Penggemar Minta Foto Bareng saat Galasky Makan, Jawaban Lucu Banget

Galasky mengajarkan kita tentang personal boundaries sejak dini lho, Ma

26 Maret 2023

Penggemar Minta Foto Bareng saat Galasky Makan, Jawaban Lucu Banget
Instagram.com/galaasky

Seiring bertambahnya usia, anak mulai menyadari otoritas dirinya. Mereka mulai memahami mana hal yang membuatnya nyaman, mana hal yang disukainya, begitu pula sebaliknya.

Apa yang menurutnya boleh dan tidak boleh dalam konteks relasi sosial.

Seperti yang baru-baru ini dialami oleh Galasky, putra pasangan almarhum Bibi dan almarhumah Vanessa Angel, yang dibagikan melalui media sosial.

Berikut ini Popmama.com merangkum informasinya!

1. Menolak diajak berfoto oleh penggemarnya saat makan

1. Menolak diajak berfoto oleh penggemar saat makan
Instagram/galaasky

Dalam unggahan yang dibagikan oleh akun TikTok @gustaf21, tampak Gala sedang menceritakan pengalamannya saat bertemu penggemarnya di suatu tempat.

"'Gala, Gala, minta foto, dong,'" ucap Gala menirukan ucapan penggemarnya yang ingin berfoto dengannya. "Nggak boleh gitu, Teteh."

Menurut penuturan Gala dalam video tersebut, penggemarnya memanggil-manggil karena ingin berfoto dengannya. Namun, Gala menolaknya karena ia sedang makan.

"Bukannya pelit. 'Kan Gala lagi makan," jelas anak laki-laki yang beranjak menginjak usia 3 tahun ini.

Editors' Pick

2. Sikap Gala diapresiasi oleh warganet

2. Sikap Gala diapresiasi oleh warganet
Instagram/galaasky

Meskipun menolak penggemarnya berfoto dengannya saat makan, Gala melakukannya dengan halus. 

Warganet pun mengapresiasi tindakan Gala yang mampu menetapkan boundaries dengan jelas di usia yang masih kecil. 

"Gala klarifikasi: gamau diajak foto bukan karena sombong, tapi Gala lagi makan. Lucu banget sih, Gal," tulis akun @Mels92.
"Dah di-spill sama Gala. Kalau ketemu besok, udah tau caranya. Tunggu Gala siap dulu ya, baru kita foto. MasyaAllah, Nak, anak sholeh," ujar akun @zahroirawan545.

Ketika menceritakan ulang pun, Galasky tetap berhasil mencuri hati banyak orang. 

3. Anak perlu mengetahui personal boundariesnya

3. Anak perlu mengetahui personal boundariesnya
Pexels/Cottonbro Studio

Dari video tersebut, tampak Gala memahami personal boundaries dirinya dengan baik. Ia merasa tidak nyaman jika diajak berfoto saat ia sedang makan.

Bagi Gala, momen makan adalah momen yang tidak boleh diganggu sehingga jika ingin berfoto dengannya, sebaiknya menunggunya sampai selesai.

Sebetulnya, hal ini termasuk adab manusia paling mendasar dalam berinteraksi sosial sehari-hari. 

Boundaries merupakan pemahaman mengenai bagaimana menghormati kebutuhan sendiri maupun orang lain. 

Sejak dini, anak perlu memahami perasaannya sendiri. Ia perlu mengenal dan menyadari sejauh mana batasan ia merasa nyaman dan sampai mana ia merasa tidak nyaman. Kapan saatnya berkata "tidak" dan mana hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan.

Ketika anak-anak belajar tentang personal boundaries diri mereka sendiri dan orang lain, hal ini membantu mereka memahami bagaimana berperilaku dalam situasi sosial yang berbeda.

Pemahaman tentang personal boundaries juga membantu anak mengenali perilaku yang tidak pantas sehingga dapat membantu anak tetap terlindungi dari perilaku pelecehan seksual terhadap anak. 

4. Jenis-jenis personal boundaries yang perlu diajarkan kepada anak

4. Jenis-jenis personal boundaries perlu diajarkan kepada anak
Freepik/jcomp

Ada beberapa jenis personal boundaries yang perlu diajarkan kepada anak sejak dini agar anak dapat berempati dan menghormati batasan dirinya sendiri maupun sesamanya, yaitu:

Materi

Batasan materi mengatur cara kita meminjamkan materi yang dimiliki, seperti uang atau pun benda-benda milik kita pribadi. 

nak kecil pun harus terbiasa dengan batasan materi karena anak perlu tahu tentang berbagi atau menghormati mainan dan barang milik orang lain. 

Fisik

Batasan fisik mendefinisikan ruang pribadi dan kenyamanan anak atas sentuhan fisik orang lain. Sebagaimana orang dewasa, anak pun punya hak atas otonomi fisiknya. 

Orangtua dapat menunjukkan kepada anak bagaimana menghormati batasan fisik, misalnya dengan tidak memaksa anak untuk memeluk atau mencium anggota keluarga ketika mereka tidak menginginkannya. 

Anak pun harus diajarkan untuk berani mengatakan 'tidak' pada kontak fisik yang dilakukan orang lain yang membuatnya tidak nyaman, siapa pun itu. 

Emosional

Batasan emosional adalah hal yang perlu juga diutamakan untuk diajarkan pada anak karena termasuk yang cukup sulit dilakukan. 

Batasan emosional yang sehat membantu anak tetap mandiri, memungkinkan anak memisahkan kebutuhan, keinginan, dan emosi kita dari kebutuhan, keinginan, dan emosi orang lain.

Sekalipun itu adalah orang yang disayangi.

Dengan mengajarkan anak memiliki batasan emosional, hal ini juga mencegah anak  untuk menyalahkan orang lain atas emosinya sendiri atau, sebaliknya, menerima kesalahan atas emosi orang lain.

5. Cara mengajarkan anak tentang boundaries

5. Cara mengajarkan anak tentang boundaries
Freepik/Lookstudio

Menetapkan boundaries pada setiap orang berbeda-beda, berdasarkan situasi dan kebiasaan unik tiap anak.

Meskipun demikian, berikut ini ada beberapa contoh yang dapat diterapkan pada siapapun secara umum:

  1. Menetapkan batasan fisik, seperti mana bagian tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh orang lain, siapa yang boleh menyentuh bagian tubuhnya, bermain tanpa menyakiti tubuh orang lain, dan sebagainya.
  2. Menetapkan aturan dan batasan agar anak dapat bertanggungjawab, seperti kapan anak boleh bermain video game, kapan anak boleh makan makanan fast food, dan sebagainya.
  3. Membuat daftar hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan secara tertulis yang ditetapkan bersama-sama agar anak selalu ingat dan dapat mempertanggungjawabkan kesepakatan yang sudah disetujui.
  4. Berani berkata "tidak" dengan tegas terhadap hal-hal yang orang lain lakukan yang melanggar batasan personalnya.
  5. Tetapkan batasan yang sehat dengan tetap menjunjung apa yang menjadi kebutuhan anak, termasuk terbuka terhadap kekhawatiran atau pun keluhan anak.
  6. Menghormati ruang pribadi masing-masing dengan menetapkan batasan yang jelas kapan anak boleh ikut campur urusan orangtua dan juga sebaliknya.

Demikian beberapa hal yang dapat kita pelajari dari sikap Galasky mengenai boundaries. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Ma. 

Baca juga:

The Latest