Campak pada Anak: Gejala, Penyebab dan Pengobatan

Yuk, cari tahu informasinya supaya anak terhindar dari campak!

13 Agustus 2021

Campak Anak Gejala, Penyebab Pengobatan
Unsplash/Vitolda Klein

Salah satu penyakit yang umum diderita oleh anak-anak adalah measles alias campak. Disebabkan oleh infeksi virus RNA (famili Paromyxavirus), Indonesia sempat menjadi negara dengan kasus campak tertinggi ketiga di Asia Tenggara pada tahun 2010.

Namun setelah dilakukannya imunisasi massal, jumlah kasus campak pada anak di Indonesia menurun. Meskipun memang bisa dicegah lewat imunisasi/vaksin, kondisi tertentu dapat menyebabkan campak menjadi serius lho, Ma.

Belum lagi penyebaran virusnya yang sangat mudah, yakni lewat percikan liur saat batuk atau bersin.

Nah, supaya Mama punya pengetahuan mengenai campak pada anak beserta gejala, penyebab dan pengobatannya. Mari simak informasi yang telah dirangkum Popmama.com berikut ini!

1. Mengenal gejala campak pada anak

1. Mengenal gejala campak anak
Healthline.com

Gejala campak pada anak yang paling umum tentunya kemunculan ruam merah di daerah wajah dan leher. Ruam yang awalnya kecil akan membesar seiring berjalannya waktu.

Namun sebelum itu, anak mama akan mengalami gejala lain mirip flu pada 10–12 setelah terpapar virus, atau 3–5 hari sebelum kemunculan ruam pertama. Melansir berbagai sumber, adapun gejala mirip flu tersebut meliputi:

  • Batuk kering;
  • Demam;
  • Pilek;
  • Hidung tersumbat;
  • Mata merah, berair, dan menjadi sensitif terhadap cahaya;
  • Sakit tenggorokan;
  • Bintik putih di dalam mulut;
  • Hilang nafsu makan;
  • Muntah;
  • Diare;
  • Lemas;
  • Badan pegal.

Dari laman Healthline, ruam yang dialami anak umumnya bertahan hingga 7 hari. Dan secara keseluruhan, anak mama yang sakit campak akan sembuh dalam kurun waktu 7–10 hari.

2. Apa yang menyebabkan anak terkena campak?

2. Apa menyebabkan anak terkena campak
Healthline.com

Seperti yang telah disinggung di awal artikel, campak disebabkan oleh infeksi virus dari keluarga paramyxovirus. Buat Mama yang belum tahu, virus sendiri merupakan partikel parasit yang berukuran sangat kecil. Mereka butuh menginfeksi atau menyerang sebuah sel inang agar mereka dapat hidup dan bereproduksi.

Untuk virus campak sendiri, Healthline menyebutkan bahwa virus tersebut akan menginfeksi saluran pernapasan terlebih dahulu. Lalu kemudian, menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui perantara aliran darah.

Sejauh ini, campak belum ditemukan menyerang hewan–baru terjadi pada manusia saja. Di samping itu, ada 24 jenis genetik campak yang diketahui, namun hanya ada enam yang beredar saat ini.

Editors' Pick

3. Cara mengobati campak pada anak

3. Cara mengobati campak anak
Freepik/prostooleh

Perlu Mama ketahui, campak pada anak sebenarnya tidak terlalu memerlukan penanganan yang ribet. Pasalnya, penyakit ini termasuk ke dalam self limiting disease atau penyakit yang dapat sembuh sendiri.

Meskipun begitu, memastikan agar virus penyebab campak tidak menjalar ke organ vital tubuh, seperti otak dan paru-paru, haruslah Mama lakukan. Nah, berikut sejumlah cara untuk mengobati campak pada anak:

1. Menjaga Asupan Nutrisi si Kecil

Sewaktu anak terkena campak, dirinya bisa kehilangan nafsu makan. Hal ini karena kerongkongannya terkadang mengalami iritasi. Padahal, nutrisi sangat diperlukan untuk meningkatkan kerja imunitas tubuh.

Cara untuk menyiasati ini adalah dengan memberikan si Kecil makanan berupa bubur. Jangan lupa juga untuk menghindari panganan gorengan dan minuman dingin selama dirinya sakit campak.

2. Membatasi Kontak dengan Orang Lain

Dari penjelasan sebelumnya, Mama sudah tahu kalau campak sangatlah menular. Maka dari itu, si Kecil tidak boleh banyak berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya sehingga perlu "diisolasi" untuk sementara waktu.

Tidak hanya itu, jika ada kondisi yang mengharuskannya keluar rumah, maka Mama wajib memakaikannya masker guna mencegah penularan virus.

3. Menjaga Kebersihan Tubuh dengan Mandi Teratur

Mama mungkin pernah dengan kalau anak yang sakit campak tidak boleh terkena air karena bisa memperparah kondisinya. Padahal, itu keliru lho, Ma. Dengan mandi, anak akan merasa lebih nyaman serta gatal akibat ruamnya dapat berkurang.

Waktu yang tepat untuk memandikan anak adalah ketika dirinya sudah tidak demam lagi. Gunakan sabun yang tidak mengiritasi kulit anak. Lalu, keringkan badannya dengan handuk lembut dan berikan bedak khusus gatal.

4. Istirahat yang Cukup

Memastikan anak mendapat istirahat yang cukup juga perlu dilakukan. Hal ini karena dengan mengurangi aktivitas dan menambah istirahat, imunitas tubuh si Kecil akan semakin kuat dalam menangkis serangan virus.

5. Banyak Minum Air Putih

Bukan hanya nutrisi dan istirahat yang cukup, campak pada anak mengharuskan si Kecil rajin minum air putih. Hal ini karena gejala awal campak adalah demam yang memungkinkan dirinya mengalami dehidrasi.

Nah, satu-satunya cara untuk mengembalikan cairan dan elektrolit tubuh adalah dengan banyak minum air putih, Ma.

4. Tindak pencegahan campak pada anak

4. Tindak pencegahan campak anak
Pexels/Thirdman

Melansir laman Healthline, ada beberapa cara yang bisa Mama lakukan untuk membantu anak terhindar dari campak. Di antaranya adalah:

1. Vaksinasi

Pada dasarnya, vaksinasi merupakan cara yang paling efektif mencegah campak pada anak. Dua dosisnya mampu menghindari tubuh dari infeksi virus campak sebanyak 97 persen. Umumnya, dosis pertama diterima anak ketika umurnya 12 bulan, sedangkan yang kedua ketika dirinya menginjak umur 4–6 tahun.

Selain itu, ada dua jenis vaksin campak, yakni vaksin MMR dan vaksin MMRV. Vaksin MMR sendiri cukup efektif karena tidak hanya mencegah campak, tapi juga gondok dan rubella. Sama halnya dengan vaksin MMRV, namun terdapat perlindungan tambahan dari cacar air.

Kendati vaksin penting, ada sejumlah kelompok orang yang tidak boleh menerima vaksinasi campak. Mereka adalah:

  • Orang yang pernah mengalami reaksi berbahaya akibat suntikan vaksin campak;
  • Ibu hamil;
  • Orang dengan gangguan kekebalan, seperti penderita HIV/AIDS ataupun orang yang menjalani perawatan kanker.

Sempat terdapat berita simpang siur terkait vaksin. Sebagai contoh, dirumorkan bahwa vaksinasi dapat menyebabkan autisme pada anak-anak. Nyatanya, penelitian yang telah dilakukan menemukan bahwa tidak ada hubungan antara vaksin dan autisme.

2. Metode pencegahan yang lain

Untuk mereka yang tidak bisa mendapatkan suntikan vaksin campak, ada cara lain yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran campak, yaitu:

  • Biasakan anak untuk senantiasa menjaga kebersihan tangannya. Dalam hal ini, anak harus mencuci tangan sebelum makan, setelah dari kamar mandi, dan sebelum menyentuh wajah, mulut, atau hidung;
  • Beritahu si Kecil untuk tidak meminjamkan benda pribadinya (sikat gigi, peralatan makan, gelas minum) kepada orang lain, terutama kepada orang yang sakit;
  • Hindari kontak dengan orang yang sakit.

5. Kapan Mama harus membawa anak ke dokter?

5. Kapan Mama harus membawa anak ke dokter
Freepik/Racool_studio

Campak sejatinya akan sembuh dengan sendiri. Di samping itu, infeksi virus campak juga efektif dicegah dengan suntikan vaksin. Akan tetapi, semisal anak mulai menunjukkan gejala campak dan Mama khawatir, boleh langsung periksakan dirinya ke dokter.

Mengutip laman Healthline, dokter nantinya akan merekomendasikan hal-hal berikut supaya anak mama cepat sembuh, yaitu:

  • Pemberian acetaminophen atau ibuprofen untuk membantu meredakan demam;
  • Istirahat yang cukup untuk membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh;
  • Perbanyak konsumsi cairan (air putih);
  • Pelembap untuk meredakan batuk dan sakit tenggorokan;
  • Mengonsumsi suplemen vitamin A.

Selain itu, anak mama perlu penanganan segera jika muncul gejala-gejala seperti berikut:

  • Batuk darah;
  • Sesak napas;
  • Nyeri dada;
  • Linglung;
  • Kejang.

6. Cara menghilangkan bekas luka campak pada anak

6. Cara menghilangkan bekas luka campak anak
Freepik/jcomp

Pada dasarnya, ruam kemerahan yang muncul akibat campak pada anak dapat hilang dengan sendirinya seiring pergantian oleh kulit yang baru. Akan tetapi, hal tersebut tidak berlaku jika terjadi "manipulasi" pada daerah ruam, yakni digaruk.

Tentu, menggaruk adalah reaksi yang normal karena ruam campak terasa gatal. Namun, menggaruknya hanya akan menambah rasa gatal dan memicu kerusakan permukaan kulit. Akibatnya, kulit anak jadi rentan menghitam dan bernanah.

Kalau sudah begini, bagaimana cara menghilangkan bekas lukanya? Berikut beberapa hal yang bisa Mama lakukan:

  • Untuk menghilangkan bekas luka campak pada anak, maka jangan sampai menimbulkan bekas luka. Maksudnya, cegah anak menggaruk ruamnya. Selain itu, hindari juga kulit si Kecil dari debu, lumpur, air kotor, ataupun keringat berlebih;
  • Sebagai bentuk penyembuhan luka saat ruam timbul, Mama boleh mengaplikasikan bedak salicyl karena memiliki efek antibakteri dan membantu pengelupasan kulit bagian atas;
  • Untuk luka terbuka, lecet, berdarah, atau bernanah, berikan anak salep antibiotik;
  • Semisal ruamnya menimbulkan bekas, anak mama boleh menggunakan bodylotion atau pelembap dengan kandungan vitamin E, vitamin C, ataupun retinoic acid (turunan vitamin A). Untuk penggunaan retinoic acid sendiri, dioleskan setiap malam, sedangkan di pagi harinya boleh memakai tabir surya;
  • Namun jika bekas luka ternyata sulit dihilangkan dengan bahan oles, maka anak mama boleh menjumpai dokter spesialis kulit untuk menjalani perawatan dengan microdermabrasi (sejenis laser).

Itulah tadi informasi tentang campak pada anak beserta gejala, penyebab, dan pengobatannya. Meskipun dapat sembuh sendiri, jangan sekali-kali meremehkan sakit campak. Segera temui dokter jika si Kecil menunjukkan gejala yang mengkhawatirkan.

Baca juga:

The Latest