Cerita Seorang Mama yang Anaknya Alami Gejala Gagap, Ini Penanganannya

Kesalahan di rumah ternyata jadi penyebab utama anak mengalami gangguan bicara

10 September 2023

Cerita Seorang Mama Anak Alami Gejala Gagap, Ini Penanganannya
Pexels/TorangPardosi

Gagap pada anak adalah gangguan bicara yang bisa muncul selama tahap perkembangan. Gejalanya bisa bermacam-macam, dan bisa timbul akibat banyak faktor. 

Dalam sebuah video TikTok yang diunggah oleh pengguna @mm.elang, dirinya sebagai seorang Mama mengakui peranannya dalam perkembangan stuttering atau gagap pada anaknya.

Dalam video tersebut, dirinya berbicara secara jujur tentang bagaimana kesalahannya di rumah telah berdampak pada perkembangan bicara anaknya, yang menyebabkan gangguan bicara tersebut.

Namun, yang lebih penting lagi, ia juga berbagi solusi yang diberikan oleh dokter yang telah berhasil diterapkan untuk membantu anaknya mengatasi gagap.

Popmama.com telah merangkum cerita lengkapnya, sebagai panduan berharga bagi para Mama yang mungkin menghadapi situasi serupa.

1. Ketahui gejala-gejala gagap

1. Ketahui gejala-gejala gagap
Pexels/KampusProduction

Gejala gagap biasanya pertama kali muncul saat anak berusia sekitar 1,5 hingga 2 tahun atau ketika mereka mulai belajar berbicara. Beberapa tanda dan gejala gagap meliputi:

1. Kesulitan memulai kata, frasa, atau kalimat.
2. Pengulangan bunyi, suku kata, atau kata, seperti mengucapkan "ma-ma-ma-makan" saat seharusnya "makan".
3. Perpanjangan kata atau suara dalam kalimat, contohnya "emmmmmm-minum" untuk kata "minum".
4. Adanya jeda saat berbicara yang diisi dengan "umm" atau "aaa".
5. Tegangan atau kekakuan pada wajah dan tubuh bagian atas saat mengucapkan kata.
6. Perasaan cemas sebelum berbicara.

Selain gejala verbal, gagap juga dapat menimbulkan tanda fisik, seperti bibir atau rahang yang gemetar, mata yang berkedip cepat, tangan yang mengepal, otot wajah yang berkedut, dan gerakan kepala yang tiba-tiba dan cepat.

Gejala gagap seringkali memburuk dalam situasi tertentu, seperti saat anak merasa lelah, stres, diperhatikan oleh orang lain, tertekan, terburu-buru, atau terlalu bersemangat. 

Editors' Pick

2. Terdapat 3 tingkatan gagap

2. Terdapat 3 tingkatan gagap
Pexels/LosMuertosCrew

Dokter dalam video TikTok @mm.elang menyatakan bahwa tingkatan gagap mencakup tiga kategori, yaitu normal, rendah ke menengah, dan berat. Anaknya, yang sering mengalami gagap selama 60 menit, diklasifikasikan dalam tingkat rendah ke menengah oleh dokter.

Namun, yang menjadi sorotan dalam video tersebut adalah pengakuan dari dirinya bahwa kesalahan yang dilakukan di rumah merupakan faktor utama yang berkontribusi pada masalah gagap anaknya.

Ini menggarisbawahi peran besar orangtua dalam perkembangan bahasa anak. Kesadaran tentang pola bicara dan komunikasi yang benar, serta upaya untuk menciptakan lingkungan yang mendukung, adalah faktor-faktor penting dalam menghindari atau mengatasi masalah gagap.

3. Kronologi gangguan bicara pada anaknya

3. Kronologi gangguan bicara anaknya
Tiktok.com/@mm.elang

Akun TikTok @mm.elang mengawali cerita dengan menyampaikan bahwa anaknya tidak memiliki masalah besar dengan kemampuan bicaranya. Bahkan, anak tersebut sudah bisa merangkai kata-kata dalam kalimat.

Namun, anaknya tiba-tiba mulai menunjukkan gejala stuttering atau gagap. Awalnya, ia tidak terlalu khawatir, merasa bahwa gangguan bicara ini adalah hal yang umum pada anak-anak kecil dan akan sembuh dengan sendirinya seiring waktu.

Akhirnya pada suatu pagi, anaknya gagal menyampaikan sesuatu dengan benar. Kejadian ini membuat anaknya menjadi stres, menangis, dan bahkan berteriak.

Momen itulah yang membuat dirinya memutuskan untuk mencari bantuan medis. Ia membawa anaknya ke dokter untuk menjalani screening tumbuh kembang. Dalam waktu 60 menit pemeriksaan, anak tersebut menunjukkan gejala gagap berulang kali.

4. Perjalanan dalam penanganannya

4. Perjalanan dalam penanganannya
Pexels/KetutSubiyanto

Dalam konsultasinya dengan dokter, ia mengenali beberapa kesalahan yang pernah dilakukannya dalam mendukung perkembangan anaknya di rumah.

Setelah menerima saran-saran yang berharga dari dokter, dirinya berhasil mengatasi masalah gagap yang dialami oleh anaknya, dan yang lebih penting lagi, anaknya kini tidak pernah mengalami gagap lagi.

Berikut rangkuman dari kesalahan-kesalahan tersebut dan solusinya yang mendidik:

  1. Berbicara terlalu cepat: Salah satu kesalahan fatal yang terjadi adalah berbicara terlalu cepat dan mengharapkan anak untuk menyesuaikan kecepatan bicara seperti orang dewasa. Hal ini tidak sesuai dengan perkembangan organ-organ mulut, lidah, dan otak anak yang masih berkembang. Solusinya adalah berbicara dengan perlahan, memberikan jeda dalam percakapan, dan memperhatikan intonasi yang digunakan.

  2. Memberikan pertanyaan terlalu kompleks: Anak seringkali diberi pertanyaan yang terlalu kompleks, dengan pertanyaan-pertanyaan beruntun tanpa memberi anak cukup waktu untuk merespons. Solusinya adalah mengubah pendekatan pertanyaan menjadi lebih terbuka, seperti "ceritakan dong," yang memberikan anak kesempatan untuk berbicara secara bebas sesuai kemampuannya.

  3. Reaksi berlebihan saat gagap muncul: Bereaksi terlalu panik atau khawatir ketika anak mulai mengalami gagap dapat membuat situasinya semakin sulit. Solusinya adalah memberikan respons yang tenang dan sabar, dengan memberikan dukungan visual melalui mata, gestur tubuh, dan ekspresi wajah yang menunjukkan bahwa tidak ada masalah dengan gagap anak.

  4. Kurang mendengarkan dan lebih banyak mengatur: Terlalu banyak mengatur atau memerintah anak daripada mendengarkan apa yang ingin mereka sampaikan dapat menjadi kesalahan. Solusinya adalah mendengarkan anak dengan baik, bertanya dengan lembut, dan mencoba memahami alasan di balik tindakan mereka.

  5. Meniru gagap anak: Menganggap gagap anak sebagai lucu dan menirunya bisa membuat anak kembali mencontoh perilaku tersebut. Solusinya adalah tidak meniru gagap anak dan menjalankan percakapan dengan tenang dan lancar.

5. Reminder untuk para mama agar lebih peka

5. Reminder para mama agar lebih peka
Pexels/NicolaBarts

Cerita yang dibagikan ini menggarisbawahi pentingnya peran orangtua dalam mendukung perkembangan anak-anak, terutama dalam konteks masalah gangguan bicara seperti gagap. 

Mengenali gejala-gejala perkembangan dan gangguannya adalah langkah awal yang krusial. Namun, yang lebih penting adalah kemampuan untuk bersikap responsif dan empatik terhadap anak ketika mereka menghadapi masalah.

Berbicara dengan sabar, memberikan dukungan, dan tidak meremehkan kesulitan yang mereka alami adalah kunci. Selain itu, menghindari tekanan berlebihan dan memberikan lingkungan yang mendukung adalah hal-hal yang dapat membantu anak mengatasi berbagai tantangan.

Penting juga mendengarkan dan berkomunikasi dengan anak. Bertanya dengan penuh perhatian, menghargai pendapat mereka, dan memberikan mereka ruang untuk berbicara adalah langkah-langkah yang dapat membangun hubungan yang sehat antara orangtua dan anak.

Orang tua adalah panutan anak. Oleh karena itu, mari jadikan pengalaman ini sebagai pengingat untuk selalu menjadi orangtua yang peka, mendukung, dan peduli terhadap anak.

Baca juga: 

The Latest