9 Cara Menghadapi Balita yang Suka Melawan saat Diatur

Memarahi si Kecil ternyata bukan solusi yang tepat ya, Ma!

31 Maret 2023

9 Cara Menghadapi Balita Suka Melawan saat Diatur
Freepik.com/user18526052

Balita yang suka melawan saat diatur seringkali menjadi masalah bagi hampir setiap orangtua.

Si Kecil yang suka melawan ketika diatur disebabkan karena mereka masih berada dalam perkembangan yang sangat cepat dan belum memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosinya dengan baik, sehingga belum bisa mengambil keputusan dengan matang dan seringkali bertindak impulsif.

Ketika balita melawan, tak sedikit orangtua yang memarahi, membentak, hingga menghukum anak. Namun hal tersebut bukanlah cara yang tepat karena bisa berdampak negatif pada perkembangan anak.

Daripada memarahi anak, berikut ini Popmama.com telah menyiapkan 9 cara menghadapi balita yang suka melawan saat diatur. Simak informasinya di bawah ini ya!

1. Pastikan Mama tetap tenang dan jangan emosi

1. Pastikan Mama tetap tenang jangan emosi
Freepik/Racool_studio

Mungkin terlihat sulit saat harus menjaga emosi ketika menghadapi anak yang melawan ketika diatur. Namun ketika Mama menjadi emosi atau marah, balita bisa merasa takut, terintimidasi, atau merasa tidak dihargai.

Selain itu, memarahi atau membentak anak juga dapat memberikan dampak buruk dalam jangka panjang. Seperti anak yang mempelajari perilaku agresif dari orangtua dan mengembangkan kecenderungan untuk menjadi agresif di masa depan.

Oleh karena itu, penting bagi Mama untuk menjaga ketenangan dan memberikan respon yang tepat saat menghadapi balita yang melawan.

2. Hindari terlalu keras dalam memberikan perintah

2. Hindari terlalu keras dalam memberikan perintah
Freepik/bearfotos

Terkait dengan poin sebelumnya, Mama juga tidak boleh terlalu keras saat memberikan perintah pada balita yang melawan saat diatur. Hal ini karena dapat memperburuk situasi dan menyebabkan anak semakin melawan atau menentang.

Balita yang melawan atau tantrum umumnya merasa kesulitan untuk mengontrol emosi dan perilakunya, sehingga memerlukan bimbingan dan dukungan yang tepat dari orang dewasa.

Jika terlalu keras dalam memberikan perintah, anak bisa semakin emosi dan menyebabkan perilakunya semakin sulit dikendalikan.

Sebagai gantinya, Mama bisa memberikan perintah dengan bahasa yang mudah dipahami sesuai usia anak, dan menggunakan nada suara yang lembut dan tenang. Hal ini juga bisa membantu anak lebih aman, nyaman, dan mengurangi kemungkinan melawan di masa depan.

3. Memberikan perhatian yang cukup

3. Memberikan perhatian cukup
Pexels/Gustavo Fring

Mema mungkin sudah pernah mendengar atau mengalami sendiri bagaimana si Kecil yang menunjukkan perilaku buruk akibat dari mencari perhatian. Nah ini juga bisa terjadi ketika anak melawan ketika diatur.

Hal ini terjadi karena balita sedang dalam proses perkembangan, sehingga merasa kesulitan dalam mengontrol emosinya dan membutuhkan bantuan dari orang dewasa untuk belajar mengatasi emosi dan perilakunya dengan baik.

Oleh karena itu, Mama perlu mencoba untuk memahami perasaan dan kebutuhan anak dan memberikan dukungan dan bimbingan yang tepat untuk mengatasi emosinya.

Mama juga perlu menghabiskan waktu yang cukup bersama anak untuk memperkuat ikatan emosional dan membantu anak merasa lebih nyaman dan aman.

Editors' Pick

4. Mengurangi penggunaan gadget anak

4. Mengurangi penggunaan gadget anak
Freepik/Lookstudio

Tahukah Mama bahwa screentime juga memengaruhi perilaku balita?

Menurut sebuah penelitian dalam jurnal Pediatrics di tahun 2015, terlalu banyak waktu yang dihabiskan anak-anak kecil dengan gadget dapat menyebabkan masalah perilaku dan emosi, seperti kesulitan tidur, kecemasan, dan peningkatan perilaku agresif.

Balita yang terlalu sering terpapar dengan gadget juga bisa mengalami kesulitan dalam mengontrol emosinya, karena gadget menyediakan stimulus yang sangat kuat dan memancing respon emosional yang intens.

Maka itu cobalah untuk membatasi waktu yang dihabiskan si Kecil untuk gadget, dan memberikan alternatif yang lebih bermanfaat, seperti bermain di luar ruangan atau membaca buku

5. Hindari menggunakan kekerasan dan hukuman

5. Hindari menggunakan kekerasan hukuman
Freepik/Pixabay

Kekerasan fisik seperti memukul atau menampar anak ketika ia melawan bukan hanya merugikan anak secara fisik, tetapi juga secara emosional dan psikologis.

Anak yang sering diberi hukuman fisik dapat mengalami berbagai masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan gangguan perilaku di kemudian hari.

Balita juga dapat mempelajari bahwa kekerasan adalah cara yang dapat diterima untuk menyelesaikan masalah atau memperoleh kekuasaan, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi perilaku anak di kemudian hari.

6. Hindari membandingkan anak dengan anak lainnya

6. Hindari membandingkan anak anak lainnya
Freepik/Racool-studio

Tanpa disadari, tak sedikit orangtua yang membandingkan anak dengan anak lainnya, baik itu saudara kandung atau teman sebayanya, "Lihat kakakmu, dia nggak nakal seperti kamu".

Meski bermaksud baik, ketika dibandingkan dengan anak lain, balita dapat merasa tertekan dan tidak percaya diri. Hal ini dapat menyebabkan anak sulit berkembang secara emosional dan sosial.

Perlu diingat bahwa setiap anak memiliki keunikan, perkembangan, gaya belajar, kebutuhan, bakat, dan karakter yang berbeda-beda.

Oleh karena itu, membandingkan anak dengan anak lain dapat menyebabkan anak merasa tidak dihargai atau merasa tidak mencukupi.

7. Daripada membandingkan, fokuslah pada perilaku baik anak

7. Daripada membandingkan, fokuslah perilaku baik anak
Freepik

Pujian dan penghargaan yang tepat dan konsisten dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri dan memperkuat hubungan antara orangtua dan anak.

Pujian dan penghargaan dapat membuat anak merasa lebih baik tentang dirinya sendiri dan memotivasinya untuk berperilaku baik di kemudian hari. Anak juga dapat belajar mengenali perilaku positif dan mengulanginya.

Mama juga perlu memberikan pujian yang spesifik dan fokus pada perilaku yang diinginkan, misalnya seperti "Bagus sekali, kamu bersih-bersih mainanmu sendiri dengan sangat baik!"

Penting juga untuk tidak memberikan pujian dan penghargaan secara berlebihan. Terlalu banyak pujian dapat membuat anak meragukan kemampuan mereka

8. Menetapkan rutinitas yang konsisten

8. Menetapkan rutinitas konsisten
Freepik

Rutinitas yang teratur dapat membantu menciptakan keamanan dan keteraturan di dalam kehidupan sehari-hari anak.

Ini dapat membantu anak merasa lebih aman dan lebih nyaman dalam lingkungan yang terstruktur, yang pada gilirannya dapat membantu mengurangi perilaku melawan.

Namun, penting bagi Mama untuk memastikan bahwa rutinitas yang ditetapkan sesuai dengan kebutuhan dan minat anak. Mama harus memberikan si Kecil waktu yang cukup untuk bermain, beristirahat, dan melakukan kegiatan yang disukainya.

Terlalu banyak tugas atau jadwal yang terlalu ketat dapat memperburuk perilaku anak dan meningkatkan tingkat stres.

9. Menetapkan aturan atau konsekuensi

9. Menetapkan aturan atau konsekuensi
Freepik/Freepik

Memberikan aturan atau konsekuensi pada balita ketika melawan dapat membantu menegakkan batasan dan mengajarkan anak tentang konsekuensi dari perilaku mereka.

Namun, penting untuk diingat bahwa konsekuensi haruslah adil, terukur, dan sesuai dengan usia dan tingkat perkembangan anak. Mama juga harus menjelaskan mengapa ada konsekuensi dan memberikan alternatif perilaku yang lebih tepat.

Misalnya, jika balita sering merusak atau melempar mainan saat diminta berhenti bermain, Mama bisa memberikan batasan untuk sementara waktu, misalnya tidak diberikan mainan baru dan meminta anak untuk merapikan mainannya setelah bermain.

Nah itulah 9 cara menghadapi balita yang suka melawan saat diatur. Semoga tips di atas dapat membantu Mama dalam menghadapi si Kecil yang suka melawan saat diatur. Ingatlah pentingnya kesabaran dan konsistensi, adalah kunci dalam mendidik anak.

Baca juga:

The Latest