9 Cara Mengatasi Balita yang Suka Melempar Barang

Penting untuk mengetahui apa alasan balita suka melempar barang

8 Juli 2022

9 Cara Mengatasi Balita Suka Melempar Barang
Babycenter.com

Beberapa aktivitas mengajarkan si Kecil tentang sebab dan akibat, termasuk ketika ia melihat apa yang terjadi ketika benda terbang di udara dan jatuh ke tanah.

Meskipun menyenangkan untuk dilakukan, balita yang melempar barang, lama kelamaan bisa membuat Mama jadi kewalahan. Karena tak sedikit dari mereka yang suka melempar barang yang tak seharusnya, seperti barang pecah belah. 

Lantas bagaimana cara mengatasibalita yang suka melempar barang?

Sebelum tahu apa saja caranya yang bisa Mama lakuka, Popmama.com juga telah merangkum apa penyebab balita suka melempar barang. Yuk simak!

Mengapa Balita Suka Melempar Barang?

Mengapa Balita Suka Melempar Barang
Babycenter.com

Di luar menikmati proses melempar barang, ada beberapa alasan lain mengapa si Kecil suka melempar. Dilansir dari Parenting FirstCry, berikut alasan mengapa balita suka melempar barang:

Untuk mengekspresikan diri

Jika balita tidak dapat mengungkapkan perasaannya secara verbal atau orangtua tidak memerhatikannya, maka balita mungkin melempar benda untuk mendapatkan perhatian itu. Perhatian apa pun lebih baik daripada tidak ada perhatian sama sekali.

Belajar tentang lingkungan sekitar

Balita suka memahami bagaimana dunia di sekitarnya bekerja. Jika anak melihat bahwa bola yang dilempar pada akhirnya akan jatuh ke tanah, ia akan mulai memahami apa yang terjadi pada benda lain juga, termasuk benda pecah belah sekalipun.

Dan semakin anak mengerti, maka akhirnya keinginan untuk melempar sebanyak-banyaknya akan semakin berkurang.

Keterampilan motorik telah berkembang

Menyadari bahwa keterampilan motoriknya telah berkembang, membuat balita ingin melakukan keterampilan melempar ini berulang kali. Dengan demikian, melempar bisa terjadi kapan saja dan kapan saja.

Cara Mengatasi Balita yang Suka Melempar Barang

Dengan memahami alasan mengapa balita suka melempar, dapat membantu Mama untuk mengetahui bagaimana caranya mengatasi perilaku tersebut. Berikut beberapa cara mengatasi balita yang suka melempar barang:

1. Melempar barang bisa menjadi cara bagi balita mengomunikasikan sesuatu

1. Melempar barang bisa menjadi cara bagi balita mengomunikasikan sesuatu
Pexels/Allan Mas

Hal pertama yang perlu Mama ketahui adalah bahwa balita masih belajar, dan banyak perilakunya yang menantang adalah caranya untuk mencoba mengomunikasikan sesuatu.

Anak mungkin juga hanya menjelajahi bahan-bahan yang ada di sekitar mereka dan mencoba mencari tahu kegunaannya.

Ketika Mama mengetahui mengapa anak melakukan perilaku tertentu, akan lebih mudah untuk membantunya agar berhenti.

2. Pahami adalah normal bagi balita untuk melempar barang

2. Pahami adalah normal bagi balita melempar barang
montikids.com

Sebelum Mama menjadi kesal dengan mainan yang dilempar ke seberang ruangan, pahamilah bahwa melempar benda itu normal bagi balita. Dan karena itulah, anak perlu diajari beberapa barang boleh dilempar, sementara yang lain tidak.

Dilansir dari Monti Kids, ketika balita melempar barang, ia hanya bertindak berdasarkan impuls normal. Selain itu, kemampuan untuk melihat sebab dan akibat dalam tindakan, sangat memesona bagi anak-anak kecil.

Inilah yang membuat balita tidak menyadari bahwa melempar barang pecah belah atau melempar barang di dekat sesuatu yang mudah pecah, bukan pilihan yang tepat.

Editors' Pick

3. Mencegah perilaku berulang

3. Mencegah perilaku berulang
Freepik/Racool-studio

Seperti yang disebutkan di atas, salah satu penyebab balita suka melempar barang adalah untuk menarik perhatian Mama.

Jika anak tahu bahwa melempar sesuatu yang tidak seharusnya dapat menarik perhatian Mama, cobalah untuk mengabaikannya sebisa mungkin. Karena jika itu mendapat perhatian setiap saat, maka ia akan melakukannya berulang-ulang.

Balita belajar melalui pengulangan. Jika balita melempar barang ke anak lain, penting bagi Mama untuk bereaksi dengan cara yang sama.

Katakan "tidak" kepada anak, ambil barang itu dari tangannya, dan singkirkan anak dari situasi tersebut untuk memberinya awal yang baru.

Pertahankan waktu jeda singkat, sekitar satu menit. Ini akan mengingatkan anak mengapa Mama ingin anak berhenti melempar.

4. Ajari balita apa yang bisa dilempar dengan aman

4. Ajari balita apa bisa dilempar aman
Freepik/Pch.vector

Jika balita diberi alternatif tentang apa yang bisa dilempar dan ke mana ia bisa membuangnya, Mama dapat berkompromi.

Dengan berkompromi, balita masih bisa melatih kemampuan barunya untuk melempar, sementara Mama bisa bernapas lega karena tidak ada yang rusak dalam prosesnya.

Dilansir dari What To Expect, jika orangtua menghilangkan kemampuan melempar sama sekali, hal itu dapat menyebabkan balita ingin melempar lebih banyak.

Tetapi jika balita diberi batasan dan konsekuensi diberlakukan untuk melempar mainan yang terlarang, si Kecil akan belajar perilaku yang sesuai dan tidak akan melempar apa pun, kecuali barang yang diizinkan untuk dilempar.

5. Bersikaplah tenang dan percaya diri saat merespons perilaku balita

5. Bersikaplah tenang percaya diri saat merespons perilaku balita
Freepik/Racool-studio

Bersikap tenang dalam sebuah situasi yang Mama tidak sukai, mungkin menjadi hal yang tidak mudah, bukan?

Namun daripada bereaksi seperti membentak atau berteriak terhadap perilaku balita yang suka melempar, kenali bahwa anak sedang berkomunikasi. Karena Tak menutup kemungkinan, ia sedang membutuhkan bantuan atau perhatian.

Maka itu penting untuk menanggapi perilaku si Kecil dengan tenang dan percaya diri. Ambil napas dalam-dalam. Ingatlah untuk jangan langsung merespon jika Mama sedang tidak bisa tenang.

6. Buat konsekuensi dan konsisten dalam menerapkannya

6. Buat konsekuensi konsisten dalam menerapkannya
Freepik

Jika balita melempar barang pecah belah atau melempar mainan ke arah saudara/temannya saat bermain bersama, maka Mama dapat menghentikannya secara langsung dan akan mencoba lagi nanti.

Katakan sesuatu seperti, "Sepertinya kamu mengalami kesulitan saat bermain, dan Mama tidak bisa membiarkan kamu/adik/temanmu terluka. Kita bisa main kembali saat kau bisa tenang dan aman."

Kemudian ajak anak keluar dari area bermain dan coba lagi permainannya nanti. Jangan menyerah jika anak menangis atau mengomel.

Sebagai gantinya, beri anak mainan lunak yang bisa dimainkan atau dengan cepat mengalihkan perhatiannya dengan aktivitas lain.

7. Biarkan anak menanggapi konsekuensinya secara emosional

7. Biarkan anak menanggapi konsekuensi secara emosional
Freepik

Tentu saja Si Kecil mungkin akan menangis dan marah tentang konsekuensinya.

Namun biarkan anak selama ia aman dan tidak menyakiti diri sendiri, biarkan anak menanggapi konsekuensinya secara emosional. Validasi emosinya, tetapi tetap ikuti konsekuensinya.

Jika Mama mengeluarkan anak dari area bermain, Mama bisa duduk dengan tenang atau memberinya kata-kata yang mendukung saat ia menangis. Konsekuensi apa pun yang dilakukan, tetaplah dekat dengan anak.

8. Ajari anak untuk mengekspresikan perasaan dengan lebih baik

8. Ajari anak mengekspresikan perasaan lebih baik
Freepik/Gpointstudio

Jika Mama memerhatikan si Kecil yang suka melempar barang saat marah, maka dorong dan ajari anak untuk mengekspresikan perasaannya dengan lebih baik.

Biarkan juga anak tahu bahwa Mama tidak senang dengan tindakannya, tetapi jangan pernah menanggapinya dengan marah.

Setelah itu, minta anak untuk memberi tahu kapan ia merasa marah dan mengapa. Beri tahu bahwa ada cara mengomunikasikan kemarahan yang bisa diterima. 

Misalnya dengan mencoret-coret, meremukkan, merobek-robek kertas, memukul bantal, dan lain-lain.

9. Jadilah orangtua yang ekstra-sabar

9. Jadilah orangtua ekstra-sabar
Pexels/pavel danilyuk

Cara yang terakhir dan tidak kalah penting adalah mengingat bahwa batas kesabaran yang akan selalu diuji.

Tidak peduli seberapa baik Mama mengelola lingkungan balita, ia akan terus mendorong batas dan menggunakan kekuatannya untuk melakukan hal-hal yang tidak boleh dilakukan.

Jika balita melawan dan menolak apa pun alternatif yang ditawarkan, Mama dapat mengambil dan menyembunyikan barang-barang pecah belah atau mainan yang ingin dilempar.

Misalnya, Mama dapat mengatakan sesuatu seperti "Mama lihat kamu sudah selesai dengan balok ini, Mama akan mengambilnya sampai kamu bisa memainkannya lagi dengan benar."

Nah itulah 9 cara mengatasi balita suka melempar barang. Ingat, koordinasi tangan-matanya masih dalam proses belajar. Jadi pastikan agar tidak memaksa si Kecil untuk mengembangkan keterampilan koordinasinya dengan instan.

Intinya adalah menjauhkannya dari melempar barang yang salah dan membiarkan anak bermain dengan aman. Awasi anak dengan cermat dan campur tangan saat diperlukan.

Baca juga:

The Latest