Kenali Ma, ini Perubahan Psikologis dan Fisik Anak saat Disapih

Tak hanya bagi Mama, menyapih juga menimbulkan perubahan psikologis dan fisik pada si Kecil

28 Juli 2022

Kenali Ma, ini Perubahan Psikologis Fisik Anak saat Disapih
Pexels/Kampus Production

Walaupun banyak kerja keras saat menyusui, proses awal menghentikan anak untuk menyusui atau yang dikenal dengan "menyapih", juga menghadirkan lebih banyak tantangan.

Menyapih adalah proses dimana Mama secara bertahap menghentikan anak dari menyusui ke sumber makanan lain. Proses ini dapat melampaui 24 bulan, dan bisa bervariasi dari setiap anak.

Tak hanya bagi Mama, penyapihan ternyata juga bisa menimbulkan perbedaan pada si Kecil, baik dari psikologis hingga fisiknya. Apa sajakah itu?

Kali ini Popmama.com telah merangkum informasi seputar apa saja perubahan psikologis dan fisik anak saat disapih, yang dilansir dari WebMD. Yuk simak di bawah ini!

1. Dampak psikologis saat menyapih bagi Mama

1. Dampak psikologis saat menyapih bagi Mama
Freepik

Sesulit apa pun bagi beberapa perempuan untuk mulai menyusui, bukan berarti mudah untuk mengucapkan selamat tinggal pada menyusui dan mulai menyapih.

Seorang ahli laktasi di Pusat Medis Maimonides di Brooklyn, New York, bernama Myrtle Hodge, RN, mengatakan bahwa ikatan emosional membuat beberapa Mama sulit untuk menyapih. 

"Efek hormonal yang menyenangkan dari menyusui, bersama dengan ikatan emosional yang memuaskan, dapat membuat sangat sulit bagi beberapa Mama untuk berhenti menyusui. Bahkan jika hidup atau gaya hidup mereka menuntut mereka melakukannya," kata Hodge.

Selain itu, Hodge juga menambahkan bahwa seorang Mama bahkan mungkin merasa lebih sulit untuk menyapih jika anaknya yang kehilangan minat terlebih dahulu.

Menurutnya, ketika anak memutuskan bahwa sudah cukup menyusui, Mama bisa merasa hancur karena buah hatinya tidak menginginkan atau membutuhkannya lagi. Inilah dimana banyak perempuan merasa sangat sedih dan kesal.

2. Perubahan pada psikologis anak saat proses menyapih

2. Perubahan psikologis anak saat proses menyapih
Freepik

Berbeda halnya bila proses penyapihan ini dilakukan atas keputusan sang Mama. Karena pada saat yang sama, beberapa anak mungkin merasa "ditolak" ketika Mama memulai proses penyapihan, terutama jika tidur bersama adalah bagian dari waktu menyusui.

"Jika anak terbiasa tidur dengan Mama karena kenyamanan saat menyusui, dan tiba-tiba tidak ada lagi menyusui, anak akan memahami bahwa ia akan belajar tidur sendiri. Akhirnya ia dapat merasakan penolakan" kata Hodge.

Menurut Hodge, ini dapat mengakibatkan beberapa kegelisahan atau kesulitan tidur untuk waktu yang singkat bagi anak-anak.

Tak hanya itu, saat menyapih balita yang berusia dua atau tiga tahun, Hodge mengatakan Mama mungkin juga akan menghadapi beberapa tindakan dan kemarahan anak.

Anak akan menjadi sangat marah, dan merasa sangat kehilangan saat menyusui berhenti. Ia juga bisa menjadi sangat kesal dengan Mama, dan tak menutup kemungkinan membuat Mama menjadi lebih kesulitan.

Editors' Pick

3. Perubahan pada fisik anak saat proses menyapih

3. Perubahan fisik anak saat proses menyapih
everymum.ie

Tak hanya perubahan secara psikologis, namun menyapih juga memberikan perubahan pada fisik anak.

Salah satu perubahan yang paling terlihat adalah perubahan konsistensi dan frekuensi buang air besar si Kecil.

"Mereka kemungkinan akan buang air besar lebih sedikit saat diberikan susu formula, daripada saat menyusui, dan biasanya tinja agak keras atau lebih padat. Ini normal," kata Aponte.

Hodge menambahkan bahwa si Kecil mungkin juga dapat mengalami beberapa gangguan pencernaan kecil, seperti kram dan gas saat mulai menyapih.

Untuk menghindari masalah ini, Hodge menyarankan agar orangtua dapat memberikan susu formula kepada anak (bukan susu sapi) sampai anak berusia lebih dari satu tahun. 

Setelah sistem pencernaan anak lebih matang atau setelah ulang tahun pertama, perkenalkan susu.

4. Cara mempertahankan ikatan emosional selama proses menyapih

4. Cara mempertahankan ikatan emosional selama proses menyapih
Freepik

Terlepas dari usia anak, jika Mama mengalami masalah penyapihan, para ahli menyarankan agar setiap Mama dapat membuat prosesnya lebih mudah, baik bagi Mama dan anak.

Terutama dengan mempertahankan ikatan emosional yang erat dengan cara lain.

"Penting bagi Mama untuk memasukkan beberapa ikatan fisik dan kenyamanan yang sama, seperti pada saat waktu menyusui, terlepas dari apakah masih menyusui atau mulai menyapih," kata Adam Aponte, MD, ketua pediatri dan perawatan rawat jalan di Rumah Sakit Umum Utara di New York.

Aponte juga memberikan beberapa cara untuk membantu si Kecil agar merasa lebih aman, dan tidak terlalu sedih karena kehilangan ASI. Berikut beberapa cara yang bisa diterapkan:

  • Sering-seringlah memeluk balita
  • Sering melakukan kontak mata
  • Menjaga balita agar selalu dekat dengan Mama

5. Cangkir sippy juga dapat membantu proses menyapih anak lebih mudah

5. Cangkir sippy juga dapat membantu proses menyapih anak lebih mudah
Freepik

Balita mungkin juga akan mengalami masalah dalam belajar mengisap botol, karena menyusu di payudara dan botol memiliki gerakan mulut yang berbeda. 

Untuk mencegah hal ini terjadi, Aponte menyarankan agar Mama dapat memberikan anak cangkir sippy. Ini adalah transisi yang lebih mudah untuk beberapa balita yang lebih besar.

"Cangkir sippy adalah solusi yang baik. Seringkali balita yang menolak botol akan merespon sangat baik ke cangkir."

Setelah Mama mengetahui apa saja perubahan yang terjadi selama masa menyapih, Mama yang baru berencana untuk menyapih, juga perlu mengetahui kapan waktu yang tepat untuk mulai menghentikan proses menyusui anak.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Memulai Proses Menyapih?

Kapan Waktu Tepat Memulai Proses Menyapih
Pexels/MART PRODUCTION

Menurut American Academy of Pediatrics, menyusui harus berlanjut setidaknya selama tahun pertama kehidupan dan seterusnya selama yang diinginkan oleh Mama dan anak.

Faktanya, menyusui yang berkepanjangan memiliki beberapa manfaat penting selain mempertahankan ikatan emosional yang kuat. 

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Kenya Barat, Afrika, peneliti menemukan bahwa menyusui setidaknya selama dua tahun memiliki hubungan positif dengan pertumbuhan.

Penelitian lain menunjukkan bahwa semakin lama balita menyusu, semakin besar perkembangan otaknya. 

Faktanya, beberapa bukti menunjukkan semakin lama anak menyusui, semakin cepat mereka menyelesaikan tugas-tugas "tonggak" perkembangan, seperti berjalan dan berbicara.

"Dalam pengalaman saya, anak yang disusui sampai balita lebih mudah bergaul, mereka lebih bahagia dan anak-anak dapat menyesuaikan diri dengan lebih baik," kata Hodge.

Menurutnya juga sebagian besar anak yang disusui sampai balita, memiliki IQ yang sangat tinggi dan secara keseluruhan tampak seperti anak-anak yang berpengetahuan luas.

Nah itulah informasi untuk mengenali apa saja perubahan psikologis dan fisik anak saat disapih. Menghabiskan waktu sebanyak mungkin dengan si Kecil dan melakukan lebih banyak kontak tubuh sangat dianjurkan agar anak tidak merasa ditolak selama proses menyapih.

Ini juga akan membuat Mama akan terus merasakan kedekatan yang sangat dibutuhkan dengan buah hati tercinta.

Baca juga:

The Latest