Jangan Panik, Lakukan ini Ketika Anak Terlanjur Minum Obat Sirup EG

Ini yang perlu Mama ketahui ketika anak terlanjur minum obat sirup yang dilarang pemerintah

21 Oktober 2022

Jangan Panik, Lakukan ini Ketika Anak Terlanjur Minum Obat Sirup EG
Freepik/user18526052

Beberapa hari lalu, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah memberikan instruksi kepada seluruh instansi kesehatan dan seluruh apotek di Indonesia untuk menghentikan sementara seluruh penjualan obat-obatan berbentuk sirup.

Hal ini berkaitan dengan dugaan senyawa etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) di dalam obat-obatan sirup yang melebihi batas aman untuk dikonsumsi.

Pemberitaan ini pun kian membuat resah banyak orangtua. Tak sedikit dari mereka kemudian mulai mempertanyakan, "Bagaimana jika anak saya sudah terlanjur mengonsumsi obat-obatan yang kini dilarang pemerintah?"

Menjawab keresahan Mama dan Papa, dr. Kanya Ayu Sp.A selaku dokter spesialis anak berbagai pendapatnya melalui Instagram pribadi miliknya. 

Jangan langsung panik, berikut Popmama.com rangkum apa saja yang perlu Mama perhatikan ketika anak terlanjur minum obat sirup yang dilarang menurut pendapat dr. Kanya Ayu.

1. Gejala keracunan etilen glikol

1. Gejala keracunan etilen glikol
Freepik/Prostooleh

Sebelum menjabarkan apa saja yang perlu dilakukan, dr. Kanya Ayu lebih dulu membagikan apa saja gejala yang perlu Mama waspadai ketika anak keracunan etilen glikol (EG).

Berikut ini adalah tiga tahapan gejala yang perlu diperhatikan:

Stage 1: 

  • Dalam 30 menit sampai 1 jam, fungsi kesadaran saraf pusat "menurun", sehingga kesadaran tidak lagi sepenuhnya sadar. Misalnya, jika anak diajak ngobrol sudah tak jelas
  • Sakit kepala
  • Tidak bisa mengontrol gerakan tubuh
  • Meningkatnya konsentrasi zat di dalam darah, sehingga tekanan osmotiknya meningkat 
  • Gejala saluran cerna, seperti diare, mual, dan muntah

Stage 2:

  • Dalam 1 sampai 24 jam, perubahan kadar dan keseimbangan asam basa tubuh, darah menjadi lebih asam. Gejalanya seperti napas ngos-ngosan, atau cepat dan dalam
  • Laju nadi cepat, kebiruan pada bibir dan wajah, paru-paru bengkak "terendam" cairan, sesak napas

Stage 3:

  • Dalam 24 sampai 72 jam, mulailah ginjal kena imbasnya. Gejalanya sakit di bagian tengah, kanan, kiri punggung belakang
  • Produksi urin berkurang, bahkan sampai tidak ada sama sekali dalam 6-8 jam (saat siang hari)
  • Sel-sel ginjal mulai rusak dan terjadilah gagal ginjal akut

Editors' Pick

2. Bolehkah obat tersebut dilanjutkan?

2. Bolehkah obat tersebut dilanjutkan
Freepik

Perlu diperhatikan, gejala di atas umumnya muncul secara bertahap dalam 72 jam sejak pertama kali anak mengonsumsi obat tersebut. Lalu, apa yang harus dilakukan selanjutnya?

dr. Kanya Ayu menjawab, jika dalam 72 jam tersebut anak masih dalam keadaan sehat dan baik-baik saja, maka berarti penggunaannya aman dan tidak terindikasi adanya gejala gagal ginjal akut.

"Kalau sudah ada di rumah, sudah pernah diminum dan anaknya baik-baik saja sampai sekarang, ya boleh saja berarti (obatnya) dilanjutkan," sambung dr. Kanya Ayu dalam unggahannya.

Namun, jika Mama dan Papa baru akan membeli obat-obatan dengan senyawa tersebut yang biasa mereka gunakan untuk anak, sebaiknya tunda dulu ya!

Lebih lanjut, dr. Kanya Ayu menyarankan untuk menundanya lebih dulu dan melakukan konsultasi dengan dokter spesialis anak untuk mendapatkan anjuran obat alternatif yang sesuai dan lebih aman.

3. Cek izin edar obat tersebut

3. Cek izin edar obat tersebut
Freepik/azerbaijan_stockers

Kemudian, cara berikutnya adalah dengan melakukan pemeriksaan terhadap izin edar obat yang ada di rumah dengan surat edar yang sudah diterbitkan BPOM.

Setiap obat biasanya memiliki nomor izin edar yang berbeda sesuai produksinya. Sehingga, dr. Kanya Ayu menyebutkan jika ada kemungkinan obat yang ada di rumah memiliki nomor edar yang berbeda.

"Jadi yang punya Mama adalah produksi dari batch yang berbeda, ya aman InsyaAllah. Sambil tetap dipantau 3 stage tanda keracunan tadi," sambung dr. Kanya Ayu menjabarkan.

4. Jangan buru-buru dikasih obat

Hal yang perlu digaris bawahi oleh para orangtua menurut dr. Kanya Ayu adalah, perhatikan kondisi keparahan anak sebelum memberikan obat pada mereka.

Apakah anak mengalami kondisi yang parah sampai membuatnya tidak nyaman dan terganggu, sehingga harus minum obat? Jika bisa dipantau lebih dulu, sebaiknya tidak usah terburu-buru memberikan obat pada anak ya, Ma.

Menurut dokter spesialis anak yang kerap berbagi edukasi di media sosial itu, anak yang sakit memang wajar menjadi lebih rewel atau sulit makan. Namun, hal terpenting adalah tetap memenuhi kebutuhan cairan agar anak tidak terhidrasi.

Itu tadi hal yang perlu diperhatikan ketika anak terlanjur mengonsumsi obat sirup yang memiliki kandungan EG, senyawa yang diduga pemicu gagal ginjal akut misterius pada anak.

Kendati begitu, dr. Kanya Ayu menerangkan kembali bahwa ini adalah pendapat pribadinya sebagai seorang dokter spesialis anak. Waspada boleh, panik jangan!

Baca juga:

The Latest