Faktanya, Temperamen Anak Memengaruhi Tontonan Favoritnya

Kok bisa anak menonton ulang tayangan tanpa bosan ya?

26 April 2022

Faktanya, Temperamen Anak Memengaruhi Tontonan Favoritnya
Freepik/Pch.vector

Pandemi Covid-19 mengubah banyak hal dalam kehidupan kita. Tak terkecuali anak-anak kita. Pandemi memaksa kita untuk membatasi interaksi sosial sehingga kita lebih banyak beraktivitas di dalam rumah jika tidak mendesak. 

Meski saat ini kondisi pandemi lebih membaik, tetapi jutaan keluarga di seluruh dunia telanjur membentuk kebiasaan-kebiasaan barunya. Salah satunya adalah anak-anak yang menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar gadget ketimbang sebelumnya. 

Mama mungkin telah mengetahui berbagai dampak paparan gadget dan tontonan terhadap kesehatan anak. Tetapi, peneliti juga menemukan bahwa seberapa banyak waktu yang dihabiskan anak di depan layar, khususnya menonton tayangan, kemungkinan bergantung pada temperamen mereka.

Seperti apa hasil temuannya? Berikut ini Popmama.com merangkum informasinya, dilansir dari The Bump:

1. Kemampuan memperhatikan, tonggak perkembangan awal bayi

1. Kemampuan memperhatikan, tonggak perkembangan awal bayi
Pexels/VicB

Di usia yang sangat dini, kita tidak bisa benar-benar membatasi apa dan bagaimana paparan lingkungan terhadap bayi dan balita. Itulah sebabnya, lingkungan sensorik di sekitar bayi dan anak kecil benar-benar kompleks dan kacau. 

Meskipun demikian, kemampuan untuk memperhatikan sesuatu adalah salah satu tonggak perkembangan pertama pada bayi. Dr Teodora Gliga, dari Fakultas Psikologi UEA, menyatakan, "Sebelum anak bisa mengajukan pertanyaan, secara alami mereka telah terdorong untuk menjelajahi lingkungan mereka dan terlibat dengan pemandangan atau suara baru."

Editors' Pick

2. Setiap anak punya cara berbeda dalam mencari rangsangan sensorik

2. Setiap anak pu cara berbeda dalam mencari rangsangan sensorik
Pixnio

Gliga dan tim penelitinya ingin mengetahui mengapa bayi tampak berbeda-beda dalam mencari rangsangan sensorik visual baru. Misalnya pada obyek berkilau, warna yang cerah, atau gambar bergerak di televisi. 

Ada beberapa teori yang menjelaskan perbedaannya. Salah satunya adalah bayi yang kurang sensitif akan mencari lebih sedikit rangsangan. Sementara bayi yang lain mungkin memproses informasi dan mencari lebih banyak rangsangan baru. 

Namun, para peneliti melakukan uji teori lain, yaitu bayi yang menyukai kebaruan akan mencari stimulasi yang lebih bervariasi.

3. Respon gelombang otak terhadap ketertarikan anak

3. Respon gelombang otak terhadap ketertarikan anak
Freepik

Para peneliti melihat bagaimana gelombang otak bayi merespons interupsi acak pada klip yang ditampilkan. Klip yang ditampilkan adalah kotak-kotak hitam dan putih yang tiba-tiba berkedip di layar. 

Para peneliti kemudian meminta orangtua untuk mengisi kuesioner tentang kebiasaan sensorik anak mereka. Termasuk apakah anak menikmati tontonan acara TV yang bergerak cepat dan menampilkan warna cerah. Penelitian dilanjutkan dengan kuesioner kedua enam bulan kemudian. 

4. Pengaruh temperamen terhadap kebiasaan menonton anak

4. Pengaruh temperamen terhadap kebiasaan menonton anak
Freepik

Saat anak menonton klip secara berulang, respons otak menunjukkan bahwa anak mempelajari kontennya. Ketika video terus diulang-ulang dan menjadi kurang menarik, mereka mulai memperhatikan kotak-kotak hitam-putih yang tampil di layar. 

Beberapa anak mulai merespons kotak-kotak hitam-putih lebih awal saat masih mempelajari klip yang tampil. Hal ini menunjukkan bahwa anak sudah cukup dengan informasi yang sebelumnya. Sebaliknya, yang lain tetap terlibat dengan klip meskipun tidak banyak hal baru yang bisa dipelajari lagi.

Hasil dari penelitian menemukan bahwa paparan tontonan televisi anak didorong oleh sifat dan temperamen mereka sendiri. Bukan paparan televisi dari awal. 

Hal ini didasarkan pada laporan orangtua bahwa hanya sebagian kecil anak usia 10 bulan yang menonton acara televisi. 

5. Peran lingkungan awal bayi terhadap pembelajaran

5. Peran lingkungan awal bayi terhadap pembelajaran
Freepik/Jcomp

Tim peneliti melihat secara spesifik apa yang mendorong perbedaan individu dalam memperhatikan sebuah kebaruan. Termasuk peran lingkungan awal bayi yang bisa jadi berperan besar dalam hal ini. 

Eksplorasi dan penemuan sangat penting untuk pembelajaran dan perkembangan kognitif anak. Tiap anak mendapatkan manfaat yang berbeda dari lingkungan yang berbeda terhadap pembelajaran mereka.  

Maka dari itulah, penelitian ini membantu kita memahami bagaimana lingkungan individual berpengaruh terhadap pembelajaran anak, mendorong perkembangan kognitif anak, dan pada akhirnya mendukung pencapaian potensi penuh mereka.

Semoga informasi ini bermanfaat dan menambah wawasan ya, Ma.

Baca juga:

The Latest