Tidur yang nyenyak sangatlah penting bagi tumbuh-kembang balita. Oleh karena itu, kenyamanan tidur balita tidak boleh diremehkan begitu saja.
Seiring bertambahnya usia anak, bantal yang digunakannya untuk tidur perlu disesuaikan untuk mendukung kenyamanan tidurnya. Ada beragam bantal yang ditawarkan di pasaran, mana yang terbaik untuk balita?
Berikut ini Popmama.com merangkum informasi seputar cara memilih bantal untuk balita yang tepat, dilansir dari Very Well Family:
1. Kapan balita boleh tidur menggunakan bantal?
Freepik/User18526052
Berdasarkan anjuran para ahli kesehatan dan dokter anak, sebaiknya bayi tidak tidur menggunakan bantal, guling, selimut atau bersama benda-benda lain di atas tempat tidurnya. Karenanya, balita baru boleh diperkenalkan tidur menggunakan bantal sekitar usia 18 bulan.
Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah risiko sindrom kematian mendadak pada bayi yang salah satunya disebabkan karena jalan napas bayi yang tertutup bantal dan benda-benda lain di atas tempat tidurnya.
2. Apakah balita harus tidur menggunakan bantal?
Freepik
Faktanya, banyak balita yang mungkin sudah terbiasa tidur tanpa bantal sejak ia bayi dan merasa nyaman-nyaman saja tidur tanpa bantal.
Namun, jika balita mama merasa tidak nyaman di tempat tidurnya, mengeluh sakit di pagi hari, atau sering tertidur dengan kepala yang dialasi tangannya sendiri atau selimutnya, ini bisa menjadi pertanda ia membutuhkan bantal.
Editors' Pick
3. Masalah keamanan di balik bantal yang digunakan balita
Pixabay/adiretoriaeventos
Meski balita mulai usia 18 bulan sudah dianggap bisa tidur menggunakan bantal dengan risiko minimal, tetapi bukan berarti balita bisa sembarang menggunakan bantal untuk tidur lho, Ma.
Ada beberapa hal terkait keamanan dan keselamatan balita yang perlu diperhatikan terkait penggunaan bantal untuk tidurnya, antara lain:
Jika bantal terlalu tebal atau tinggi, bisa menyebabkan leher balita menjadi tegang
Jika bantal terlalu empuk, bisa membuat balita kesulitan bernapas dengan nyaman di tempat tidur
Anak yang memiliki alergi mungkin akan berisiko mengalami frekuensi gejala yang lebih sering saat menggunakan bantal untuk tidur
Beberapa bantal dibuat dengan bahan yang tidak aman yang dapat menimbulkan bahaya, salah satunya adalah bahaya tersedak
Karena itu, sebaiknya orangtua memilihkan bantal yang tidak terlalu empuk, tidak terlalu tinggi, dan tidak terlalu keras untuk balita.
4. Pertimbangkan bahan pembuat bantal yang tepat
Pixabay/KakaduArt
Balita yang sensitif terhadap alergen yang berasal dari lingkungan di sekitarnya sebaiknya menggunakan bantal yang hipoalergenik.
Bantal hipoalergenik didesain khusus untuk mengurangi atau membatasi jumlah perkembangan bakteri dan jamur yang bisa tumbuh di bantal seiring berjalannya waktu. Selain itu, bantal hipoalergenik bebas dari bahan kimia.
5. Pilih isian bantal yang minim menimbulkan alergi
Unsplash/Agatha Create
Banyak bantal zaman sekarang yang diisi dengan bahan-bahan yang diklaim ramah lingkungan. Rami, misalnya. Tetapi bahan jenis ini bukan pilihan yang baik untuk balita.
Sebagian bahan pengisi bantal ini dapat membuat balita tersedak. Selain itu bantal yang diisi bulu juga dapat memicu alergi balita.
Untuk balita, sebaiknya mama memilih bantal yang isiannya mengandung serat sintetis atau busa memori.
6. Ukuran bantal untuk balita
Freepik/vacharapongw
Mungkin mama bertanya-tanya, seberapa besar sih ukuran bantal yang pas untuk balita. Balita tidak memerlukan bantal ukuran standar orang dewasa, apalagi bantal ukuran queen size kok, Ma.
Kebanyakan balita cukup dengan bantal ukuran sekitar 13-18 inci. Ukuran ini cukup untuk menopang kepala balita yang kecil.
Semoga informasi ini dapat membantu mama dalam mencari bantal yang tepat untuk balita ya!