Indikator pertumbuhan balita yang sehat bukan hanya dari tinggi dan berat badan semata. Hal lain terkait tumbuh-kembang anak yang tak kalah penting diperhatikan adalah lingkar kepala balita.
Oleh karena itulah pemeriksaan lingkar kepala balita penting dilakukan karena dapat mendeteksi jika ada masalah kesehatan.
Mengukur lingkar kepala balita dapat dilakukan sendiri oleh orangtua di rumah. Mama perlu mempersiapkan sebuah pita ukur yang tidak elastis. Caranya adalah mengukur lingkar kepala dari bagian atas alis, melingkari bagian atas telinga hingga melewati bagian kepala belakang yang menonjol.
2. Kapan lingkar kepala anak diukur?
Freepik/freepik
Lingkar kepala anak diukur pertama kali tidak lama setelah ia lahir. Hal ini dilakukan untuk pencatatan pertama kali sebagai perbandingan yang dikembangkan sebelum bayi berusia 24 jam.
Selanjutnya, dokter mengukur lingkar kepala anak setiap kali pemeriksaan rutin hingga usia 2 tahun.
Editors' Pick
3. Ukuran lingkar kepala balita perempuan
Freepik/Dragonimages
Pertambahan ukuran lingkar kepala bayi normal berbeda-beda, tergantung jenis kelamin dan usia bayi. Berikut ini adalah ukuran lingkar kepala balita perempuan normal:
Usia 1–2 tahun: 45 – 47,2 cm
Usia 2–3 tahun: 47,2 – 48,5 cm
Usia 3–4 tahun: 48,5 – 49,4 cm
Usia 4–5 tahun: 49,4 – 50 cm
4. Ukuran lingkar kepala balita laki-laki
Freepik.com/rawpixel.com
Berikut ini adalah ukuran lingkar kepala balita perempuan normal:
Usia 1–2 tahun: 46 – 48,3 cm
Usia 2–3 tahun: 48,3 – 49,5 cm
Usia 3-4 tahun: 49,5 – 50,3 cm
Usia 4-5 tahun: 50,3 – 50,8 cm
5. Mengapa memantau lingkar kepala balita itu penting?
Peakpx
Lingkar kepala balita yang tidak normal merupakan indikasi adanya gangguan kesehatan serius, misalnya masalah tulang tengkorak kepala dan otak anak.
Ketika dilahirkan hingga usia 6 bulan, lingkar kepala anak berukuran dua sentimeter lebih besar ketimbang dadanya. Menginjak usia 4 bulan, pertumbuhan ukuran kepala bayi akan melambat. Beranjak usia 2 tahun, tubuh bayi tumbuh lebih progresif daripada ukuran kepalanya. Itulah mengapa lingkar kepala balita dapat menjadi salah satu parameter pertumbuhan anak.
6. Ukuran lingkar kepala balita terlalu besar, indikasi makrosefali
Pexels/Diwakar Jangir
Apabila ukuran lingkar kepala balita terlalu besar ketimbang acuan, bisa menjadi pertanda balita mengalami makrosefali. Penyebab makrosefali bermacam-macam, antara lain:
Kelebihan cairan pada otak (hidrosefalus)
Tumor otak
Faktor keturunan
Gangguan metabolisme
Perdarahan intrakranial
Makrosefali jinak ditandai dengan gejala pembesaran lingkar kepala. Namun, makrosefali yang parah dapat memengaruhi tumbuh-kembang anak secara keseluruhan, baik fisik maupun mental.
7. Ukuran lingkar kepala balita terlalu kecil, indikasi mikrosefali
Pixabay/PublicDomainPictures
Kebalikan dari makrosefali, mikrosefali adalah kondisi di mana penderitanya memiliki ukuran kepala yang kecil. Bukan hanya ukuran, tetapi mikrosefali berdampak terhadap perkembangan otak anak yang kerapkali abnormal.
Penyebab mikrosefali, antara lain:
Gizi buruk
Infeksi virus selama ibu mengandung, seperti rubella dan toksoplasma
Anoksia serebral
Kelainan genetik dan kromosom
Ibu hamil yang mengonsumsi alkohol, racun, dan obat-obatan terlarang
Pemeriksaan rutin sangat penting dilakukan. Dari pemeriksaan rutin, dokter dapat mengetahui jika adanya gangguan kesehatan yang dialami anak sejak dini, salah satunya lewat pemeriksaan lingkar kepala balita. Semoga informasi ini bermanfaat, Ma.