Konsumsi Vitamin C dan D Rutin dapat Melindungi Anak dari Covid-19?

Bagaimana faktanya, apakah vitamin C dan vitamin D bisa melindungi anak dari Covid-19?

5 Juli 2021

Konsumsi Vitamin C D Rutin dapat Melindungi Anak dari Covid-19
Freepik/Pvproduction

Indonesia menduduki peringkat tertinggi kasus Covid-19 pada anak di dunia. Hal tersebut sangat memprihatinkan dan mengkhawatirkan ya, Ma. 

Diperkirakan virus yang menyebar kali ini yakni virus corona varian Delta. Virus varian Delta ini lebih cepat menyebar dan menyerang kelompok anak-anak. 

Maka dari itu, kita semua harus bersama-sama mematuhi protokol kesehatan agar anak tidak terpapar Covid-19. 

Selain itu, ternyata asupan Vitamin C dan Vitamin D juga ternyara dapat melindungi tubuh dari paparan Covid-19 lho, Ma. 

Berikut ini, Popmama.com telah merangkum beberapa informasi tentang peranan vitamin C dan vitamin D dapat melindungi anak dari paparan virus Covid-19. Simak yuk, Ma!

1. Peranan Vitamin C untuk melindungin diri dari paparan Covid-19 

1. Peranan Vitamin C melindungin diri dari paparan Covid-19 
Freepik/seniashah

Vitamin C merupakan salah satu nutrisi yang mampu meningkatkan dan menjaga imunitas sehingga dapat membantu tubuh tidak terpapar virus corona. Hal tersebut karena vitamin C memiliki kandungan antioksidan dan sintesis kolagen.

Namun perlu diingat, walaupun vitamin C bekerja dengan baik untuk imunitas tubuh, bukan berarti jika kita mengonsumsi vitamin ini maka menjadi kebal terhadap virus corona. 

Dalam kasus lain, Andrew G, Weber, dokter ahli paru dan spesialis perawatan kritis mengatakan, pasien Covid-19 yang dirawat secara intensif diberikan 1500 miligram vitamin C untuk dikonsumsi. Jumlah tersebut diberikan dalam tiga atau empat kali sehari. Pengobatan vitamin C ini didasarkan pada perawatan eksperimental yang diberikan kepada orang dengan virus Covid-19 di Shanghai.

"Pasien yang menerima vitamin C secara signifikan lebih baik daripada mereka yang tidak mendapatkan vitamin C," ucap Weber. 

Hal yang perlu diingat, vitamin C ini bukanlah sebuah obat yang mampu menyembuhkan Covid-19. Namun, vitamin C merupakan vitamin yang membantu meningkatkan sistem imunitas tubuh saat terkena Covid-19 dan untuk mencegah diri terinfeksi Covid-19.

Editors' Pick

2. Macam-macam sumber vitamin C dan dosis harian untuk anak

2. Macam-macam sumber vitamin C dosis harian anak
Freepik/Gargonia

Ada beberapa macam sumber vitamin C untuk tubuh, antara lain:

1. Asupan makanan

Salah satu mendapat asupan vitamin C paling mudah yakni melalui makanan seperti sayur dan buah. 

Berikut ini beberapa sayur dan buah yang mengandung vitamin C:

  • Jambu biji
  • Blackcurrants
  • Lemon 
  • Leci
  • Stroberi
  • Jeruk
  • Kiwi
  • Pepaya
  • Mangga
  • Markisa
  • Paprika kuning 
  • Brokoli 
  • Kangkung

2. Suplemen 

Selain dari asupan buah dan sayuran, Mama dapat melengkapi kebutuhan vitamin C anak dan keluarga melalui suplemen. 

Penting untuk diingat, setiap jenjang usia memiliki dosis vitamin C tersendiri.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), berikut dosis harian vitamin C untuk anak:

  • 1-3 tahun : max 400mg/hari
  • 4-8 tahun : 600mg/hari
  • 9-13 tahun : max 1200mg/hari
  • 14-18 tahun : max 1800mg/hari

3. Peranan vitamin D untuk melindungi diri dari paparan Covid-19  

3. Peranan vitamin D melindungi diri dari paparan Covid-19  
Shutterstock/Kozachenko Aleksandr
Dok. Jovee

Dokter dan pakar imunologi asal Amerika, Anthony Fauci mengatakan vitamin D membantu mencegah tubuh terinfeksi Covid-19. Ia pun merekomendasikan orang-orang untuk mendapatkan asupan vitamin D.

Hal tersebut dikarenakan vitamin D mampu membantu menjaga sistem kekebalan dan membantu mencegah infeksi saluran pernapasan akut. 

Salah satu studi yang ditulis oleh Dr. David Meltzer dari University of Chicago dan dimuat dalam jurnal JAMA Network Open pada 3 September 2020 menyatakan bahwa risiko infeksi Covid-19 pada orang yang kekurangan vitamin D hampir parah dua kali lebih tinggi daripada seseorang yang memiliki tingkat vitamin D yang cukup. 

Tidak hanya itu, studi diterbitkan di The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism menemukan, pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit memiliki kadar vitamin D yang rendah dibandingkan dengan kelompok pasien yang tidak terinfeksi Covid-19.

Adapula uji coba yang dilakukan di Brasil. Dokter menggunakan uji coba terkontrol secara acak dengan menggunakan plasebo. Dalam uji coba tersebut, dokter memberikan satu dosis besar vitamin D kepada pasien Covid-19 yang dirawat. 

Hasilnya, vitamin D tidak secara signifikan mempersingkat durasi rawat inap pasien di rumah sakit ketimbang pasien dalam kelompok plasebo. 

Sebab, pasien baru memeroleh asupan vitamin D dalam dosis besar sekali setelah terkena Covid-19.

Hal tersebut menunjukkan, vitamin D akan berpengaruh melindungi tubuh jika dikonsumsi secara teratur. Sehingga nantinya vitamin D membangun kekebalan dalam tubuh. 

"Dosis vitamin D yang diberikan kepada tubuh secara bertahap dan sering agaknya bekerja lebih baik untuk melindungi sistem kekebalan," kata Meltzer.

Selain itu, Dr. Hendry Suhendra SpoT menjelaskan, dalam sebuah studi Michael F. Holick, medical doctor Boston University mengemukakan, vitamin D dapat melindungi tubuh dari paparan Covid-19 hingga 70 persen sehingga tidak kalah dengan vaksin manapun. Jika diminum dengan level 80-100.  

4. Macam-macam sumber vitamin D dan dosis harian untuk anak

4. Macam-macam sumber vitamin D dosis harian anak
Shutterstock/Yulia Furman

Ada beberapa macam sumber vitamin D, antara lain:

1. Sinar matahari

Sinar matahari yang membentuk vitamin D pada tubuh yakni di antara pukul 10.00-14.00. 

"Sinar UVB paling tinggi yakni pukul 12.00, saat matahari di atas kepala kita," jelas Dr. Hendry.

"Patokannya sebenernya gini, saat berjemur tidak boleh ada bayangan tubuh kita. Itu UVB maksimal. Jika mau menawar, bisa jam 10.00 atau 14.00 karena bayangan itu harus lebih rendah dari tinggi badan kita. Di kedua jam tesebut bayangan lebih rendah," lanjutnya. 

Jika saat berjemur bayangan tubuh lebih tinggi dari tubuh kita,  maka itu bukanlah sinar UVB melainkan sinar UVA. 

Dr. Hendry pun menjelaskan, durasi berjemur yakni 5-10 menit saja. Sebab, jika di atas dari itu, nantinya bisa terbakar (sunburn).

"Kalau begitu saya berjemur lama supaya dapat banyak (vitamin D). Ngga bisa. kemerahan itu adalah fase sebelum sunburn. Ketika kemerahan produksi vitamin D untuk tubuh berhenti," ucap Dr. Hendry.

Dr. Hendry pun memaparkan bahwa Michael Holick pernah melakukan penelitian di Indonesia tentang vitamin D pada tahun 2012-2013. Dalam penelitiannya menjelaskan, waktu berjemur terbaik di Indonesia yaitu di antara pukul 11.00-13.00. 

2. Asupan makanan

Selain berjemur, vitamin D juga bisa didapat dari asupan makanan. Bebrapa makanan tersebut yakni:

  • Ikan salmon
  • Ika sarden
  • Ikan tuna
  • Kuning telur
  • Jamur
  • Susu sapi
  • Susu kedelai
  • Jus jeruk
  • Sereal dan outmeal

3. Suplemen

Supemen vitamin D pun mampu membantu menambah kadar vitamin D dalam tubuh.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indoneisa (IDAI), dosis harian vitamin D untuk anak:

  • <3tahun : 400U/hari
  • Anak : 1000U/hari
  • Remaja : 2000U/hari
  • Remaja obesitas : 5000U/hari

Sedangkan, Dr. Hendry menegaskan, anak-anak di usia 1-2 tahun dapat mengonsumsi 500-1000U. Untuk anak 2 tahun ke atas hingga 12 tahun dianjurkan mengonsumsi 2000-4000U.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kedua vitamin tersebut dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh sehingga mampu melindungi diri terkena paparan virus corona. Namun, hal tersebut pun harus disertai dengan pola hidup sehat dan menaati protokol kesehatan. 

Baca juga:

The Latest