Bagaimana Perbedaan Parenting Style Memengaruhi Kehidupan Anak

Cari tahu parenting style yang membentuk anak berkualitas

19 Oktober 2023

Bagaimana Perbedaan Parenting Style Memengaruhi Kehidupan Anak
Unsplash/quokkabottles

Gaya pengasuhan atau parenting style yang diterapkan oleh orang tua dapat memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan dan kehidupan anak-anak.

Setiap orang tua memiliki cara sendiri dalam mendidik anak-anak, dan berbagai pendekatan ini dapat menghasilkan hasil yang berbeda.

Untuk itu, Popmama.com telah merangkum bagaimana perbedaan parenting style memengaruhi kehidupan anak, baik dari segi perilaku, kesejahteraan emosional, maupun perkembangan sosial mereka.

Dengan memahami ini, kita dapat lebih baik mengenali pentingnya peran orangtua dalam membentuk masa depan anak-anak.

1. Attachment parenting

1. Attachment parenting
Pexels/GustavoFring

Orangtua yang menerapkan pendekatan ini mengutamakan pembentukan ikatan emosional yang kuat dengan anak mereka melalui kedekatan fisik yang berkelanjutan dan responsif terhadap kebutuhan anak.

Anak-anak yang diberikan pengasuhan berdasarkan prinsip ikatan emosional seringkali memiliki hubungan yang aman, kecerdasan emosional yang lebih tinggi, serta perasaan kepercayaan dan keamanan. Meskipun demikian, mereka mungkin cenderung terlalu bergantung pada orangtua.

2. Helicopter parenting

2. Helicopter parenting
Freepik/peoplecreations
onerror="this.src='https://hikaru.popmama.com/images/image-not-found.png';

Orangtua pada gaya pengasuhan ini terlalu terlibat dalam kehidupan anak mereka, selalu melayang-layang, dan mengendalikan segala aktivitas dan keputusan mereka. Anak-anak yang dibesarkan oleh orangtua helikopter mungkin mengalami kesulitan dalam mengembangkan kemandirian, kemampuan pengambilan keputusan, dan kepercayaan diri.

Mereka juga dapat menghadapi kesulitan dalam mengatasi kegagalan dan stres. Pengawasan yang berlebihan ini dapat berdampak negatif pada perkembangan anak, mengurangi kemampuan mereka untuk belajar mandiri dan mengatasi tantangan kehidupan.

Sebaliknya, memberikan anak ruang untuk belajar dan berkembang dengan pengawasan yang seimbang dapat membantu mereka menjadi individu yang lebih mandiri dan tangguh.

3. Authoritative parenting

3. Authoritative parenting
Freepik/lifestylememory

Authoritative parenting atau gaya pengasuhan otoritatif adalah pendekatan orang tua yang bersikap hangat dan responsif terhadap anak-anak mereka, sambil tetap menetapkan harapan yang jelas dan masuk akal.

Mereka mendorong anak-anak untuk menjadi mandiri, memberikan panduan, serta memberikan dukungan yang diperlukan. Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga dengan gaya pengasuhan ini cenderung memiliki harga diri yang tinggi, kemampuan sosial yang baik, dan pencapaian akademis yang baik.

Mereka juga cenderung memiliki penyesuaian diri yang baik, bertanggung jawab, dan mampu membuat keputusan yang berlandaskan pemahaman yang baik.

Editors' Pick

4. Permissive parenting

4. Permissive parenting
Unsplash/Jonathan

Orangtua dengan gaya pengasuhan yang toleran atau permissive parenting cenderung memanjakan dan bersikap lunak, seringkali mengikuti keinginan anak mereka dan menghindari memberikan hukuman.

Mereka lebih fokus untuk menjadi teman anak daripada menjadi sosok otoritas. Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan pengasuhan yang toleran mungkin mengalami kesulitan dalam mengendalikan diri, menunjukkan perilaku impulsif, dan sulit mengikuti aturan.

Mereka juga mungkin mengalami kesulitan dalam prestasi akademis. Gaya pengasuhan ini cenderung kurang memberikan batasan dan panduan yang konsisten bagi perkembangan anak.

5. Free-range parenting

5. Free-range parenting
Freepik/pressfoto

Orang tua dengan gaya pengasuhan free-range memberikan anak-anak mereka kebebasan dan kemandirian yang tinggi. Mereka mendorong agar anak-anak menjadi mandiri dan bisa mengatur diri sendiri.

Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan 'free-range' cenderung mandiri, mampu memecahkan masalah, dan memiliki rasa percaya diri. Namun, mereka juga mungkin menghadapi risiko yang lebih tinggi, sehingga pengawasan tetap diperlukan.

6. Authoritarian parenting

6. Authoritarian parenting
Pexels/August

Authoritarian parenting atau gaya pengasuhan otoriter cenderung tegas dan menuntut, menetapkan aturan yang ketat dan mengharapkan ketaatan tanpa tanya-tanya. Orangtua otoriter sering kurang menunjukkan kehangatan dan dukungan emosional.

Anak-anak dari gaya pengasuhan ini mungkin memiliki rasa harga diri yang rendah, perilaku memberontak, serta mengalami tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi. Mereka juga mungkin kesulitan dalam mengambil keputusan dan mencapai kemandirian.

7. Tiger parenting

7. Tiger parenting
parenting.firstcry.com

Pengasuhan ini adalah pendekatan di mana orang tua mendorong anak-anak mereka untuk mencapai prestasi akademis dan berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler, seringkali dengan harapan yang ketat dan disiplin yang tegas.

Meskipun anak-anak yang dibesarkan oleh gaya pengasuhan ini mungkin mencapai prestasi akademis yang tinggi, mereka sering mengalami kecemasan, rendah diri, dan kelelahan.

Mereka juga mungkin kekurangan keterampilan penting dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan pengasuhan ini, meskipun bisa memberikan hasil akademis yang baik, seringkali menimbulkan dampak psikologis dan emosional pada anak-anak, yang perlu diperhatikan oleh orang tua dan masyarakat pada umumnya.

8. Laissez-faire parenting

8. Laissez-faire parenting
alphamom.com

Orangtua dengan gaya pengasuhan Laissez-Faire mengadopsi pendekatan tanpa campur tangan, memberikan anak-anak mereka kebebasan yang cukup serta kendali atas pilihan dan aktivitas mereka.

Anak-anak dalam keluarga dengan pendekatan Laissez-Faire mungkin mengembangkan kemandirian, namun, mereka juga mungkin mengalami kesulitan dalam menentukan batasan dan pengambilan keputusan.

Oleh karena itu, mereka bisa mendapat manfaat dari panduan dan struktur yang lebih banyak dalam mendukung perkembangan mereka.

9. Neglectful / uninvolved parenting

9. Neglectful / uninvolved parenting
Freepik

Orangtua yang abai cenderung menjaga jarak emosional dan fisik, memberikan sedikit bimbingan, dukungan, atau perhatian kepada anak-anak mereka.

Anak-anak dari orangtua yang abai mungkin mengalami rendahnya harga diri, rasa ketidakamanan, serta kesulitan dalam membentuk hubungan.

Mereka juga berisiko mengalami masalah perilaku dan emosional yang signifikan, seperti gangguan perilaku dan gangguan emosional.

Jadi, penting untuk diingat bahwa setiap anak berbeda dan tidak ada satu cara mendidik yang cocok untuk semua. Namun, dengan memahami bagaimana cara orangtua mendidik bisa berpengaruh pada anak, kita bisa lebih bijak dalam mengasuh mereka.

Yang terpenting adalah menciptakan lingkungan yang penuh cinta, perhatian, dan pengertian bagi anak-anak. Dengan begitu, mereka bisa tumbuh dengan baik dan bahagia dalam hidup mereka.

Baca juga: 

The Latest