, sehingga anak mengalami cacingan.

Kemudian, cacing ini juga bisa masuk lewat kulit kaki dan akan menginfeksi bagian dalam tubuh, seperti paru-paru dan jantung melewati aliran darah.

Tidak jarang, cacing ini menyebabkan anemia pada anak, sehingga berakibat menurunnya daya tahan tubuh dan memengaruhi kecerdasan.

Kontaminasi cacing ini juga mengakibatkan si Kecil menjadi susah makan, sehingga berisiko memicu gizi buruk karena semua nutrisi akan diserap oleh cacing.

Berikut ciri-ciri balita yang terinfeksi cacing tambang:

  • Nyeri perut hilang timbul yang dapat membuat balita menjadi sangat rewel
  • Diare
  • Mual
  • Demam
  • Anemia (anak terlihat pucat)
  • Tidak nafsu makan
  • Gatal pada area di mana larva masuk ke dalam kulit
  • Ditemukannya darah dalam feses balita jika ususnya mengalami infeksi akibat cacing

Perlu diingat bahwa tak semua anak yang mengalami cacingan memiliki tanda atau ciri-ciri di atas, terutama bila kondisinya tergolong ringan.

Namun bila infeksi cukup parah, si Kecil mungkin akan merasa gatal dan geli seperti ditusuk, 30 menit setelah terkontaminasi cacing tambang.

4. Infeksi cacing pita (Taenia sp.)

4. Infeksi cacing pita (Taenia sp.)
en.wikipedia.org

Balita yang menderita infeksi usus akibat cacing pita, bagian kepala cacing pita akan menempel pada dinding usus. Sementara bagian tubuhnya akan terus bertambah panjang dan memproduksi telur di dalam usus.

Umumnya, anak yang terinfeksi cacing pita tidak merasakan gejala apapun karena memang gejala yang ditimbulkan sulit untuk diperhatikan. Seorang anak berisiko menelan cacing ini jika makan daging sapi atau babi tidak matang.

Berikut ciri-ciri balita yang terinfeksi cacing pita:

  • Mual
  • Sakit perut
  • Nampak lemah dan lemas
  • Hilang nafsu makan
  • Penurunan berat badan
  • Jika gejala infeksi cacing pita telah menyebar di bagian tubuh, kemungkinan akan menyebabkan kerusakan organ dan jaringan

Beberapa anak yang mengalami cacingan karena cacing pita, juga memiliki ciri-ciri iritasi di area perianal atau area sekitar anus. Iritasi tersebut disebabkan oleh telur cacing yang dikeluarkan dalam tinja.

Cara Mengatasi Cacingan pada Anak Balita

Cara Mengatasi Cacingan Anak Balita
Freepik/paralisart

Pada dasarnya, cara untuk mengatasi cacingan pada balita adalah dengan memutuskan penularan cacingan, yaitu menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta memastikan anak mengonsumsi obat cacing.

Penerapan pola hidup bersih dan sehat dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut:

  • Biasakan balita cuci tangan menggunakan sabun dengan benar secara rutin, terutama setelah bermain, sebelum dan sesudah menggunakan kamar mandi, serta sebelum dan sesudah makan.
  • Pastikan anak selalu mengenakan pakaian bersih dan mengganti pakaian setiap hari.
  • Potong kuku anak secara berkala, terutama ketika sudah panjang, sehingga tidak ada cukup ruang untuk pertumbuhan telur cacing.
  • Gunakan alas kaki yang bersih dan nyaman ketika anak bermain dan keluar rumah.
  • Cuci pakaian, seprai, pakaian dalam, dan handuk dengan air panas guna membunuh telur cacing yang mungkin menempel. Kemudian, keringkan di atas terik matahari atau mesin pengering dengan suhu panas.
  • Cegah anak menggaruk anus jika terasa gatal.
  • Perhatikan kebersihan makanan yang dikonsumsi.
  • Sejak usia anak mencapai dua tahun, pastikan Mama memberikan obat cacing secara rutin setiap enam bulan sekali. Anak-anak dan orang dewasa juga direkomendasikan untuk mengonsumsi obat cacing secara rutin setidaknya dua kali setahun.

Nah itulah beberapa ciri-ciri balita cacingan berdasarkan jenis cacingya, serta bagaimana cara mengatasi cacingan pada anak. 

Jika Mama melihat ciri-ciri cacingan pada anak, disarankan untuk segera memeriksakannya ke dokter. Kemudian bila si Kecil sudah sembuh, cegah cacingan kembali datang dengan menerapkan gaya hidup yang sehat dan bersih.

Baca juga:

The Latest