11 Kebiasaan Buruk Anak 2 Tahun dan Cara Mengatasinya

Anak Mama suka melakukan kebiasaan buruk yang mana?

6 Mei 2020

11 Kebiasaan Buruk Anak 2 Tahun Cara Mengatasinya
happyyouhappyfamily.com

Setiap anak memiliki tahapan tumbuh kembang yang berbeda-beda, sesuai dengan usia mereka. Ketika anak Mama sudah memasuki usia dua tahun, otaknya membentuk hubungan antar saraf yang tidak terhitung jumlahnya. Inilah yang membantunya memahami apa, bagaimana dan kenapa dunia kecilnya demikian.

Di usianya tumbuh kembangnya ini, anak mulai merespon dengan perilaku yang cukup menjengkelkan. Seperti mengamuk, memukul, menggigit, menjerit dan perilaku lain yang merupakan normal bagi balita.

Meskipun perilakunya sering membuat Mama jengkel, Mama bisa mencegahnya dan mengajarkan berperilaku lebih baik. Apa saja sih perilaku buruk yang seringkali dilakukan anak usia dua tahun? Yuk ketahui jawabannya dari Popmama.com berikut ini, Ma.

1. Agresif: memukul dan mengigit

1. Agresif memukul mengigit
todaysparent.com

Perilaku agresif menjadi bagian normal dari perkembangan balita. Anak biasanya melakukan ini ketika mereka memiliki keinginan kuat terhadap sesuatu dan tidak tercapai. Tenang, Ma!

Mama bisa melakukan beberapa cara untuk mencegahnya, diantaranya tetap tenang saat sedang emosi bsia menjadi contoh untuknya. Berikan penjelasan untuk tidak menyakiti orang lain agar anak bisa lebih tenang.

2. Menginterupsi

2. Menginterupsi
sciencenews.org

Sering merasa diinterupsi si Kecil ketika Mama sedang berbicara dengan orang lain? Ini wajar, Ma. Sebab anak yang berusia dua tahun berpikir bahwa dunia dan segala isinya (termasuk orangtuanya) ada untuk keuntungannya. 

Alih-alih memarahinya, Mama bisa mencegahnya dengan membaca dan mengajarkan konsep perilaku yang sopan agar anak mengetahu kapan waktunya mereka harus berbicara ketika orang lain juga berbicara.

3. Berbohong

3. Berbohong
Pixabay/PublicDomainPictures

Tidak sepenuhnya anak berbohong, sebab sampai usianya 3 atau 4 tahun anak masih tidak bisa membedakan antara kenyataan dan fantasi. Jika anak Mama berbohong, bukan berarti ia memahami konsep berbohong dan mengtakan yang sebenarnya.

Cara mencegahnya adalah dengan mendorongnya untuk berbicara jujur sejak dini. Alih-alih membentaknya yang semakin membuatnya takut untuk berkata jujur, lebih baik menjelaskan konsep berkata jujur.

Mama juga tak boleh menuduhnya, ini bisa membuatnya semakin takut dan tak mau berkata yang sebenarnya.

4. Menarik rambut

4. Menarik rambut
Pexels/Skitter Photo

Menarik rambutnya bisa menjadi salah satu cara anak Mama mengekspresikan diri dan mencoba mengendalikan lingkungan terdekatnya. Atau bisa juga reaksi terhadap ketrampilan kognitifnya dalam menyelesaikan suatu masalah.

Mama bisa mencegah kebiasaan buruknya itu dengan meyakinkan padanya itu tidak berpengaruh, justru hanya menyakitinya saja. Pegang tangannya ketika ia mulai melakukannya lagi, beri tahu si Kecil bahwa itu akan menyakitkannya.

Editors' Pick

5. Melarikan diri

5. Melarikan diri
readyseteat.com

Melarikan diri disini bukan dimaksudkan perilaku buruk karena menentang ucapan Mama, tetapi lebih pada ketika mereka ingin mengekspresikan pada Mama bahwa mereka bisa melakukan sesuatu dengan mandiri. Seperti berlari mengambil troli sendiri saat belanja.

Tak perlu mencegahnya, Ma. Biarkan anak melakukan hal yang terkadang membuatnya dalam bahaya. Cara lain untuk mengendalikannya adalah dengan selalu berada didekatnya saat anak sedang berperilaku demikian, hal in iagar Mama bisa mengawasinya.

6. Berteriak

6. Berteriak
westcrosscompany.com

Beberapa balita berteriak kapan pun ketika mereka ingin mendapat perhatian orangtua mereka. Namun tak jarang anak suka menaikan volume suara teriakannya yang membuat Mama merasa jengkel, kan?

Ketahui apa yang membuatnya berteriak untuk bisa menenangkan sikap menjengkelkannya itu. Jika ia berteriak merasa lelah atau tak nyaman saat berada disuatu tempat, Mama bisa segara mungkin membawanya pergi dari tempat itu agar teriakannya tak membuat orang lain terganggu.

7. Tattling

7. Tattling
momlovesbest.com

"Tattling atau mengoceh memungkinkan seorang anak untuk meningkatkan anak lain, untuk mendapatkan bantuan di mata orangtua atau gurunya," kata Jerry Wyckoff, seorang psikolog anak di Prairie Village, Kansas, dan penulis Discipline Without Shouting or Spanking.

Meski sering membuat jengkel, tattling merupakan kesempatan untuk membantunya belajar menyelesaikan masalah sendiri dan menunjukkan kepadanya bagaimana membela orang lain. Hal yang perlu Mama perhatikan adalah, lingkungan sekitar saat anak mulai banyak bicara apakah akan menganggu orang lain atau tidak.

8. Menggoda sesama

8. Menggoda sesama
medium.com

Saling menggoda satu sama lain mungkin sering dilakukan anak-anak, hal ini seringkali membuat anak yang digoda kemudian menangis tak terima. Agar tak menjadi kebiasaan yang terus menerus, Mama bisa mengajari mereka bagaimana cara berkomentar dengan baik, alih-alih mengolok teman mereka. Tentu saja ini lebih bijak dariapda mengolok-olok teman mereka dengan komentar mengejek.

9. Tantrum

9. Tantrum
primroseschools.com

Anak-anak usia 1 sampai 3 tahun sangat rentan dengan amukan. Anak akan secara tiba-tiba mengamuk karena sesuatu yang ia inginkan tak didapatkan, atau sekedar merasa tak nyaman dengan sesuatu yang sedang ia kerjakan.

Walaupun ini mungkin sulit untuk ditangani dan membuat jengkel banyak orang, Mama harus tetap tenang karena anak tidak akan merespon teriakan yang Mama berikan. Sebab beberapa anak yang sedang tantrum, saat diterikai untuk diam justru dia akan semakin mengamuk.

10. Melempar barang

10. Melempar barang
Freepik/ javi_indy

Bukan semata emosi, melempar barang bisa menjadi ketrampilan baru yang menyenangkan bagi kebanyakan anak usia 18 bulan sampai 3 tahun. Meski menyenangkan buat mereka, tetapi tidak bagi orang disekitarnya.

Alih-alih memintanya berhenti dan memarahinya, Mama sebaiknya menjelaskan padanya apa saja barang-barang yang bisa dan tida bisa untuk dilempar. Jelaskan juga apdanya barang-barang yang tidak bisa dilempar mungkin akan membahayakan jika mengenai orang lain.

11. Merengek

11. Merengek
Freepik

"Balita sering tidak tahu bagaimana lagi mengekspresikan apa yang mereka inginkan. Mereka lebih mudah frustasi dan akan mulai merengek," kata Dr. Tina Gabby, profesor klinis perilaku dan pengembangan di University of California, San Francisco. 

Biasanya jika ia ingin mendapatkan perhatian orangtuanya, atau menginginkan sesuatu, anak mulai merengek dan menangis sampai yang ia inginkan terpenuhi. Itulah cara mereka berekspresi.

Hal ini bisa menjadi perhatian Mama betapa pentingnya untuk membantunya belajar mengekspresikan dirinya dengan cara yang dapat diterima. 

Beberapa orangtua mendapati bahwa mengajari anak-anak mereka bahasa isyarat bayi atau beberapa gerakan sederhana mengurangi kemarahan dan merengek. Bahasa isyarat dapat membantu balita memahami maksud mereka ketika mereka kesulitan menemukan kata-kata yang tepat.

Itulah aneka kebiasaan buruk anak yang umumnya sering dilakukan sejak usia 2 tahun. Anak Mama lebih sering melakukan yang mana nih? Daripada memarahinya, yuk atasi dengan cara yang lebih baik, Ma.

Baca juga:

The Latest