Baca artikel Popmama lainnya di IDN App

Tragis! Balita Usia 2 Tahun Meninggal Setelah Minum Pertalite

Balita meninggal setelah minum bensin
Freepik

Peristiwa memilukan terjadi di Ngawi, Jawa Timur, ketika seorang balita berusia dua tahun meninggal dunia usai menenggak cairan pertalite yang disangka air putih.

Kejadian nahas ini terjadi di lingkungan rumah sendiri, saat orangtua korban tengah memperbaiki sepeda motor. Meski telah mendapatkan pertolongan pertama dan sempat dilarikan ke rumah sakit, nyawa anak tidak tertolong.

Tragedi ini menjadi peringatan serius akan pentingnya pengawasan dan penyimpanan bahan berbahaya di sekitar anak-anak.

Berikut Popmama.com bagikan kronologi mengenai balita usia 2 tahun meninggal setelah minum pertalite.

Berawal saat orang korban memperbaiki motor

Kakek balita yang meninggal usai minum bensin
IDN Times/Riyanto

Balita berinisial MA di Ngawi meninggal dunia setelah tidak sengaja menenggak cairan pertalite yang dikira air putih.

Menurut keterangan sang kakek, insiden ini bermula ketika orangtua MA tengah memperbaiki sepeda motor yang rusak di rumah. Saat itu, bahan bakar dari dalam tangki motor dikeluarkan dan ditampung sementara ke dalam botol bekas air mineral.

Sayangnya, botol tersebut lupa dibuang atau diamankan. Keesokan paginya, MA yang masih polos tengah bermain di sekitar rumah. Ia menemukan botol tersebut, membuka tutupnya, lalu meminumnya tanpa menyadari bahwa isi di dalamnya bukan air, melainkan bahan bakar berbahaya.

Sempat mendapat pertolongan pertama dari keluarga

Suasana ruangan balita yang meninggal usai minum bensin
IDN Times/Riyanto

Usai menenggak cairan pertalite, MA yang masih berusia dua tahun sempat mendatangi neneknya.

Sang kakek mengungkapkan bahwa mereka langsung berusaha memberikan pertolongan pertama agar cairan berbahaya itu bisa keluar dari tubuh sang cucu.

Dengan panik dan penuh kepedulian, punggung MA digosok-gosok, dan tubuh kecilnya dibalik-balik untuk memancing muntah.

Namun, kondisi MA terus menurun hingga akhirnya tidak sadarkan diri. Menyadari situasi darurat ini, keluarga segera melarikannya ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis.

Korban meninggal di rumah sakit setelah perawatan intensif

anak laki-laki di rumah sakit
Freepik/wavebreakmedia_micro

MA segera dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi tidak sadar setelah sebelumnya diberikan pertolongan pertama oleh keluarga di rumah.

Setibanya di rumah sakit, tim medis langsung melakukan berbagai prosedur penyelamatan, seperti bilas lambung, pemberian obat untuk merangsang muntah, hingga terapi anti perdarahan. Namun, kondisi MA terus menurun.

Korban mengalami perdarahan dari hidung, sesak napas, serta menunjukkan tanda-tanda syok berat. Meskipun telah mendapatkan penanganan intensif, nyawa balita malang itu tak berhasil diselamatkan. MA dinyatakan meninggal dunia pada pukul 14.30 WIB setelah melakukan hampir 4 jam perawatan intensif.

Peristiwa tragis ini pun mendapat perhatian dari pihak berwenang. Hingga kini, kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk memastikan kronologi kejadian secara menyeluruh, termasuk kemungkinan adanya unsur kelalaian.

Itulah informasi mengenai balita usia 2 tahun meninggal setelah minum pertalite. Semoga ini bisa jadi menjadi pengingat untuk para orangtua tentang pentingnya penyimpanan bahan berbahaya di lingkungan rumah tangga, terutama di sekitar anak-anak.

Share
Editorial Team