ISK pada Balita: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Sebagian besar penderita ISK pada balita adalah anak perempuan

23 September 2021

ISK Balita Penyebab, Gejala, Pengobatannya
Freepik/Odua

Infeksi saluran kemih (ISK) bisa menyerang siapa saja. Tak terkecuali balita. Sama seperti orang dewasa, infeksi saluran kemih pada balita menyerang setiap bagian dari sistem kemih. Meliputi ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra.

Lalu, bagaimana penanganan ISK pada balita? Berikut ini Popmama.com merangkum informasinya, dilansir dari Very Well Family:

1. Penyebab ISK pada balita

1. Penyebab ISK balita
Freepik/zilvergolf

ISK disebabkan karena bakteri yang biasanya terdapat pada usus manusia. Saluran kemih bekerja dengan melawan bakteri apapun yang bersentuhan dengannya. Keberadaan bakteri yang tidak mampu dilawan saluran kemih itulah yang menyebabkan infeksi. 

ISK pada balita berasal dari bakteri yang menyebar dari feses ke kandung kemih. Kebersihan organ genital yang kurang terkait pemakaian popok atau pun saat membersihkan tubuh adalah penyebab ISK yang paling umum pada balita. 

Selain masalah kebersihan, ISK pada bayi juga dapat disebabkan karena masalah pada struktur saluran kemih. Jika ada anggota keluarga yang memiliki riwayat ISK, kemungkinan balita mama juga lebih rentan terhadapnya.

Editors' Pick

2. Tanda dan gejala ISK pada balita

2. Tanda gejala ISK balita
Freepik/Waridsara.p

Tanda dan gejala ISK pada balita mungkin terlihat berbeda ketimbang ISK pada orang dewasa. Karena balita belum dapat mengungkapkan secara verbal dengan jelas tentang ketidaknyamanan yang dirasakannya, berikut ini tanda dan gejala ISK pada balita yang penting diketahui orangtua:

  • Urin berwarna gelap, keruh, berbau tidak sedap, dan terkadang disertai darah
  • Diare dan muntah
  • Demam
  • Sering buang air kecil
  • Rewel
  • Nafsu makan menurun
  • Mengeluh sakit punggung atau sakit pada perut bagian bawah
  • Mengeluh sakit saat buang air kecil
  • Mengompol (pada balita yang sudah bisa buang air kecil secara mandiri)

3. Anak perempuan lebih rentan mengalami ISK

3. Anak perempuan lebih rentan mengalami ISK
Freepik

Faktanya, ISK pada balita sebagian besar diderita anak perempuan ketimbang laki-laki. Hal ini disebabkan karena uretra perempuan yang lebih pendek dan lebih dekat dengan anus. Bentuk dan posisi uretra tersebut memudahkan bakteri dari anus masuk ke saluran kencing. 

Namun, ISK bukan hanya berisiko pada anak perempuan. Anak laki-laki yang tidak disunat juga lebih rentan mengalami ISK ketimbang yang disunat.

4. Perawatan ISK pada balita

4. Perawatan ISK balita
Freepik/Spukkato

Perawatan utama untuk mengatasi ISK adalah dengan minum antibiotik. Antibiotik bertujuan untuk membunuh bakteri penyebab infeksi. Oleh karenanya penting bagi orangtua memastikan anak mengonsumsi antibiotik sesuai dengan petunjuk dokter. 

Pada kasus ISK yang parah, anak mungkin diharuskan menjalani rawat inap. Rawat inap dapat memastikan pemantauan yang ketat selama pengobatan. Terutama jika anak mengalami dehidrasi, dicurigai mengalami infeksi ginjal, atau infeksi yang diduga telah menyebar.

5. Tindakan pencegahan ISK pada balita

5. Tindakan pencegahan ISK balita
Freepik/Vkstudio

Untuk mencegah ISK pada balita, sering mengganti popok dan celana dalam dapat membantu mengurangi risiko ISK. Cara ini membatasi penyebaran bakteri yang menyebabkan infeksi. 

Jika anak sudah dilatih buang air secara mandiri, ajari mereka cara membersihkan organ genital yang benar, terutama untuk anak perempuan. Termasuk pentingnya membasuh vagina dari depan ke belakang, bukan sebaliknya.

Pastikan anak mengenakan pakaian dalam dari katun untuk mengurangi risiko pertumbuhan bakteri dan iritasi. Beri tahu si Kecil untuk tidak menahan buang air kecil ketika mereka harusnya melakukannya. Menahan urin di kandung kemih untuk waktu yang lama bisa menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan bakteri.

Itulah informasi seputar ISK pada balita yang penting diketahui orangtua. Apabila mama melihat tanda dan gejala ISK pada balita seperti di atas, segera periksakan anak ke dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.

Baca juga:

The Latest