Anak Young Lex Mengalami Autisme, Begini Ciri-Cirinya

Didiagnosis terkena gangguan perkembangan saraf, kenali penyebab hingga ciri-ciri autisme

15 Februari 2023

Anak Young Lex Mengalami Autisme, Begini Ciri-Cirinya
Instagram.com/eriskanakesya

Bukan hal mudah bagi pasangan suami-istri Young Lex dan Eriska Nakesya, yang baru-baru ini mengabarkan kondisi anaknya, bernama Zaenab Alexander atau akrab disapa Zeze.

Tepatnya, berawal dari sang istri, Eriska mengatakan bahwa Zeze didiagnosis autisme oleh dokter setelah mengalami keterlambatan dalam berbicara. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Eriska ketika bincang-bincang di Inserttalk.

"Jadi memang benar anakku itu autis, sebelumnya aku belum pernah ngomong sama siapa pun dan baru kali ini aku bicara terkait anak aku ini," ungkap Eriska Nakesya, dikutip dalam video YouTube insertlive pada Rabu (15/2/2023). 

Eriska pun juga menyampaikan, dirinya baru mengetahui anaknya penyandang autis saat berusia 1 tahun 8 bulan.

Pada saat itu, Eriska mengaku ia memperhatikan gerak-gerik anaknya yang berbeda dari anak seusianya. Akhirnya, ia memutuskan untuk membawa anaknya ke dokter untuk diperiksa. 

"Sewaktu ke dokter itu dikasih tahunya, 'Anak kamu ini, tapi kamu jangan sedih ya, dia punya ciri-ciri autis', kata dokternya. Tapi dokternya itu juga bilang kalau jangan langsung percaya sama beliau. Beliau bilang ke aku harus cek lagi ke beberapa dokter lainnya supaya mencari jawaban mengenai hal itu dan ya aku langsung ke dokter lain setelahnya memang benar anak aku autis," tuturnya lagi. 

Untuk itu, penting bagi orangtua mengenali tanda-tanda awal autisme pada anak guna mengetahui apakah anak termasuk ke dalam ciri-ciri penyandang autisme yang perlu mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut terkait bagaimana penanganannya yang efektif. 

Berikut ini Popmama.com telah rangkum informasi mengenai anak Young Lex mengalami autisme, begini ciri-cirinya. Yuk, disimak!

1. Apa itu autisme?

1. Apa itu autisme
Freepik

Mengutip dari laman Kementerian Kesehatan RI, Autism Spectrum Disorder (ASD) atau sering disebut autisme merupakan gangguan perkembangan saraf anak.

Adapun gangguan tersebut bisa berdampak pada perkembangan bahasa dan kemampuan seorang anak dalam berkomunikasi, bersosialisasi, dan berperilaku. 

Perlu diketahui bahwa autisme bukanlah sebuah penyakit, melainkan suatu kondisi yang terjadi ketika otak bekerja dengan cara yang berbeda dari orang lain. Peyandang autisme ini biasanya dapat mengalami kesulitan terhadap apa yang orang lain pikirkan dan rasakan. 

Hal ini menyebabkan mereka sulit untuk mengekspresikan dirinya. Baik itu dengan kata-kata atau melalui gerak tubuh, sentuhan dan ekspresi wajah. Tak hanya itu, peyandang autisme juga memiliki kemungkinan mereka terkendala saat belajar. 

Selain itu, juga berdampak pada keterampilan mereka yang mungkin secara perkembangan tidak merata, misalnya ketika penyandang autisme memiliki kesulitan berkomunikasi, bisa saja dirinya memiliki kemampuan lain dalam bidang seni, musik, memori, hingga matematika. 

Editors' Pick

2. Penyebab autisme

2. Penyebab autisme
Freepik

Adapun penyebab autisme belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi tersebut bisa saja terjadi akibat masalah di bagian otak yang menafsirkan masukan sensorik dan proses bahasa. 

Menurut National Institue of Neurological Disorders and Stroke, autisme disebabkan oleh adanya kombinasi faktor genetik dan lingkungan.

Austisme juga bisa menurun dalam keluarga, jadi ada kombinasi gen tertentu dari orangtua yang bisa meningkatkan risiko anak untuk mengalami kondisi tersebut. 

Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang bisa terserang autisme, di antaranya:

  • Memiliki keluarga dengan riwayat autisme.
  • Memiliki kelainan genetik atau kromosom tertentu, seperti sindrom Fragile X dan tuberos sclerosis.
  • Terlahir secara prematur.
  • Dilahirkan dari kedua orangtua yang berusia lebih dari 40 tahun.
  • Dilahirkan dari ibu yang mengonsumsi minuman beralkohol atau obat-obatan tertentu, terutama obat epilepsi, selama masa kehamilan. 

3. Ciri-ciri autisme

3. Ciri-ciri autisme
Freepik/photoroyalty

Beberapa tanda terjadinya keterlambatan perkembangan mengenai autisme dapat muncul lebih awal, sehingga biasanya kondisi ini bisa didiagnosis lebih dini, yaitu sekitar usia 18 bulan.

Adapun ciri-ciri seseorang mengalami autisme sering kali muncul di usia anak 2 tahun. Pada beberapa kasus, ciri-ciri autisme bisa terlihat di usia kurang dari satu tahun atau baru muncul ketika dewasa.

Umumnya, peyandang autisme ini mengalami hambatan saat melakukan aktivitas sehari-hari, dengan ciri-ciri serta tingkat keparahan yang berbeda-beda pada tiap individu. 

Adapun beberapa ciri-ciri yang biasanya muncul pada penyandang autisme.

  • Gangguan komunikasi dan interaksi sosial

Sebagian dari seorang penyandang autisme mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain, bisanya hal ini terjadi ketika anak berumur 8 atau 10 bulan.

Adapun beberapa penyandang juga mungkin bisa mahir dalam berbicara, namun kemampuan tersebut dapat hilang seiring dengan bertambahnya usia. 

Terdapat ciri-ciri yang bisa dikenali terkait dengan gangguan komunikasi dan interaksi sosial, di antaranya:

  1. Tidak merespons ketika namanya dipanggil, meskipun kemampuan indera pendengarannya normal.
  2. Tidak bisa memulai atau meneruskan percakapan, bahkan hanya untuk meminta sesuatu.
  3. Tidak pernah mengungkapkan emosi dan tidak peka terhadap perasaan orang lain.
  4. Menghindari atau menolak kontak fisik dengan orang lain.
  5. Tidak bisa memahami pertanyaan atau petunjuk sederhana.
  6. Enggan dalam berbagi, berbicara, atau bermain dengan orang lain.
  7. Memiliki nada bicara yang tidak biasa, misalnya datar seperti robot.
  8. Lebih senang menyendiri, seperti sedang berada di dunia imajinasinya sendiri. 
  9. Sering mengulang kata (ekolalia), termasuk latah, namun tidak memahami penggunaannya secara tepat. 
  10. Sering menghindari kontak mata dan kurangnya menunjukkan ekspresi wajah.
  • Gangguan pola perilaku

Pada penyandang autisme biasanya cenderung memiliki pola perilaku, aktivitas, atau minat yang tampak seperti tidak biasanya, adanya keterbatasan, dan dilakukan secara berulang-ulang. 

Adapun ciri-ciri yang berkaitan dengan gangguan pola perilaku pada penyandang autisme:

  1. Terdapat gerakan repetitif atau berulang, misalnya mengibaskan tangan atau seringnya mengayunkan tubuh ke depan atau belakang. 
  2. Adanya kelainan pada sikap tubuh atau pola pada gerakan, misalnya selalu berjalan dengan berjinjit. 
  3. Terdapat pola aktivitas yang selalu sama dan marah apabila ada perubahan.
  4. Sensitif terhadap cahaya, sentuhan, atau suara, tetapi tidak merespons rasa sakitnya. 
  5. Jenis makanan yang dipilihnya cenderung sama, misalnya makanan dengan tekstur tertentu yang menjadi favoritnya. 

Selain itu, penyandang autisme juga sering mengalami beberapa kondisi lainnya, seperti:

  1. Epilepsi
  2. Depresi
  3. Sindrom tourette
  4. Gangguan bipolar
  5. Gangguan kecemasan
  6. Gangguan obsesif kompulsif (OCD)
  7. Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)

4. Kapan perlu ke dokter?

4. Kapan perlu ke dokter
Freepik

Semakin dini orangtua membawa anaknya periksa ke dokter, maka semakin cepat autisme dapat ditangani, sehingga makin efektif juga penanganan yang akan diberikan.

Oleh karena itu, pentingnya melakukan pemeriksaan ke dokter jika anak Mama menunjukkan ciri-ciri dari autisme. 

Umumnya, autisme dapat terdeteksi di masa awal perkembangan anak. Untuk itu, segera periksakan anak ke dokter bila menunjukkan beberapa ciri-ciri di bawah ini:

  • Tidak mengoceh hingga usia 12 bulan.
  • Tidak meniru suara atau ekspresi wajah sampai memasuki usia 9 bulan.
  • Tidak memberikan respons pada gestur tubuh, seperti melambai hingga usianya memasuki 14 bulan. 
  • Tidak memberikan respons bahagia atau senyum hingga usia 6 bulan.
  • Tidak mengucapkan satu kata pun hingga usianya memasuki 16 bulan.
  • Mengalami keterbatasan dalam kemampuan berbicaranya maupun berinteraksi. 

Nah itulah penjelasan mengenai anak Young Lex mengalami autisme. Sedini mungkin bagi para orangtua untuk lebih aware mengenali ciri-ciri anak yang mengalami autisme, salah satunya bisa dilihat dari perkembangan anak dalam kemampuan berkomunikasinya. Semoga informasi ini bisa bermanfaat untuk Mama dan Papa, ya!

Baca juga:

The Latest