Tak Terbentur Tapi Muncul Memar, Ada Apa pada Tubuh Anak?

- Mamar tanpa benturan adalah kondisi ketika darah terkumpul di bawah kulit akibat pecahnya pembuluh darah kapiler di jaringan dermis.
- Memar pada anak bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari aktivitas fisik hingga kondisi medis tertentu.
- Langkah pertama adalah mengompres area yang memar dengan es selama 24 hingga 48 jam pertama untuk mengurangi pembengkakan dan pendarahan di bawah kulit.
Sebagai orangtua dari anak yang masih balita, Mama tentu sangat memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada si Kecil, baik dari segi perilaku maupun kondisi fisik. Wajar saja, karena di usia yang sedang aktif-aktifnya ini, anak cenderung bergerak tanpa henti dan kadang bersikap ceroboh hingga bisa mencelakakan dirinya sendiri. Meskipun Mama sudah berusaha ekstra hati-hati, tetap saja ada hal-hal yang sulit diprediksi dari tingkah laku si Kecil.
Salah satunya, mungkin Mama pernah mendapati si Kecil tiba-tiba memiliki memar, padahal sepanjang hari hanya berada di rumah dan tidak terlihat terbentur apa pun. Anehnya lagi, memar tersebut mungkin tidak menimbulkan rasa sakit yang begitu berasa, tapi warnanya jelas terlihat dan cukup mencolok.
Lalu, apa sebenarnya penyebab memar seperti ini?
Tenang dulu, Ma, jangan buru-buru panik. Bisa jadi, memar tanpa benturan ini disebabkan oleh kekurangan vitamin tertentu dalam tubuh anak. Kok bisa, ya, kekurangan vitamin membuat kulit mudah memar? Nah, untuk tahu lebih jelasnya, simak artikel Popmama.com berikut ini tentang penyebab memar tanpa benturan, yuk!
Apa yang Dimaksud Memar?

Memar adalah kondisi ketika darah terkumpul di bawah permukaan kulit akibat pecahnya pembuluh darah kapiler di jaringan dermis. Hal ini biasanya terjadi karena adanya tekanan atau benturan pada area tubuh tertentu.
Jaringan di sekitar area yang terdampak akan mengalami kompresi, yang merusak pembuluh darah kecil dan menyebabkan darah keluar ke jaringan sekitarnya, sehingga timbul warna kebiruan atau keunguan pada kulit.
Menurut dr. Shannon Thompson, seorang dokter anak dari Riley Children’s Health, “Jika memar tidak disertai dengan pembuluh darah yang benar-benar pecah, muncul di area yang tidak biasa, atau anak tidak terlihat sangat kesakitan, maka kemungkinan besar tidak ada yang perlu dikhawatirkan.”
Penyebab Memar

Memar pada anak bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari aktivitas fisik hingga kondisi medis tertentu. Salah satu penyebab umum adalah aktivitas fisik berlebihan, seperti terlalu sering berolahraga, yang dapat menimbulkan tekanan pada pembuluh darah kecil di bawah kulit. Selain itu, kekurangan vitamin juga bisa menjadi faktor pemicu, terutama vitamin K dan vitamin C.
Vitamin K memiliki peran penting dalam proses pembekuan darah. Protein yang tergantung pada vitamin K juga berperan dalam pembentukan tulang dan kesehatan jantung. Menurut National Institutes of Health (NIH), asupan harian vitamin K yang dianjurkan untuk anak-anak adalah antara 30–60 mikrogram. Jika terjadi kekurangan, penanganannya bisa berupa suntikan vitamin K atau peningkatan asupan melalui makanan.
Sementara itu, vitamin C berfungsi menjaga kekuatan dan elastisitas pembuluh darah. Kekurangan vitamin ini dapat membuat pembuluh darah menjadi rapuh dan mudah pecah, sehingga meningkatkan risiko memar, meski tanpa benturan yang jelas.
Faktor lain yang juga berkontribusi adalah efek samping dari penggunaan obat-obatan tertentu, seperti pengencer darah (antikoagulan) dan obat pereda nyeri seperti ibuprofen, naproxen, atau aspirin. Obat-obatan ini dapat mengganggu proses pembekuan darah, sehingga kulit menjadi lebih mudah memar.
Namun, jika memar muncul terus-menerus tanpa sebab yang jelas, dan berlangsung dalam jangka waktu lama, bisa jadi ini merupakan tanda adanya kondisi medis yang lebih serius.
Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan tubuh mudah memar antara lain trombositopenia, penyakit von Willebrand, hemofilia, dan leukemia. Selain itu, kondisi seperti trombofilia, limfoma non-Hodgkin, sindrom Ehlers-Danlos, dan disseminated intravascular coagulation (DIC) juga dapat memicu gejala serupa.
Apa yang Perlu Dilakukan

Secara umum, memar akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari hingga minggu. Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mempercepat proses penyembuhan.
Langkah pertama adalah mengompres area yang memar dengan es selama 24 hingga 48 jam pertama untuk mengurangi pembengkakan dan pendarahan di bawah kulit. Setelah dua hari, kompres hangat dapat membantu melancarkan peredaran darah dan mempercepat pemulihan jaringan.
Selain itu, mengangkat bagian tubuh yang terkena memar ke posisi lebih tinggi dari jantung juga dapat mengurangi aliran darah ke area tersebut dan membantu mengurangi pembengkakan.
Penggunaan salep atau obat oles yang mengandung heparin sodium juga bisa membantu, namun perlu diperhatikan bahwa obat ini dapat menyebabkan reaksi alergi pada sebagian anak, sehingga sebaiknya lakukan tes terlebih dahulu atau konsultasikan dengan dokter.
Penting juga untuk memastikan asupan vitamin C dan vitamin K terpenuhi, karena keduanya berperan penting dalam menjaga kekuatan pembuluh darah dan proses pembekuan darah yang normal. Kekurangan salah satu dari vitamin ini dapat membuat anak lebih rentan terhadap memar, bahkan tanpa benturan yang jelas.
Namun, jika memar tidak kunjung membaik dalam beberapa minggu, atau muncul secara berulang tanpa penyebab yang jelas, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter anak.
Beberapa tanda yang perlu diwaspadai antara lain memar yang muncul berulang dalam pola yang sama, memar yang tidak terasa sakit, memar yang muncul secara acak tanpa adanya cedera, memar berwarna hitam di kaki atau di bagian tubuh yang tidak biasa, serta anak yang tiba-tiba mulai berjalan pincang akibat memar.
Kondisi-kondisi ini bisa menjadi indikasi adanya gangguan perdarahan atau masalah kesehatan lain yang lebih serius dan membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut oleh tenaga medis.
Makanan Apa yang Mengandung Vitamin C dan K

Vitamin C dan vitamin K merupakan dua nutrisi penting yang berperan besar dalam menjaga kesehatan tubuh, termasuk dalam mencegah memar. Vitamin C membantu memperkuat daya tahan tubuh serta menjaga kesehatan kulit dan pembuluh darah, sehingga mengurangi risiko memar akibat pembuluh darah yang rapuh.
Sumber vitamin C yang mudah ditemukan antara lain buah-buahan seperti jeruk, stroberi, kiwi, mangga, pepaya, nanas, dan jambu biji, serta sayuran seperti brokoli, paprika merah, bayam, tomat, dan kentang.
Sementara itu, vitamin K memiliki fungsi utama dalam proses pembekuan darah dan juga berperan dalam menjaga kesehatan tulang. Kekurangan vitamin K dapat menyebabkan tubuh lebih mudah mengalami perdarahan dan memar.
Makanan yang kaya vitamin K antara lain sayuran hijau seperti kale, bayam, brokoli, kubis, asparagus, dan selada.
Selain itu, buah-buahan seperti kiwi, alpukat, dan anggur juga mengandung vitamin K, serta produk fermentasi seperti keju, natto (kedelai fermentasi), dan yogurt.
Pencegahan untuk Memar

Memar umumnya terjadi akibat benturan, dan pada anak-anak yang sedang aktif tumbuh dan menjelajahi lingkungan sekitarnya, memar sering kali menjadi bagian alami dari proses tumbuh kembang. Meski begitu, ada beberapa langkah pencegahan yang dapat Mama lakukan untuk meminimalkan risiko terjadinya memar pada si Kecil.
Pertama, pastikan anak mengenakan perlindungan tubuh saat berolahraga, seperti pelindung tulang kering, bahu, lutut, dan paha. Saat bersepeda atau melakukan aktivitas fisik yang berisiko, kenakan helm yang pas dan sesuai standar keselamatan. Di rumah, Mama bisa melakukan childproofing dengan memasang pelindung sudut di tepian meja atau perabotan tajam lainnya untuk mengurangi dampak benturan saat anak terjatuh atau menabrak.
Selain itu, penting untuk mengawasi anak yang masih kecil saat mandi untuk mencegah terpeleset. Gunakan lampu malam agar anak bisa melihat jalan dengan jelas saat bangun di malam hari, serta pasang pagar pembatas di sisi tempat tidur untuk mencegah anak jatuh saat tidur.
Dengan upaya-upaya sederhana ini, risiko anak mengalami memar dapat ditekan, tanpa menghalangi kebebasan mereka untuk aktif dan bereksplorasi.
Itu dia penjelasan dari penyebab memar tanpa benturan. Cek yuk, Ma, apakah anak mama sudah cukup asupan vitamin C dan K-nya atau belum.