7 Karakter Disney Princess yang Mewakili Mental Disorder

Ternyata para princess Disney yang terlihat bahagia pun mewakili gangguan mental

18 Mei 2023

7 Karakter Disney Princess Mewakili Mental Disorder
Dok. ED92

Disney dikenal sebagai studio film yang sangat terkenal, terutama dalam memproduksi film-film animasi mereka. Salah satu franchise tersukses mereka adalah Disney Princess.

Karakter putri dalam Disney Princess adalah karakter-karakter perempuan dengan rupa menawan yang seringkali harus berhadapan dengan orang jahat atau musuh dengan kekuatan magis sebelum bisa hidup bahagia selamanya.

Meski punya sejumlah sifat yang baik, beberapa karakter Disney Princess diduga memiliki perilaku yang mengarah pada mental disorder atau gangguan mental. Masa iya, sih?

Daripada semakin penasaran, ini dia 7 karakter Disney Princess yang mewakili mental disorder menurut pengamatan para ahli psikologi.

Yuk, dibaca!

1. Snow White: Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)

1. Snow White Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)
Dok. Disney Princess

Karakter Disney Princess pertama yang diduga punya gangguan mental adalah Snow White, dengan post-traumatic stress disorder (PTSD).

PTSD atau gangguan stres pasca trauma adalah gangguan mental yang terjadi saat seseorang mengalami gejala psikologis setelah mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis yang mengancam nyawa diri atau orang lain.

Menurut artikel jurnal berjudul "Disney's 'Snow White and the Seven Dwarfs': The Perceived Pervasiveness of Trauma" oleh Sarah J. Gervais tahun 2017, karakter Snow White menunjukkan beberapa gejala PTSD, seperti ketakutan dan ketegangan berlebihan, mimpi buruk berulang, serta perubahan perilaku dan suasana hati.

Dalam film Snow White and the Seven Dwarves, karakter ini mengalami ancaman pembunuhan dari ibu tiri yang jahat. Ia dikejar dan nyawanya terancam sampai harus bersembunyi di hutan.

Meskipun Snow White bertemu dengan tujuh kurcaci yang baik hati dan berhasil selamat dari ancaman, tetapi pengalaman traumatis yang mengancam nyawanya tersebut memberikan dampak jangka panjang pada kesehatan mentalnya.

2. Cinderella: Dependent Personality Disorder (DPD)

2. Cinderella Dependent Personality Disorder (DPD)
Dok. Disney Princess

Pernahkah kamu mendengar tentang Cinderella Complex? Gangguan mental yang diberi nama dari karakter Disney Princess ini disebut sebagai dependent personality disorder (DPD) dalam psikologi.

DPD atau gangguan kepribadian dependen adalah gangguan mental yang terjadi saat seseorang memiliki pola perilaku yang sangat bergantung pada orang lain untuk merasa aman dan bahagia, hal ini menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Menurut artikel jurnal berjudul "Cinderella and Her Sisters: The Pervasiveness of the Cinderella Archetype in Contemporary Popular Culture" oleh Susan R. Meyer tahun 2015, Cinderella mengalami DPD karena terlalu bergantung pada orang lain dan kurangnya kemampuan untuk membuat keputusan secara mandiri.

Dalam filmnya, Cinderella mengalami perlakuan buruk dari ibu tiri dan saudara tiri yang membuatnya merasa terisolasi. Namun, ia bergantung pada bantuan tokoh-tokoh yang baik hati, seperti ibu peri dan binatang-binatang peliharaannya.

Setelah mendapatkan hati sang pangeran dan hidup bahagia, Cinderella juga diketahui masih kurang percaya diri dengan pilihan yang ia buat.

Editors' Pick

3. Anna: Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

3. Anna Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
bustle.com

Beberapa artikel jurnal menghubungkan karakter Anna dari Frozen dengan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).

ADHD atau gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif merupakan gangguan perkembangan saraf yang memengaruhi fungsi eksekutif, impulsivitas, dan hiperaktivitas pada seseorang.

Beberapa penelitian telah mengemukakan argumen bahwa karakter Anna menunjukkan ciri-ciri dari ADHD, seperti sulit memusatkan perhatian, mudah terdistraksi, dan sulit mengontrol emosi dan perilaku.

Selain itu, Anna menunjukkan perilaku impulsif dan sering bertindak tanpa memikirkan konsekuensi dari tindakannya.

Contohnya ketika ia merencanakan perjalanan ke gunung bersama Kristoff, tanpa memikirkan keselamatan sendiri, Anna langsung melangsungkan rencananya.

4. Elsa: Avoidant Personality Disorder (APD)

4. Elsa Avoidant Personality Disorder (APD)
today.com

Karakter Elsa yang merupakan kakak dari Anna ini juga memiliki karakteristik yang menunjukkan gejala gangguan kepribadian menghindar atau avoidant personality disorder (APD).

APD adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan rasa inferioritas, ketakutan terhadap kritikan, penolakan dan juga perasaan tidak aman dalam hubungan interpersonal.

Dalam film Frozen, Elsa mengalami perasaan inferioritas, merasa tidak aman, dan enggan berhubungan dengan orang lain, bahkan dengan Anna. Dia selalu menghindari, bersembunyi, dan cenderung menolak bantuan dari orang lain, termasuk orang tua dan penasihat kerajaan.

Sebuah penelitian dalam jurnal Comprehensive Psychiatry tahun 2016 menunjukkan bahwa pengalaman trauma masa kecil dan lingkungan keluarga yang tidak stabil dapat memengaruhi perkembangan gangguan kepribadian menghindar.

Dalam film Frozen, Elsa memang mengalami trauma masa kecil ketika ia tidak sengaja melukai Anna dengan kekuatan es yang ia miliki. Trauma ini membuat Elsa merasa bersalah dan menjadi enggan berhubungan dengan orang lain karena takut akan melukai mereka.

5. Belle: Stockholm Syndrome

5. Belle Stockholm Syndrome
Dok. Disney Princess

Stockholm syndrome merupakan kondisi psikologis ketika seseorang yang menjadi korban penyanderaan, penculikan, atau menjadi tawanan mulai mengembangkan simpati atau empati pada pelaku, bahkan menganggapnya sebagai pelindung.

Hal ini tampak dalam film Beauty and the Beast (1991), ketika Belle diculik oleh Beast dan disekap di dalam kastil.

Awalnya, Belle merasa takut dan cemas, tetapi kemudian mereka mulai menjalin hubungan yang lebih dekat. Setelah diizinkan untuk keluar dari kamarnya, Belle mulai melihat sisi baik Beast. Belle kemudian menjadi makin terikat dengan Beast dan merasa ia bertanggung jawab untuk menyelamatkan Beast dari kutukan yang menimpanya.

Menurut artikel jurnal berjudul "Stockholm Syndrome in Beauty and the Beast" oleh Leslie Margolis tahun 1994, Belle mengalami Stockholm syndrome karenamulai merasa simpati dan terikat emosional dengan Beast secara bertahap, walau ia tahu dirinya ditahan. 

Namun, beberapa ahli juga berpendapat bahwa orang dalam situasi seperti Belle mungkin tidak sepenuhnya mengembangkan stockholm syndrome, tetapi mencari cara untuk bertahan hidup dan meredakan stres psikologis yang mereka alami

6. Aurora: Major Depressive Disorder (MDD)

6. Aurora Major Depressive Disorder (MDD)
Dok. Disney Princess

Aurora adalah karakter dari film animasi Disney Princess yang muncul dalam film Sleeping Beauty (1959). Karakternya digambarkan sebagai seorang putri menawan dan lembut yang hidup dalam dunia dongeng.

Meskipun begitu, beberapa analisis menunjukkan bahwa Aurora mungkin mengalami gangguan mental, terutama major depressive disorder (MDD).

MDD atau depresi mayor adalah gangguan suasana hati yang serius dan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Beberapa gejala depresi mayor yang dialami oleh karakter Aurora adalah hilangnya minat atau kegembiraan pada aktivitas yang dilakukan, perasaan sedih atau kekosongan yang intens, kelelahan, kegelisahan, dan kesulitan tidur atau tidur berlebihan.

Penulis Samantha Whitehead mengulas karakter Aurora dalam konteks depresi mayor dalam artikelnya yang berjudul "The Psychology of Disney Princesses: Aurora". Ia mengatakan bahwa Aurora mengalami depresi mayor yang disebabkan oleh perasaannya yang terjebak dalam situasi yang sia-sia dan kehilangan kontrol atas hidupnya.

7. Ariel: Body Dysmorphic Disorder (BDD)

7. Ariel Body Dysmorphic Disorder (BDD)
insider.com

Beberapa ahli psikologi mencurigai bahwa Ariel mengalami gangguan body dysmorphic disorder (BDD).

BDD adalah suatu kondisi saat seseorang memiliki obsesi terhadap kekurangan fisik tertentu pada dirinya dan merasa tidak puas dengan penampilannya, meski kekurangan tersebut mungkin tidak terlihat oleh orang lain.

Dalam film The Little Mermaid, Ariel ditunjukkan merasa tidak puas dengan kehidupan dan juga sirip putri duyungnya. Karakter berambut merah itu justru ingin memiliki kaki seperti manusia dan menjadi seorang manusia seutuhnya, bahkan rela menukar suaranya sendiri demi mendapatkan tubuh seperti manusia.

Artikel bertajuk "Body image and Disney Princesses" yang ditulis oleh Sarwer dan Brown tahun 2010 mengungkapkan bahwa banyak karakter Disney Princess yang memiliki proporsi tubuh yang tidak realistis.

Hal tersebut dapat menyebabkan anak-anak merasa tidak puas dengan penampilan mereka sendiri. Mereka juga menyatakan bahwa karakter-karakter tersebut dapat memperkuat stereotip gender yang tidak sehat dan tidak realistis.

Nah, itu dia 7 karakter Disney Princess yang mewakili mental disorder. Perlu diketahui, kesehatan mental itu sangat penting dan semoga jenis-jenis mental disorder berdasarkan karakter Disney Princess ini bermanfaat ya, Ma.

Baca juga:

The Latest