dr. Tan Shot Yen: Anak Bawah 2 Tahun Butuh Gizi Lengkap Bukan Vegan
Gaya hidup vegetarian, menurut dr. Tan Shot Yen belum cocok buat anak-anak. Apa alasannya, nih?
30 Januari 2020

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banyak gaya hidup yang terkait dengan makanan dan diet yang beredar di masyarakat sekarang. Semua program seringkali mengklaim dirinya yang terbaik. Salah satunya adalah gaya hidup vegan atau vegetarian. Konon, demi keberlangsungan hidup semesta, pilihan hidup vegan atau vegetarian menjadi yang terbaik.
Namun, dr Tan Shot Yen, M. Hum, pengamat nutrisi yang juga menulis Anak Sehat Indonesia, buku tentang pengenalan nutrisi untuk anak, mengatakan anak-anak di bawah usia 2 tahun, sebaiknya tidak menjadi vegan.
Apa alasannya? Simak liputan Popmama.com ini, yuk.
1. Gaya hidup vegan atau vegetarian membuat anak kekurangan vitamin
Gaya hidup vegan atau vegetarian mengandalkan sumber makanan dari nabati saja. Jika vegan hanya makan bahan nabati, maka vegetarian masih memperbolehkan makan produk dari hewan, misalnya telur atau susu.
Dokter Shot Yen mengingatkan bahwa anak yang vegan atau vegetarian akan mengalami masalah kekurangan zat besi dan vitamin B12. Vitamin tersebut bisa saja didapat dari bahan nabati, misalnya zat besi dari sayur bayam atau kangkung yang terkenal tinggi. Namun sayangnya, zat besi di dalam sayuran sulit dicerna dan diserap oleh tubuh anak.
“Hitungannya begini, 100 gram sumber zat besi dari hewani yang disebut HEME lebih mudah diserap dan digunakan oleh tubuh, sementara zat besi dari nabati atau non HEME tidak demikian. Jadi, terbayang berapa banyak sayur atau buah-buahan yang harus dimakan anak untuk memenuhi kebutuhan gizi tersebut jika mereka tidak dapat asupan gizi hewani?” jelas dr. Shot Yen yang ditemui di acara TOWER (Together Empower) TALK: Sustainable Contribution on Health yang diselenggarakan oleh Wahana Visi Indonesia.
Editors' Pick
2. Gaya hidup vegetarian memengaruhi perkembangan otak dan kecerdasan
Karena masalah utama gaya hidup vegan atau vegetarian adalah kekurangan zat besi dan vitamin B12, maka perkembangan otak anak menjadi terhambat.
Penjelasan dr. Shot Yen adalah demikian, “Vitamin B12 dan zat besi adalah zat penting untuk membantu tubuh memproduksi sel darah merah. Jika sel darah cukup, maka aliran oksigen di dalam tubuh pun lebih lancar, karena sel darah merah adalah ‘kendaraan’ untuk mengangkut oksigen. Otak anak yang cukup oksigen, bisa berkembang lebih baik sebab kekurangan oksigen membuat kemampuan berpikir menjadi lambat.”
Jadi, jika kekurangan zat gizi, bisa jadi anak-anak mengalami hambatan dalam tumbuh kembang fisik dan otaknya. Padahal, di usia di bawah 2 tahun, tumbuh kembang otak anak sangat pesat. Nah, jika terhambat, bahaya kan untuk masa depan mereka.