6 Kesalahan Umum Orangtua Merawat Gigi Anak, Bakteri Karies Menular!

- Perawatan gusi sebelum tumbuh gigi penting untuk mencegah bakteri karies di kemudian hari
- Membiasakan anak sikat gigi sejak dini dapat mencegah kerusakan gigi
- Orangtua kerap khawatir, pasta gigi berfluoride penting untuk mencegah karies pada gigi anak
Merawat gigi anak bukan sekadar menyikat dua kali sehari lho, Ma. Banyak orangtua merasa sudah melakukan yang terbaik. Ternyata masih ada kebiasaan yang keliru dan membuat gigi anak justru bisa rusak.
Misalnya, fakta mengenai bakteri karies gigi bisa menular dari orang dewasa ke anak!
Berikut Popmama.com rangkum kesalahan umum orangtua merawat gigi anak, bakteri karies menular lho ternyata.
1. Mengabaikan perawatan gusi sebelum tumbuh gigi

Banyak orangtua menunggu hingga gigi pertama anak muncul sebelum memulai perawatan rutin. Padahal, membersihkan gusi bayi sejak dini penting untuk menghilangkan sisa susu dan mencegah pertumbuhan bakteri.
Mama dan Papa bisa menggunakan kain kasa atau waslap bersih yang dibasahi air hangat untuk membersihkan gusi dan lidah bayi setelah menyusui.
Kebiasaan ini tidak hanya menjaga kebersihan mulut, tetapi juga membantu anak terbiasa dengan rutinitas perawatan mulut. Sehingga ketika sudah tumbuh gigi mudah untuk transisi ke sikat gigi.
Menurut American Academy of Pediatric Dentistry, perawatan mulut sebaiknya dimulai sejak bayi baru lahir untuk mencegah masalah gigi di kemudian hari.
2. Tidak membiasakan anak sikat gigi sejak dini

Beberapa orangtua menunda membiasakan anak menyikat gigi karena khawatir akan menolak atau merasa tidak nyaman. Namun, menunda kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko kerusakan gigi.
Penting untuk menjadikan menyikat gigi sebagai rutinitas harian sejak gigi pertama muncul. Awalnya anak akan menolak dengan pendekatan yang menyenangkan dan konsisten, anak akan terbiasa.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan agar anak-anak mulai menyikat gigi dengan pasta gigi berfluoride segera setelah gigi pertama tumbuh.
3. Dosis pasta gigi sudah disesuaikan agar aman jika tertelan

Beberapa orangtua khawatir anak akan menelan pasta gigi, sehingga menghindari penggunaan pasta gigi berfluoride atau menggunakan terlalu sedikit. Padahal, fluoride penting untuk mencegah karies pada gigi anak.
Dikutip dari American Dental Association merekomendasikan penggunaan pasta gigi berfluoride sebesar sebutir beras untuk anak di bawah 3 tahun dan sebesar biji kacang polong untuk anak usia 3 hingga 6 tahun. Jumlah ini aman jika tertelan dan efektif dalam mencegah kerusakan gigi.
4. Tanda awal karies bukan saat gigi anak menghitam

Bercak putih pada gigi anak sering dianggap sepele, padahal itu bisa menjadi tanda awal demineralisasi enamel yang berpotensi berkembang menjadi karies. Jika tidak ditangani, bercak ini dapat berubah menjadi lubang yang memerlukan perawatan lebih lanjut.
Penting untuk memeriksa gigi anak secara rutin dan segera berkonsultasi dengan dokter gigi jika menemukan perubahan warna atau tekstur pada gigi. Deteksi dini memungkinkan perawatan non-invasif dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
5. Bakteri penyebab karies gigi anak menular lho!

Bakteri penyebab karies, seperti Streptococcus mutans dapat ditularkan dari orangtua ke anak melalui air liur. Misalnya saat mencicipi makanan anak atau berbagi sendok.
Penularan ini dapat terjadi bahkan sebelum gigi pertama anak tumbuh.
Untuk mencegah penularan, orangtua harus menjaga kebersihan mulut mereka sendiri dan menghindari kebiasaan yang dapat mentransfer bakteri ke anak. Menurut penelitian, anak-anak yang terpapar Streptococcus mutans sejak dini memiliki risiko lebih tinggi mengalami karies gigi.
6. Mengabaikan gigi geraham permanen pertama

Gigi geraham permanen pertama biasanya tumbuh pada usia 6 hingga 7 tahun di belakang gigi susu tanpa didahului oleh gigi yang tanggal. Karena itu, banyak orangtua tidak menyadari pertumbuhan gigi ini dan tidak memberikan perhatian khusus.
Gigi geraham permanen memiliki peran penting dalam mengunyah dan menjaga struktur rahang. Mengabaikan perawatan gigi ini dapat menyebabkan kerusakan permanen.
Oleh karena itu, penting untuk memastikan anak menyikat seluruh gigi, termasuk bagian belakang, dan rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi.
Itulah tadi deretan kesalahan umum orangtua merawat gigi anak yang kerap dilakukan orangtua. Semoga membantu Mama dan Papa mendapatkan informasi mengenai hal ini.