Kasus Hepatitis B Meningkat, 90 Persen Ibu Menularkan Anak

Risiko jika tidak diobati anak bisa terkena kanker hati

17 Mei 2023

Kasus Hepatitis B Meningkat, 90 Persen Ibu Menularkan Anak
Pixabay/Victoria_rt

Setelah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merilis data mengenai kasus sifilis yang meningkat hampir 70 persen, kini kenaikan kasus hepatitis B di Indonesia juga disorot. Setiap tahun penyakit tersebut selalu naik bertahap. 

Dari data sendiri, saat ini Indonesia tercatat sebagai satu dari 20 negara di dunia dengan kasus hepatitis B dan C terbanyak. Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril menambahkan mayoritas temuan kasus hepatitis B di Indonesia terjadi akibat penularan dari ibu ke anak.

Kok bisa?

Ya, penularan terjadi baik sejak dalam kandungan, saat proses kelahiran, atau bahkan saat menyusui si Kecil.

Berikut Popmama.com rangkum kasus hepatitis B meningkat, 90 persen ibu menularkan anak.

1. Hepatitis B didominasi penularan vertikal dari ibu ke anak

1. Hepatitis B didominasi penularan vertikal dari ibu ke anak
Freepik/prostooleh

Hepatitis B adalah penyakit yang menyebabkan peradangan pada organ hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Virus ini dapat menular melalui hubungan seksual atau berbagi jarum suntik.

Infeksi hepatitis B umumnya tidak bertahan lama dalam tubuh penderita dan dapat sembuh dengan sendirinya tanpa diobati. Kondisi ini disebut infeksi hepatitis akut atau hepatitis B akut. Namun, infeksi hepatitis B juga bisa menetap dan bertahan dalam tubuh seseorang atau menjadi kronis.

Infeksi hepatitis B kronis dapat menimbulkan komplikasi berbahaya. Oleh karena itu, penderita hepatitis B kronis perlu melakukan kontrol secara berkala ke dokter untuk mendapatkan penanganan dan deteksi dini bila terjadi komplikasi.

"Penularan hepatitis B didominasi oleh penularan secara vertikal dari ibu ke anak, mencapai 90-95 persen kasus. Sementara penularan secara horizontal sekitar 5-10 persen kasus," kata Syahril lewat keterangan resminya.

2. Hepatitis B pada anak, bisa sebabkan kanker hati

2. Hepatitis B anak, bisa sebabkan kanker hati
Freepik/rawpixel.com

Para orangtua mesti waspada karena hepatitis B pada anak umumnya tidak bergejala. Hepatitis B baru diketahui bila anak diperiksa darahnya. Pada anak yang sudah besar mungkin dapat timbul gejala hepatitis B akut yang memiliki gejala lemas, tidak nafsu makan, demam, kuning, dan mual/muntah.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan pada anak hepatitis B menular melalui darah. Anak dengan Hepatitis B di Indonesia paling sering mendapatkan penularan hepatitis B dari ibunya.

Sebagian kecil mendapat infeksi dari orang disekitarnya, terutama yang tinggal serumah. Bayi yang terkena hepatitis B saat lahir 95 persen membawa terus virus hepatitis B dan menjadi kronis. Bila menjadi kronis, anak dapat mengalami kanker hati atau pada saat dewasa dapat terjadi sirosis hati.

Editors' Pick

3. Prevalensi hepatitis B di Indonesia anak 1-4 tahun 4,2 persen

3. Prevalensi hepatitis B Indonesia anak 1-4 tahun 4,2 persen
Freepik/A3pfamily

Dalam keterangannya itu pula Syahril menjelaskan kalau berdasarkan data Riskesdas 2013 dari hasil pemeriksaan HBsAg pada populasi umum sebanyak 7,1 persen atau 18 juta orang di Indonesia terinfeksi hepatitis B.

Sebanyak 50 persen diantaranya berisiko menjadi kronis, dan 900 ribu lainnya dapat menjadi kanker hati. Sementara menurut data Riskesdas 2019 menunjukkan prevalensi hepatitis B kronik di Indonesia setara 24 juta penduduk Indonesia.

Dalam data tersebut ibu hamil yang positif hepatitis B konsisten sebanyak 2 persen setiap tahunnya. Terbaru data tahun 2022 terdapat 50.744 ibu hamil positif hepatitis B. Dari jumlah ibu hamil itu, 35.757 bayi lahir dari ibu yang dinyatakan positif hepatitis B.

Jika melihat komposisi usia, prevalensi hepatitis B di Indonesia pada usia produktif sebesar 7,5-8 persen, sementara prevalensi anak usia 1-4 tahun yang positif hepatitis B sebanyak 4,2 persen.

4. Deteksi Hepatitis B harus dilakukan sedini mungkin, apalagi pada anak-anak

4. Deteksi Hepatitis B harus dilakukan sedini mungkin, apalagi anak-anak
Freepik/pressfoto

Vaksin lengkap hepatitis B menjadi salah satu kunci agar anak terlindungi dari penyakit ini. Vaksin tersebut juga dapat menurunkan prevalensi hepatitis B.

Namun risikonya bagi yang sudah menderita  terdapat permasalahan yang harus dihadapi, yaitu risiko menjadi sirosis dan hepatoma. Penyakit Hepatitis B belum ada pengobatan yang efektif hingga saat ini.

Untuk bisa memutus penularan penyakit hepatitis B di Indonesia dilakukan sedini mungkin. Khusus untuk kasus hepatitis B perlu dilakukan deteksi dini minimal 80 persen ibu hamil diperiksa terintegrasi dengan HIV dan Sifilis.

Sementara bayi yang lahir dari ibu yang reaktif HBsAg diberikan vitamin K, HB0, dan HBIg kurang dari 24 jam.

5. Ciri-ciri anak yang menderita hepatitis B

5. Ciri-ciri anak menderita hepatitis B
Freepik/Freepik

Pada dasarnya, baik pada dewasa dan anak-anak gejala hepatitis B sulit untuk dikenali karena dapat terjadi secara tiba-tiba oleh virus yang berkembang dan menyebar dengan sangat cepat. Namun secara umum, gejala hepatitis B dapat muncul ke dalam berbagai macam tanda-tanda.

Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Terlihat sering merasa lelah, bahkan saat sedang tidak melakukan apapun
  • Tubuh mengalami demam ringan
  • Gejala pilek disertai nyeri pada tubuh dan sakit kepala
  • Hilangnya nafsu makan, mual, serta muntah
  • Feses berwarna pucat
  • Urine cenderung lebih gelap
  • Bagian putih pada bola mata berwarna kuning
  • Merasa tidak nyaman pada sisi kanan perut, tepatnya di bawah tulang rusuk

6. Pengobatan hepatitis B pada anak

6. Pengobatan hepatitis B anak
Freepik/pressfoto

Biasanya seorang anak yang dicurigai menderita hepatitis B dapat diperiksa darahnya. Pemeriksaan yang menunjukkan anak menderita hepatitis B adalah HBsAg.

Jika HBsAg positif, anak tersebut membawa virus hepatitis B. Kadang-Kadang dokter akan memeriksa petanda virus Hepatitis B yang lainnya bila diperlukan.

Perlu orangtua tahu kalau pengobatan untuk hepatitis B masih rendah. Oleh sebab itu, yang penting adalah pencegahan agar jangan terkena penyakit ini. Bayi atau anak dengan hepatitis B perlu diperiksa secara berkala setiap 6 bulan-1 tahun sekali.

Pencegahan terhadap hepatitis B, berikan vaksinasi hepatitis B sedini mungkin sebelum bayi berusia 12 jam. Hal ini penting diperhatikan supaya jangan sampai virus masuk lebih dahulu daripada pemberian vaksin hepatitis B.

Itulah tadi berita mengenai kasus hepatitis B meningkat, 90 persen ibu menularkan anak. Yuk, jaga dan lindungi anak dengan baik. Perhatikan gejala klinis si Kecil apalagi jika punya risiko lebih.

Baca juga:

The Latest