Khawatir Warga Tak Mau Punya Anak, Jepang Akan Bentuk Lembaga Baru

Penurunan tingkat kelahiran di Jepang dapat dikatakan telah akut

25 Januari 2023

Khawatir Warga Tak Mau Pu Anak, Jepang Akan Bentuk Lembaga Baru
Twitter.com/JPN_PMO
Potret Perdana Menteri Jepang

Saat ini, Jepang sedang berada di ambang krisis populasi penduduk akibat sejumlah faktor yang membuat sebagian besar masyarakat menunda untuk memiliki anak.

Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida mengumumkan akan membentuk badan khusus untuk menangani persoalan tersebut. Ia mengatakan sudah tidak dapat menunda fokus atau pemberian perhatian terhadap masalah tentang anak dan pola pengasuhan anak.

Pasalnya, tingkat kematian yang meningkat dan tingkat kelahiran yang semakin menurun membuat Jepang hampir menjadi tidak fungsional sebagai masyarakat.

Kali ini, Popmama.com menyediakan informasi mengenai Jepang akan membentuk lembaga baru akibat penurunan angka kelahiran.

Langsung simak saja informasi di bawah ini.

1. Pemerintah Jepang akan membentuk lembaga baru sebagai resolusi krisis populasi

1. Pemerintah Jepang akan membentuk lembaga baru sebagai resolusi krisis populasi
AP Photo/Eugene Hoshiko

Melalui pidato kebijakan pada pembukaan sesi parlemen tahun 2023 (23/1/2023), Perdana Menteri Jepang mengumumkan akan membentuk Badan Anak dan Keluarga pada April mendatang.

Perancangan lembaga baru ini diharapkan dapat mendukung orangtua dalam negara dan memastikan keberlanjutan masa depan Jepang.

Fumio Kishida juga memastikan bahwa anggaran yang diberikan untuk program-program yang berkaitan dengan anak akan digandakan, seperti dukungan keuangan dengan anak-anak.

"Saat ini Jepang berdiri di ambang apakah kita dapat terus berfungsi (bertahan) sebagai masyarakat. Kebijakan pengasuhan anak ini tidak dapat menunggu lagi, tidak dapat ditunda," ucap Kishida.

2. Jumlah kelahiran di Jepang semakin menurun dari tahun lalu

2. Jumlah kelahiran Jepang semakin menurun dari tahun lalu
Pixabay/sofi5t

Menurut data dari World Bank, kini Jepang memiliki proporsi orang berusia di atas 65 tahun tertinggi kedua di dunia, yaitu sekitar 28%.

Sementara itu, perkiraan mengatakan bahwa Jepang memiliki penurunan kurang dari 800.000 angka kelahiran pada tahun lalu.

Permasalahan ini terbilang sudah sangat akut di Jepang. Apabila semakin banyak orang yang menua, artinya harus ada pengganti di masyarakat untuk pekerjaan yang dahulu mereka lakukan.

Namun, pada faktanya justru pekerja yang akan mendukung mereka semakin dikit akibat permasalahan populasi ini. Akibat hal tersebut, mereka yang sudah pensiun justru tetap dipekerjakan.

3. Jepang sudah mendorong rakyat untuk menambah populasi anak

3. Jepang sudah mendorong rakyat menambah populasi anak
Pexels/Vanessa Loring

Sebenarnya, Pemerintah Jepang telah mencoba untuk mendorong para rakyat agar memiliki lebih banyak anak. Mereka bahkan beriming akan memberi bonus uang untuk pasangan yang telah memiliki anak.

Sayangnya, hal tersebut tidak mempan. Salah satu faktor mengapa banyak pasangan yang memutuskan untuk tidak memiliki anak adalah karena kenaikan biaya hidup dan mahalnya biaya membesarkan anak di Jepang.

Lebih banyak perempuan memilih untuk bekerja dan menghidupi diri sendiri dibanding memiliki anak.

Dilansir dari The Guardian, upaya Jepang tersebut memiliki dampak yang terbatas. Beberapa ahli bahkan mengatakan subsidi pemerintah Jepang cenderung menyasar pada orangtua yang sudah memiliki anak, bukan kaum muda yang tidak ingin membentuk keluarga.

Demikian informasi tentang Jepang akan membentuk lembaga baru akibat penurunan angka kelahiran.

Baca juga:

The Latest