Baca artikel Popmama lainnya di IDN App

7 Pertolongan Pertama Demam Berdarah pada Anak, Pantau Tanda Dehidrasi

anak demam.jpg
Pexels/Vika Glitter

Memang sudah tak dipungkiri lagi, demam berdarah (DBD) selama ini telah menjadi penyakit yang terasa mengkhawatirkan bagi para orangtua ketika menyerang anak.

Terlebih lagi, kasus demam berdarah di Indonesia juga terbilang tidak sedikit. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pun mencatat, ada 38.740 kasus DBD dengan 182 kematian hingga tanggal 13 April 2025.

Meski demikian, Mama bisa meminimalisir rasa takut tersebut dengan memahami terlebih dahulu pertolongan pertamanya. Pasalnya, Mama nanti akan bisa mengambil tindakan antisipasi dengan cepat, sehingga anak mendapatkan perawatan medis yang tepat.

Mari, kenali pertolongan pertama demam berdarah pada anak lewat artikel Popmama.com kali ini!

Kumpulan Tindakan Pertolongan Pertama Demam Berdarah pada Anak

1. Tempelkan kompres hangat saat anak mulai demam

anak sakit (1).jpg
Freepik/user18526052

Mama memang harus mengenali terlebih dahulu gejala demam berdarah. Perlu Mama ketahui, demam tinggi merupakan salah satu gejala dari penyakit DBD.

Apabila anak mulai merasa demam, Mama bisa segera menempelkan kompres hangat pada bagian dahi, lipatan ketiak, atau lipatan paha anak. Kompres hangat bisa membantu melebarkan pembuluh darah di permukaan kulit, sehingga panas tubuh bisa cepat keluar.

Ketika ingin mengompres hangat anak, pastikan Mama membasahi kain dengan air hangat suam-suam kuku atau tidak panas, dan jangan lupa untuk peras hingga kain tidak terlalu basah.

2. Berikan obat pereda nyeri dan penurun demam

anak minum obat.jpg
Freepik

Tidak hanya kompres hangat, Mama juga bisa memberikan obat pereda nyeri dan penurun demam sebagai pertolongan pertama. Tindakan ini dapat membantu meringankan gejala DBD, seperti nyeri tubuh, sakit kepala, dan demam tinggi.

Ketika memberikan obat, hindari memberikan aspirin dan ibuprofen pada anak karena berisiko menyebabkan pendarahan. Selain itu, Mama juga perlu pastikan memakai obat-obat tersebut sesuai dengan petunjuk dokter.

3. Pantau tanda-tanda dehidrasi pada anak

anak capek.jpg
Freepik

Mama harus tahu, demam berdarah ternyata bisa meningkatkan risiko dehidrasi pada anak. Hal itu bisa terjadi karena gejala demam tinggi, diare, dan muntah-muntah.

Oleh karena itu, jangan pernah lupa untuk memantau tanda-tanda dehidrasi. Gejalanya bisa seperti bibir kering, urine berwarna gelap, mata cekung, hingga kulit tidak elastis ketika dicubit.

Apabila tanda tersebut muncul, maka Mama perlu meningkatkan asupan cairan anak dan jangan ragu untuk segera membawa dia ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat oleh dokter.

4. Berikan makanan bergizi dan minum yang cukup pada anak

sup ayam.jpg
Freepik/jcomp

Anak yang mengalami DBD biasanya sering kehilangan nafsu makan. Tentu saja, ini bisa menjadi tantangan bagi Mama untuk memberikan makanan pada anak.

Untuk mengatasi ini, Mama bisa memberikan makanan yang ringan, tetapi nilainya tetap bergizi. Makanan tersebut bisa berupa sup ayam, atau bubur, maupun buah-buahan segar.

Perlu Mama tahu, anak tetap harus mengonsumsi makanan bergizi ketika dia mengalami DBD. Dengan mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang, proses pemulian anak bisa terbantu.

Selain itu, Mama juga jangan lupa untuk memberikan minum yang cukup pada anak. Mama bisa memberikan si Kecil banyak minum air putih.

5. Pastikan ruang istirahatnya nyaman

anak istirahat.jpg
Freepik

Merawat anak yang mengalami DBD di rumah merupakan salah satu bentuk pertolongan pertama yang bisa Mama lakukan.

Oleh karena itu, apabila anak beristirahat di kamar, pastikan ruangan tersebut memiliki sirkulasi udara yang baik. Bila perlu, Mama bisa memakai kipas angin atau pendingin udara.

Kemudian, hindari untuk memberikan selimut tebal kepada anak karena hal tersebut bisa membuat anak merasa gerah. Dengan melakukan ini, anak tentunya bisa beristirahat dengan baik selama proses perawatan mandiri di rumah.

6. Biarkan anak beristirahat

anak istirahat (1).jpg
Freepik/pvproductions

Selama proses perawatan, Mama juga perlu memastikan anak beristirahat dengan baik. Hal ini bertujuan agar kesehatan si Kecil dapat cepat membaik.

Bila perlu, Mama bisa meminta anggota keluarga lainnya untuk sementara waktu tidak melakukan aktivitas yang menimbulkan suara. Ini penting agar anak bisa beristirahat tanpa terganggu apa pun.

Selain itu, cobalah untuk menjauhkan benda-benda yang berisik dan berpotensi mengganggu anak beristirahat, seperti misalnya smartphone, tablet, atau bahkan televisi.

7. Jangan ragu ke rumah sakit untuk mendapat penanganan medis

rumah sakit.jpg
Freepik/wavebreakmedia_micro

Merawat secara mandiri memang bisa Mama lakukan. Namun, Mama perlu waspada apabila gejala yang dialami si Kecil tidak menghilang atau malah justru semakin memburuk dari hari ke hari.

Misalnya, si Kecil awalnya tampak demam saja, kemudian di hari berikutnya terjadi pendarahan di gusi, mengigau, dan sering muntah. Jika terjadi seperti itu, maka segera bawa anak ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan dari dokter.

Ingat, jangan pernah menunda waktu karena kondisi tersebut dapat memburuk dengan cepat.

Ketua Tim Kerja Arbovirosis, Kementerian Kesehatan RI, dr. Fadjar SM Silalahi, pun menjelaskan bahwa banyaknya kasus kematian DBD di Indonesia diakibatkan terlambatnya penanganan.

Pasien yang datang ke rumah sakit pun kabarnya sudah dalam kondisi yang parah, seperti trombosit sangat rendah, di mana kondisi tersebut bisa meningkatkan risiko pendarahan otak.

"Sebagian besar kematian karena keterlambatan. Artinya, kondisi DBD-nya sudah parah. Rata-rata pasien datang ke RS atau fasilitas kesehatan setelah lebih dari 3-4 hari mengalami demam tidak biasa. Kondisi seperti itu sudah sulit tertolong," katanya dalam kegiatan media briefing Waspada DBD: Lindungi Keluarga, Selamatkan Masa Depan, Rabu (23/4/2025), di Jakarta.

Itulah berbagai tindakan pertolongan pertama demam berdarah pada anak yang bisa Mama lakukan di rumah. Semoga artikel ini membantu ya, Ma.

Share
Editorial Team